Dengan perlahan Falesha mengangkat tangan nya dan meraih tangan Keenan, disaat Keenan akan siap menarik tangan Falesha untuk pergi dari pesta itu, Falesha menarik tangan Keenan dan membawanya kedalam pelukan nya. Tentunya hal itu membuat Keenan tidak bisa mengatakan sepatah kata pun, selama mereka tumbuh dan hidup bersama, ini kali pertama Falesha memeluk nya dan ingin dekat dengannya.
"Aku tau maksud dan tujuan baik mu, tapu percayalah ini hanya terjadi sebentar dan aku akan menyelesaikan semuanya dengan cepat. Terkadang kita harus kecewa dan menghadapi sesuatu yang tidak kita inginkan dulu untuk mencapai tujuan kita." Ucap Falesha sambil memeluk Keenan dan menepuk lembut bahu Keenan.
Melihat Keenan yang sudah semakin tenang, Falesha melepaskan pelukannya dan tersenyum kepada Keenan. Hari ini Falesha benar benar berubah dan menjadi aneh, hal itu membuat Keenan masih belum terbiasa. Karena Falesha yang biasanya bersifat cuek dan pendiam sekarang menjadi mau berbicara dan mendekati mereka.
"Pergilah nikmati pestanya, aku harus keluar sebentar lagi untuk acara akad nya." Ucap Falesha.
"Apa kamu yakin bisa menyelesaikan semua ini seorang diri? Bagaimana jika kamu benar benar menyukai pria itu?" Tanya Keenan.
"Aku melakukan ini hanya untuk membantu Tante Fathiya dan mendapatkan informasi tentang musuhku. Bukankah ini akan menjadi hal yang baik untuk kumanfaatkan untuk menemukan tujun hidup ku selama ini?" Jawab Falesha.
Kenann hanya diam dan terlihat ragu ragu.
"Aku hanya perlu mendapatkan informasi dan mengambil keuntungan disini, setelah tugasku selesai aku akan mencari cara untuk pergi darinya. Setelah itu, aku akan mengikuti mu dan kita bawa yang lainnya pergi dari negara ini, kita akan menikmati kehidupan baru kita." Ucap Falesha untuk meyakinkan Keenan.
Akhirnya Keenan bisa lega dan percaya dengan ucapan Falesha. Keenan memutuskan untuk keluar dari ruangan dan menikmati pesta pernikahan wanita yang disukai nya itu.
Falesha menarik nafas panjang, mencoba menjernihkan pikiran nya, berfikir bahwa dia sudah melakukan suatu yang benar dan dia bisa melewati semua ini. Setelah beberapa pelayan wanita datang, Falesha melangkahkan kakinya keluar dari ruangan dan berjalan menuju pelaminan.
Terlihat di pesta itu semua orang sudah menantikan dan penasaran dengan pengantin wanita nya, dari kejauhan terlihat Zayan tersenyum melihat Falesha yang berjalan mendekati nya. Tentunya tidak sedikit dari para wanita muda dan Ibu ibu yang merasa iri melihat Falesha dan ingin berada di posisi Falesha sebagai menantu dari keluarga Rafardhan.
Zayan menyambut tangan Falesha dan membawanya duduk disampingnya. Kemudian acara akad pun dimulai dan disaksikan oleh semua tamu undangan.
"Kamu sudah sah menjadi istriku dan sekarang kamu harus terbiasa hidup dengan aturan keluargaku." Bisik Zayan ke telinga Falesha.
"Bukankah hidupmu selama ini tidak memiliki aturan?" Jawab Falesha.
"Apa kamu tidak berbicara tentang dirimu sendiri?" Ucap Zayan kesal.
Setelah akad dan bersalaman dengan para kerabat, Falesha merasa lelah dan ingin beristirahat diruangan khusus pengantin. Melihat Falesha yang kesulitan mengangkat gaun pengantin, Zayan berjalan mendekati Falesha dan membantunya untuk membawa gaun pengantinnya. Mereka berjalan menuju ruang pengantin dan tiba tiba berhenti di ujung lorong saat mendengar ada seseorang yang berbicara.
"Nadhifa, haruskah kita menikah saja? Aku akan coba bicara dengan keluargaku dan keluargamu." Ucap Rahel.
"Apa maksudmu? Kenapa kamu harus menikahiku, lalu bagaimana dengan Chika? Apa kamu akan membiarkan nya terluka? Jika kamu benar benar melalukan itu, Chika akan merasakan sakit yang lebih dari yang aku rasakan." Jawab Nadhifa.
"Tapi aku tidak bisa membiarkanmu bersedih seperti ini, aku mencintaimu Nadhifa."
"Badai pasti berlalu, semua hal buruk akan berlalu seiring berjalan nya waktu. Sekali pun sekarang aku tidak bisa menerima nya dan merasakan sakit, tapi aku yakin bahwa nanti semuanya akan hilang dan hanya tinggal sebuah cerita. Pergilah, aku sudah menguatkan hatiku untuk kepergianmu, aku akan mengikhlaskan kamu menikah dengan wanita lain. Bahagiakan dia dan jangan sakiti dia, biarlah kita menjadi sahabat yang akan tetap bisa bersama walaupun tidak bersama seperti yang kita bayangkan." Jawab Nadhifa.
"Fa... "
"Takdir memang aneh, terkadang kita dipertemukan dengan seseorang yang sangat kita cintai namun belum tentu kita bisa bersama seperti keinginan kita. Tetaplah menjadi Rahel yang kukenal dan jangan khawatirkan aku lagi." Jawab Nadhifa kemudian berjalan meninggalkan Rahel sendirian di lorong.
Rahel menundukkan kepalanya menatap lantai dan terlihat menahan hatinya yang terasa sangat sakit, Rahel tidak bisa menahannya lagi dan membuat air matanya jatuh ke pipi nya.
Zayan menarik tangan Falesha dan membawanya keruangan pengantin khusus pria.
"Beristirahat lah diruangan ini, akan terlalu memalukan bagi mereka jika tau kita melihat nya." Ucap Zayan kepada Falesha.
Falesha tida menjawab dan hanya duduk disofa yang ada di hadapan Zayan. Falesha menatap Zayan dengan dalam tanpa berbicara.
"Apa mereka sudah saling mencintai sebelum Ibu dan Ayahmu menikah?" Tanya Falesha.
"Tidak, mereka mulai menyukai setelah Ayah da Ibu ku menikah. Awal nya Paman Rahel sudah mencoba mengatasi semuanya dan membuat mereka tidak terlalu dekat agar perasaan mereka tidak semakin mendalam, tapi siapa yang bisa menahan dirinya jika sudah jatuh Cinta. Mereka menjadi semakin dekat dari waktu ke waktu namun tidak bisa memilki, mereka memiliki perasaan yang sama dalam nya tapi tidak mampu untuk memiliki satu sama lain. Mereka terlihat sangat menyedihkan." Jawab Zayan yang sudah duduk di hadapan Falesha.
"Kenapa mereka tidak menikah saja? Bukankah tidak masalah?"
"Apa maksudmu tidak apa apa, apa nanti yang akan dipikirkan orang orang jika mengetahuinya." Jawab Zayan.
"Aku heran, kenapa kalian terlau memikirkan omongan orang lain? Cukup lakukan apa yang membuat kalian bahagia." Jawab Falesha.
"Hah kenapa kamu berbicara tentang melakukan sesuatu yang membuat bahagia jika kamu saja melakukan sesuatu yang tidak membuatmu bahagia." Ucap Zayan.
"Benar juga, aku benar benar frustasi setiap kali mengingat kalau aku sudah menikah." Jawab Falesha.
Zayan langsung menatap Falesha tajam setelah mendengarkan ucapan Falesha itu.
"Aku berharap mereka bisa bersama." Ucap Falesha pelan.
"Iya, aku berharap salah satu dari mereka ada yang berani mengambil langkah dan bisa saling memiliki pada akhirnya." Jawab Zayan.
Hari itu mereka berbincang lebih banyak dia biasanya, mereka terlihat sudah mulai bisa mengakrabkan diri satu sama lain. Falesha yang dulunya pendiam dan enggan berbicara, sekarang mulai berbicara dan mengatakan banyak lelucon dengan Zayan. Walupun untuk saat ini Falesha hanya mau bebicara banyak dengan Zayan, itu sudah merupakan perkembangan yang baik untuk hubungan mereka. Entahlah, Zayan tidak tau apa yang dirasakan nya tapi yang dia tau adalah dia nyaman berada dekat dengan Falesha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)
Romancesebuah misi balas dendam yang berakhir menjadi pernikahan. seorang gadis yang dibesarkan tanpa orang tua kandung menjadi gadis yang tidak mengenal rasa takut dan bertahan hidup hanya untuk membalaskan dendam nya. gadis yang sudah menyimpan banyak ke...