Pantai

2.6K 123 4
                                    

"Aku akan pulang, ada beberapa urusan yang harus aku selesaikan. Kembalilah kerumah." Ucap Chika kemudian berdiri dari duduknya.

"Aku akan mengantarmu." Ucap Rahel.

"Tidak Hel, aku akan pergi sendiri. Temuilah Nadhifa dan bicarakan ini padanya." Jawab Chika kemudian mengambil tasnya dari atas meja dan pergi meninggalkan Rahel.

Walaupun terasa berat, Chika harus berusaha melangkahkan kakinya dan keluar dari restoran itu. Chika melangkah kan kakinya dengan luka yang ada dihatinya. Butiran mutiara mengalir dari pipi nya dan membuat nya merasa lebih lega karena sudah melakukan hal yang terbaik bagi nya. Chika menyeka air mata nya dan mencoba tersenyum untuk dirinya sendiri, seakan mengatakan.
"semuanya akan baik baik saja. "

Dengan menggunakan sebuah taksi, Chika pergi menemui orang tua Rahel dan mencoba menjelaskan semuanya.

"Chika, masuklah nak." Ucap Ibu Halwa kepada Chika yang baru saja tiba didepan pintu rumah mereka.

Chika tersenyum dan masuk kedalam rumah orang tua Rahel itu. Chika meminum segelas teh buatan Ibu Halwa dan mencoba menarik nafas panjang. Tanpa basa basi, Chika mengatakan semuanya agar semuanya terlihat jelas.

"Ibu, aku rasa pernikahan kami tidak bisa dilaksanakan. Ada banyak hal yang kupikir tidak cocok diantara kami, jadi aki memutuskan untuk membatalkan pernikahan ini demi kebaikan kami bersama." Ucap Chika.

Ibu langsung menatap sendu kearah Chika. Sebenarnya, semua orang sudah tau kalau Rahel memiliki perasaan kepada Nadhifa, mereka bahagia akan itu tapi mereka juga tidak berani mendukung keduanya. Mereka juga sempat terkejut setelah mendengar Rahel akan menikahi Chika padahal dia mencintai Nadhifa, namun mereka hanya ingin melihat bagaiamana akhir dari cinta segitiga itu.

"Apa kamu yakin akan melepaskan nya? Akan sulit bagimu untuk mendapatkan nya kembali." Ucap Ibu Halwa.

"Aku sudah yakin dengan keputusan ku Bu, maafkan aku. Maaf jika aku lancang, tapi aku pikir akan Bagus jika Nadhifa dan Rahel bersama." Ucap Chika sambil menangis dan menunduk.

Ibu memegang tangan Chika dan memeluk nya.

"Kamu gadis yang baik, dan kamu akan mendapatkan yang terbaik untuk pendamping mu. Jangan bersedih, semua akan baik baik saja." Jawab Ibu Halwa sambil menepuk lembut bahu Chika.

Setelah selesai dengan urusan nya, Chika berpamitan dan kembali pulang kerumahnya.

Namun, Chika ingin menyelesaikan semuanya dengan cepat. Jadi, keesokan harinya Chika datang kerumah Orang tua Nadhifa dan berencana ingin membantu Nadhifa dan Rahel.

"Maaf Tante, aku datang secara mendadak." Ucap Chika kepada Tante Refa.

"Tidak masalah, kamu kan akan segera menikah jadi nanti kedepan nya akan sulit menemui mu karena kamu asik dirumah." Jawab Tante Refa sambil menyeruput teh yang ada di tangan nya.

"Tapi sepertinya aku tidak akan menikah Tante. Aku sudah membatalkan pernikahan nya." Ucap Chika.

Tante Refa langsung berhenti minum dan menatap Chika tidak percaya.

"Tante maafkan aku, tapi tidak bisakah Tante menyetujui Nadhifa untuk menikah dengan Rahel? Mereka saling mencintai Tante." Ucap Chika.

Jreng....

Sebuah suara pecahan kaca terdengar tepat dibelakang Chika. Mereka langsung melihat apa yang terjadi dan merasa terkjut saat melihat Nadhifa yang berdiri di belakang Chika. Mereka langsung berdiri dan menatap Nadhifa.

"Apa kamu pikir kamu akan menjadi pahlawan jika melakukan ini? Apa kamu sudah gila? Dimana pikiranmu?!" Teriak Nadhifa kepada Chika.

"Nadhifa aku hanya membantumu untuk bisa bersama dengan Rahel seperti yang kalian inginkan." Jawab Chika.

"Hah, kamu pikir aku tidak tau bagaimana pandanganmu terhadapku? Kamu hanya kasihan kepadaku dan ingin menjadi pahlawan. Kamu pikir aku akan senang dan berterima kasih setelah kamu melakukan ini? Aku malah merasa marah dan emosi mendengarnya. Aku tidak pernah ingin menghancurkan hubungan orang lain hanya karena perasaan yang kumiliki. Berhenti menggangguku dan atur saja hidupmu sendiri! " Teriak Nadhifa kemudian berjalan keluar dari rumah nya.

Chika terlihat terluka dan akhirnya tidak mampu menahan air matanya, Tante Refa langsung menghampiri Chika dan mencoba menenangkan nya.

Tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi, Chika menelepon Rahel dan meminta Rahel untuk mengikuti Nadhifa.

***

Tepat di tepi pantai yang dan laut yang luas, Nadhifa memarkirkan mobilnya tepat di tepi pantai. Nadhifa duduk di dalam mobil dan memperhatikan pemandangan laut yang ada didepan nya dari dalam mobil. Nadhifa menatap laut dengan dalam sampai akhirnya membuatnya menjatuhkan air mata.

"Aku sudah sangat tertekan setelah mengetahui mereka akan menikah tapi dia malah menambah tekanan bagiku dengan melakukan itu. " Gumam Nadhifa sambil menangis tersedu sedu.

Dari kejauhan, terlihat seorang pria berlari menghampiri mobil Nadhifa. Lelaki itu adalah Rahel, dan terlihat Chika juga ikut berlari disampingnya. Rahel mengetuk ngetuk kaca mobil Nadhifa meminta Nadhifa untuk membukanya, karena tidak ingin terlihat begitu marah akhirnya Nadhifa membuka kaca mobil nya dan keluar dari mobil. Tidak jauh dari pantai ada sebuah cafe kecil yang terbuat dari bahan kayu dan bergaya panggung, mereka memutuskan untuk berbincang disana sambil memesan beberapa minuman. Berulang kali Rahel terlihat menatap Nadhifa yang tidak mau berbicara dan hanya menatap ke arah lautan. Sedangkan Chika berulang kali memperhatikan mereka berdua.

"Maaf Nadhifa jika kamu merasa tersinggung dengan apa yang aku lakukan, tapi ak... "

"Tidak bisakah kamu hentikan? " Ucap Nadhifa memotong perkataan Chika.

"Aku sudah begitu terluka pada awalnya saat tau kalian akan menikah, aku juga muak melihat mu dari dulu tapi aku mencoba menerima semuanya dan menganggap mu seperti temanku walaupun aku tidak bisa mengakui kalau kita memang bersaudara. " Lanjut Nadhifa.

"Fa, jangan terlalu kasar padanya, dia hanya mementingkan mu." Ucap Rahel.

"Aku benar benar membenci kalian berdua sekarang. Tidak bisakah kalian menikah saja dan hidup bahagia? Tidak perlu mengkhawatirkan aku! Aku punya cara dan jalan hidup ku sendiri, lelaki bukan hanya Rahel dan aku yakin cepat atau lambat aku bisa melupakan nya. " Ucap Nadhifa.

"Tapi ini sudah bertahun tahun lamanya semenjak kamu menyimpan perasaan padanya, Rahel pernah memintamu menjauh bahkan menolakmu tapi apa? Kamu malah semakin mencintainya dan mencintainya. Apa kamu pikir aku akan percaya jika kamu rela melihat kami menikah? " Ucap Chika.

"Apa hak mu untuk mengatur perasaanku? Biarkan aku sendiri yang menentukan bagaimana perasaan ku. Jangan pernah muncul didepan ku lagi, pergilah menikah dan tidak perlu memandang ku dengan tatapan aneh, aku tidak butuh belas kasihan kalian. Tidak bisakah kalian menikah saja tanpa memperdulikan aku? Aku sudah cukup tersiksa menahan perasaan ku sendiri jadi jangan menambah beban ku." Ucap Nadhifa kemudian berdiri dari kursinya.

Nadhifa menarik tad nya dan berjalan pergi meninggalkan mereka, terlalu sakit memang tapi itu semua harus dilakukan Nadhifa agar Rahel bisa mengikhlaskan nya. Nadhifa menyeka air mata yang jatuh di pipinya dan menekan keras dada nya sendiri, seakan mencoba menahan sakit yang dirasakan nya. Dia harus berbohong seolah olah bisa melupakan Rahel demi kebahagiaan pria itu.

Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang