chapter 2

4.3K 223 1
                                    

Setelah beberapa hari dari kejadian kapal itu, Falesha hanya berdiam diri villa tanpa melakukan apapun. Sesekali, Falesha hanya melirik surat yang diberikan Kakek nya kepada nya itu. Karena hanya itu satu satu nya kenangan yang dimiliki nya dari keluarga kandung nya, dari surat itu juga dia bisa mengetahui siapa nama nya dan siapa musuh nya. Namun, hanya sedikit yang dia ketahui tentang musuh nya, dan karena hal itulah yang membuat Falesha belum. Berhasil menemukan musuh nya itu sampai sekarang.

Kring... Kring...

Sebuah panggilan telepon dari paman Hikam masuk ke Hp Falesha.

"Sha, datanglah nanti ke restoran xxx. Kita akan mengadakan pesta disana, uang nya sudah ditransfer dan bagian mu sudah aku kirimkan." Ucap Paman Hikam.

"Pergilah tanpa ku." Jawab Falesha.

"Tidak, kamu harus ikut juga karena ini semua berhasil berkat mu juga."

"Aku akan datang kalau punya waktu." Jawab Falesha kemudian menutup telepon nya.

"Gadis ini, dia selalu mematikan telepon sebelum aku selesai bicara. Padahal dia sangat punya banyak waktu, tapi dia malah memilih menghabiskan waktu merenungi kehidupan nya dan musuh nya di villa." Gerutu paman Hikam.

Paman Hikam dan Tante Fathiya bersiap siap dan memberitahukan kepada semua anak didik nya itu. Mereka semua tinggal di tempat paman Hikam, kecuali Falesha. 2 tahun terakhir, Falesha memilih untuk keluar dari rumah paman Hikam dan membeli sebuah villa yang ada di perbukitan yang dibawah bukit terdapat laut biru yang Indah, namun masih dekat dengan kota. Falesha memilih tempat itu hanya karena suasana nya yang tenang dan Falesha menyukai itu.

Pesta keberhasilan mereka akhirnya tiba dan mereka memesan semua yang diinginkan. Paman Hikam tidak pernah pelit masalah uang dan selalu memberikan yang terbaik untuk anak didik nya. Disaat mereka sedang asik makan dan berpesta, akhirnya Falesha datang ke restoran itu. Semua orang terlihat bahagia karena kedatangan Falesha.

"Makanlah, makan semua yang kamu inginkan." Ucap Tante Fathiya kepada Falesha.

Falesha mengambil garpu dan menusuk bakso yang ada dihadapan nya.

"Kamu masih menyukai bakso ternyata." Ucap Rafka sambil tersenyum kepada Falesha.

"Makan saja makanan mu." Jawab Falesha tanpa ekspresi kepada Rafka.

Disaat mereka sedang asik makan, paman Hikam mendapat telepon yan entah dari siapa itu. Namun, setelah nya paman Hikam terlihat bersemangat dan berbicara kepada Falesha.

"Falesha, aku pikir ini hanya bisa dilakukan untukmu." Ucap Paman Hikam.

Falesha tidak menoleh ke arah paman Hikam dan fokus kepada makanan nya.

"Kamu ingat tidak pria muda yang kita cari kemarin?" Tanya Paman Hikam.

"Ah pria semata wayang yang dicari cari oleh orang tua nya itu?" Sahut Sakhi.

"Benar, aku sudah menemukan dimana keberadaan nya. Kita akan segera mendapat kan uang jika berhasil memberikan nya kepada orang tua nya. karena hanya kamu yang baru datang dan belum makan banyak makanan, jadi kamu yang akan membawa nya oke." Ucap Paman Hikam kepada Falesha.

"Kenapa harus aku? Minta mereka melakukan nya." Jawab Falesha.

"Ayolah Sha, aku akan membantumu menemui informasi tentang orang yang kamu cari tiu secepat nya." Ucap Paman Hikam.

Mendengar itu, Falesha langsung berdiri dan mengambil kunci mobil milik paman Hikam.

Falesha melajukan mobil nya kejalanan dan menuju ke alamat yang diberikan kepada nya. Sebuah club terbesar di kota itu, itulah tempat yang akan di masuki oleh Falesha. Falesha melangkahkan kaki nya dan masuk kedalam club itu.

"Aah aku benar benar membenci tempat ini." Gerutu Falesha sambil menutup hidung nya dengan jari nya.

Falesha membuka Hp dan melihat foto lelaki yang akan ditemui nya. Akhirnya, Falesha memutuskan untuk  menelepon paman Hikam dan mencari tahu dimana keberadaan pria itu.

"Kamu sudah di club? Aktifkan kamera lensa mu." Ucap paman Hikam.

Falesha kemudian mengaktifkan kamera lensa nya dan membiarkan paman Hikam membantu nya menemui lelaki itu.

"Cobalah menelusuri kamar nya Sha, aku dengar dia berada disalah satu kamar disana." Ucap Paman Hikam.

"Kenapa harus kamar? Aku sudah sangat membenci tempat ini dan harus menghadapi kamar nya pula." Jawab Falesha namun tetap berjalan menelusuri kamar.

Falesha melangkahkan kaki nya dan mencoba mengintip disetiap kamar yang pintu nya terbuka. sampai akhirnya sebuah tangan datang dari dalam ruangan dan menarik tangan Falesha untuk masuk kedalam kamar. Falesha tidak tau apa yang terjadi dan dia sudah terhempas diatas sofa. Falesha langsung menutup wajah nya ketika melihat siapa yang sedang berada di hadapan nya.

"Aku sudah mencari mu kemana mana dan aku tidak menduga kamu akan datang ke kandang ku." Ucap Zayan.

"Aku tidak mengerti apa yang anda katakan." Jawab Falesha kemudian berdiri dan berjalan menuju pintu.

Zayan langsung menarik tangan Falesha dan mendorong Falesha ke dinding.

"Siapa kamu sebenarnya?" Tanya Zayan.

"Apa begitu penting nya bagimu untuk mengetahui siapa aku?" Jawab Falesha.

"Tentu, kamu gadis yang sudah berani menodongkan pisau kepada ku. Karena itulah aku harus tau siapa kamu sebenarnya."

"Aku tidak datang untuk menemui mu, aku punya urusan lain."

"Apakah salah satu pekerjaan mu? Aku penasaran apa sebenarnya yang kamu kerjakan." Jawab Zayan.

"Falesha apa yang terjadi? Kenapa anak dari HK group bisa menemui mu lagi?" Ucap paman Hikam dari balik telepon.

Falesha mengabaikan apa yang dikatakan paman Hikam karena takut Zayan akan curiga dan mengetahui apa yang ingin dilakukan nya. Disaat Falesha mencoba mendorong Zayan untuk menjauh dari nya, seorang pria melewati kamar tempat mereka berada dalam keadaan mabuk dan setengah sadar. Falesha langsung menangkap siapa lelaki itu di otak nya, dia lah laki laki yang dicari nya. Falesha akhirnya mendorong tubuh Zayan untuk menjauh dan berjalan untuk keluar dari kamar itu. Zayan tidak terima dan kembali menarik tangan Falesha.

"Kamu tidak akan bisa keluar dari tempat ini dengan mudah." Ucap Zayan.

Falesha akhirnya menarik balik tangan Zayan dan membuat nya berada di punggung Zayan. Falesha mengeluarkan pisau yang ada di saku celana nya dan menodongkan nya ke leher Zayan.

"Sudah kukatakan aku akan membunuhmu jika kamu mencoba macam macam dengan ku." Ucap Falesha kemudian melepaskan Zayan dan berlari mengejar lelaki yang dicari nya itu.

Zayan melenturkan tangan nya dan memegang nya karena menahan rasa sakit. Disaat Zayan ingin duduk ke sofa, Zayan mengentikan langkah nya karena melihat sebuah Hp tergeletak di lantai. Zayan mengambil Hp itu dan membuka isi nya yang tidak dikunci sama sekali.

"Haha apakah ini kesempatan untukku? Seperti nya aku memang ditakdirkan untuk bertemu dengan nya." Ucap Zayan sambil tersenyum memegang Hp itu.

Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang