Zayan tidak memperdulikan tubuhnya yang kotor dan perutnya uang kosong, dia hanya duduk disamping Falesha, menunggu istrinya itu untuk sadar. Orang tua Zayan sudah menghubungi nya berulang kali hari ini, namun Zayan tidak mengangkatnya karena hp nya yang terletak di ruang tamu. Akhirnya Althaf yang berada disana mengangkat telepon itu dan memberitahukan bagaimana keadaan Falesha.
Sudah seharian lamanya Falesha tidak sadarkan diri, dan selama itu pula Zayan tidak bergerak dari sisi Falesha dan terus menjaganya.
"Zayan, bersihkanlah tubuh mu, makan dan beristirahat lah. Kamu bisa tidur dikamar ini jika takut meninggalkan Falesha. " Ucap Althaf.
Melihat Zayan yang tidak kunjung bergerak, Altahf membawa sepasang baju dan memberikan nya kepada Zayan.
"Kalau kamu sangat enggan untuk pergi meninggalkannya, mandilah dikamar mandinya dan kamu bisa makan disini juga. Jangan seperti ini, kamu terlihat tidak memiliki semangat hidup." Ucap Althaf.
Akhirnya setelah lama dibujuk, Zayan mengikuti perintah Althaf, membersihkan tubuhnya dan makan.
***
Setelah pertemuan di restoran yang ada pantai, Nadhifa dan Rahel tidak pernah bertemu lagi. Dan setelah hari itu juga, Chika memutuskan semua hubungan percintaan nya dengan Rahel dan memilih untuk pergi keluar negeri. Sekarang, jangankan menikah, Rahel hanya bisa berdiam diri dirumah dan menatap foto Nadhifa yang sangat dirindukan nya itu.
Setelah mendengar kabar dari orang tuanya kalau Falesha kecelakaan, Rahel langsung bergegas bersiap untuk pergi menjenguk Zayan. Dia tau bagaimana karakter Zayan, dia tidak akan memperdulikan dirinya lagi jika orang yang dicintainya terluka. Karena itulah Rahel bergegas untuk pergi menemui Zayan, agar tidak terjadi hal buruk apapun dengan Zayan.
"Pergilah dan lihat bagaimana kondisi Falesha dan Zayan, jaga mereka baik baik ya. Oh iya, kamu tidak perlu memesan tiket penerbangan karena Haykal sudah menyiapkan jet pribadi untuk kalian berangkat." Ucap Ibu.
"Kalian? Apa Kak Alesha dan Kak Haykal pergi juga? " Tanya Rahel.
"Tidak, Haykal dan Kakakmu tetap disini. Nadhifa yang akan pergi, jadi hati hati lah dijalan dan kabari Ibu." Ucap Ibu.
Mendengar hal itu tentu menjadi canggung bagi Rahel, walaupun dia sangat merindukan Nadhifa, tapi setelah Nadhifa memintanya untuk pergi membuatnya terasa canggung jika mereka harus bertemu. Tapi Rahel juga tidak bisa menolak keberangkatan mereka, karena akan terlihat jelas kalau Rahel mencoba menjauh. Akhirnya dengan langkah mantap, Rahel memasuki mobil dan melajukan mobilnya.
Jet pribadi yang disiapkan Haykal itu benar benar sudah lengkap dengan perlengkapan VVIP. Saat Rahel masuk kedalam nya, terlihat Nadhifa sedang duduk mengenakan kaca mata hitam dan masker. Walaupun awalnya ragu tapi akhirnya Rahel berjalan dan duduk di samping Nadhifa. Nadhifa terlihat tidak merespon dan terus menatap suasana luar dari balik kaca jendela.
Sampai akhirnya mereka akan lepas landas, mereka tetap diam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dan akhirnya Rahel berinisiatif mencoba untuk membawa Nadhifa berbicara.
"Apa kamu mau minum?" Tanya Rahel.
Nadhifa hanya menggeleng dan tidak mengatakan apapun.
"Bagiamana dengan roti?" Tanya Rahel kembali.
Kali ini Nadhifa bahkan tidak melakukan pergerakan apapun dan hanya diam.
"Aku punya permen, ambillah supaya kamu tidak merasa bosan." Ucap Rahel kembali.
Akhirnya setelah mendengar ucapan itu, Nadhifa membuka kaca mata hitam nya dan menatap Rahel.
"Apa yang sebenarnya ingin kamu katakan? Berhenti menawari ku makanan, aku sudah memakan semuanya tadi. Ah kamu benar benar terlihat canggung." Ucap Nadhifa.
"Aku hanya ingin mendengar suaramu." Jawab Rahel pelan namun masih terdengar oleh Nadhifa.
"Kamu pikir aku penyanyi apa, pake alasan mau mendengarkan suaraku segala." Gumam Nadhifa.
"Kenapa kamu pergi menemui Zayan?" Tanya Rahel.
"Tentu karena aku mengkhawatirkan kondisi keponakan ku dan istrinya. Semua orang tau bagaimana cerobohnya dia dan aku takut dia akan melakukan hal buruk saat melihat istrinya terluka." Jawab Nadhifa.
"Kenapa kamu berfikir dia akan khawatir dengan istrinya? Apa menurutmu Zayan mencintai Falesha?" Tanya Rahel.
"Hah, bocah itu sangat mudah ditebak. Aku tau kalau dia menyukai gadis itu sebelum mereka menikah, hanya saja dia terus diam dan berpura pura tidak menyukainya. Kalau dia tidak menyukai gadis itu, tidak mungkin dia memperkerjakan gadis itu dan menerima saat dinikahkan."
"Dia sangat mudah jatuh Cinta." Ucap Rahel sambil tersenyum tipis.
"Dia tidak mudah jatuh Cinta dan aku rasa ini kali pertamanya dia mencintai seorang gadis." Ucap Nadhifa.
"Apa maksudmu? Sudah banyak gadis yang hadir di hidup Zayan dan tidak mungkin Falesha menjadi Cinta pertamanya." Ucap Rahel kebingungan.
"Para gadis gadis yang dulu itu hanya hiburan baginya, mereka hanya seperti tempat menghilangkan kebosanan dan membuatnya terhibur. Apa kamu tidak tau? Dia tidak pernah menjalin hubungan yang serius dengan gadis manapun, dia tidak membiarkan para gadis iti mengetahui tentangnya, dan karna itu juga tidak ada satu pun gadis yang tau dimana alamatnya, dia melakukan itu agar gadis gadis itu tidak mengejarnya disaat dia sudah melepaskan mereka karena sudah bosan." Ucap Nadhifa.
"Bukankah dia seperti pemain wanita?"
"Selama ini kamu kemana saja? Kamu akrab dengannya tapi tidak tau rumor yang tersebar tentangnya. Semua orang juga tau kalau bocah itu pemain wanita. Makanya jangan terlalu sibuk bekerja." Ucap Nadhifa.
Tidak sadar kalau mereka sudah berbincang sangat lama, mereka akhirnya tiba di tempat tujuan mereka. Rahel membatu Nadhifa membawa tas nya dan masuk ke dalam mobil untuk menuju villa Zayan dan Falesha.
"Aah kamu benar benar mengganggu rencanaku. Padahal awalnya aku ingin menikmati pemandangan dari langit, tapi kamu malah mengajakku berbicara sampai aku tidak sadar kalau kita sudah tiba." Omel Nadhifa.
Rahel hanya bisa tersenyum mendengar omelan Nadhifa, dia bahagia karena walaupun mereka tidak bisa memiliki satu sama lain, tapi mereka masih bisa berbicara dengan nyaman.
Setibanya di villa, Nadhifa dan Rahel berjalan menuju kamar Falesha dan melihat Zayan yang duduk disamping Falesha sambil memegangi tangan istrinya itu.
"Bagaimana kondisinya?" Tanya Nadhifa kepada Zayan.
"Bibi? Kapan kalian tiba? " Tanya Zayan.
"Barusan." Sahut Rahel.
"Dia sudah baik baik saja dan akan sadar nanti." Ucap Zayan.
"Sudah berapa lama dia tidak sadarkan diri?" Tanya Nadhifa.
"Sudah sehari semalam. " Jawab Zayan.
"Apa kamu sudah makan malam? " Tanya Nadhifa.
Zayan hanya diam dan tidak menjawab sepatah kata pun.
"Aku tau akan terjadi seperti ini dan karena inilah aku datang kesini. Pergilah makan dan istirahat bocah tengil, apa kamu mau nanti saat dia sudah sadar dan malah kamu yang tidak sadarkan diri?" Ucap Nadhifa.
Zayan tetap diam dan tidak melakukan apapun.
"Sudah berapa lama dia tidak makan?" Tanya Rahel kepada Althaf.
"Semenjak Falesha tidak sadarkan diri." Jawab Althaf.
"Wah, pergilah makan. Kamu akan sekarat jika tidak makan." Ucap Rahel.
"Aku tau kamu mencintainya, tapi kamu harus menjaga kondisi tubuhmu juga agar tetap bisa menjaganya." Ucap Nadhifa.
"Hah apa yang Bibi bicarakan? Siapa yang mencintainya?" Ucap Zayan kemudian berdiri dan meninggalkan kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)
Romantiksebuah misi balas dendam yang berakhir menjadi pernikahan. seorang gadis yang dibesarkan tanpa orang tua kandung menjadi gadis yang tidak mengenal rasa takut dan bertahan hidup hanya untuk membalaskan dendam nya. gadis yang sudah menyimpan banyak ke...