Waktu terus berjalan, menit demi menit sudah terlewati, suara detak jam terdengar jelas didalam kamar yang sekarang ditempati oleh Zayan dan Falesha. Zayan yang berbaring di atas sofa masih belum bisa memejamkan mata nya, namun Falesha yang berada di atas kasur sudah mulai merasakan mengantuk. Sampai akhirnya karena merasa kehausan, Zayan keluar dari kamar dan berjalan ke dapur untuk mengambil air minum.
Selesai minum Zayan kembali berjalan menuju kamar dengan mengusap usap rambut nya.
"Zayan? Kenapa kamu keluar?" Tanya Alesha yang sudah berdiri di belakang Zayan.
"Ah Ibu, Ibu mengagetkan ku." Jawab Zayan sambil memegang dada nya.
"Kenapa keluar? Dimana Falesha?"
"Dia dikamar. Aku akan masuk kamar Bu." Jawab Zayan.
Saat Zayan berjalan memasuki kamar ternyata Alesha juga mengikuti Zayan hingga ke ambang pintu.
"Kenapa Ibu berdiri di pintu? Kami akan tidur." Ucap Zayan merasa bimbang.
"Tentu tidurlah, Ibu akan memastikan kalian tidur baru Ibu akan menutup pintunya." Jawab Alesha.
Otak Zayan mulai berfikir apa yang harus dilakukan, sesekali dia melirik Falesha yang terlihat sudah tidur.
Karena tidak punya jalan lain lagi, akhirnya Zayan memberanikan diri untuk naik ke atas kasur dan berbaring di samping Falesha. Merasa kasur bergerak, Falesha akhirnya terbangun dan melihat Zayan yang sudah berbaring di hadapan nya. Falesha langsung ingin duduk namun dengan cepat Zayan menarik tubuh Falesha untuk tetap berbaring.
"Kami akan tidur Bu, Ibu juga harus tidur." Ucap Zayan.
Alesha tersenyum kemudian menutup pintu kamar anak nya itu.
Setelah melihat Ibunya sudah pergi dari ambang pintu, Zayan langsung bangun dari tidur nya dan kembali berjalan menuju sofa.
"Maaf, aku seharusnya tidak melakukan itu tapi ak,,, "
"Tidurlah." Ucap Falesha yang memotong perkataan Zayan.
Akhirnya malam itu mereka tertidur di tempat tidur yang berbeda namun sekamar.
Usai sarapan pagi, Zayan memutuskan untuk kembali ke villa bersama dengan Falesha. Mereka sudah berpamitan dan langsung melajukan mobil menuju villa.
Setibanya di villa, Zayan mengeluarkan semua barang bawaan mereka dan meletakkan nya ke dalam villa. Zayan membereskan barang barang dan Falesha bertugas memesan makanan untuk makan siang mereka.
"Aku sudah memesan makanan dan nanti mereka akan mengantarkannya, aku harus keluar sebentar dan akan segera kembali sebelum makan siang." Ucap Falesha.
"Kemana kamu akan pergi? Aku akan mengantarmu." Jawab Zayan.
"Tidak, aku akan pergi sendiri, ini urusan pribadi." Ucap Falesha.
"Baiklah, bawalah mobil." Ucap Zayan sambil memberikan kunci mobil kepada Falesha.
Falesha meraih kunci mobil dan melajukan mobilnya ke jalanan.
Setelah 35 menit, akhirnya Falesha tiba di tempat tujuan nya, ya tempat itu adalah rumah Paman Hikam. Setibanya disana, Falesha langsung disambut oleh semua orang.
"Bagaimana keadaanmu? Apa kamu baik baik saja?" Tanya Paman Hikam.
"Aku sudah lebih baik sekarang. Aku kesini karena meminta kalian menyelidiki sesuatu." Jawab Falesha.
"Apa yang ingin kamu ketahui?" Tanya Keenan.
"HK group, itu nama perusahaan milik Ayah Zayan dan aku rasa itu ada hubungannya dengan Ibuku. Aku belum menemukan bukti kalau ada kaitannya, tapi aku berfirasat kalau ini benar benar ada hubungan nya." Ucap Falesha.
"Baiklah, aku akan menyelidikinya." Ucap Rafka.
Mereka kemudian berbincang bincang mengenai rencana mereka untuk membalaskan dendam Falesha dan juga rencana pekerjaan mereka selanjutnya.
"Apa yang kalian lakukan akhir akhir ini?" Tanya Falesha.
"Kamu tau sendiri kalau pekerjaan tidak akan berjalan lancar jika tidak ada kamu, jadi kami hanya mengambil pekerjaan dari perusahaan kecil." Jawab Paman Hikam.
"Aku akan membantu jika bisa, tapi aku harus bisa mengelabui Zayan dulu agar dia tidak melarangku." Ucap Falesha.
"Berapa lama kamu akan menjadi istrinya? Apa kamu ingin aku menyelidiki pria itu? " Tanya Keenan.
"Tidak, aku yang akan mengurus dia. Kalian cukup mengurus tentang perusahaan orang tua nya saja, lagi pula dia tidak terlibat dalam perusahaan Ayahnya, dia mendirikan sendiri perusahaan game milik nya." Jawab Falesha.
"Kenapa? Apa kamu takut kami akan memcelakainya?" Tanya Keenan.
"Apa yang sedang kami bicarakan? Aku akan pulang, dia sudah menungguku dirumah untuk makan siang." Jawab Falesha kemudian berjalan meninggalkan rumah paman Hikam.
Setibanya di villa terlihat Zayan masih sibuk membereskan barang barang. Falesha akhirnya berinisiatif untuk membantu Zayan, namun Zayan melarang Falesha melakukan itu dan memintanya untuk beristirahat saja.
Akhirnya Falesha hanya menurut dan duduk di sofa sambil menonton Televisi dan sesekali melirik apa yang di lakukan Zayan.
"Falesha, apa kamu pernah berpacaran sebelumnya?" Tanya Zayan.
"Tidak, aku tidak suka menjalin hubungan dengan pria." Jawab Falesha.
"Berarti aku adalah pria pertama yang memiliki mu." Ucap Zayan samb tersenyum.
"Hah aku bukan barang yang bisa kamu miliki Tuan Zayan." Jawab Falesha sambil tersenyum.
Zayan akhirnya menyelesaikan pekerjaan nya dan langsung duduk di samping Falesha. Zayan membukakan sebotol air mineral dan memberikan nya untuk Falesha.
"Apa kamu kelelahan?" Tanya Falesha kemudian mengambil beberapa tisu dan menyapu keringat yang ada di wajah dan leher Zayan.
"Iya, aku tidak pernah melakukan pekerjaan seperti ini dan ternyata pekerjaan seperti ini bisa membuat ku kelelahan." Jawab Zayan sambil tersenyum.
Falesha tersenyum dan melanjutkan kegiatan nya membersihkan keringat yang ada di wajah Zayan.
"Sejak kapan jantungku mulai berdetak kencang saat melihat wajah nya? Apa yang terjadi, ini bukan kali pertama seorang wanita menyentuh wajah ku."
Gumam Zayan dalam hati.Bel villa berbunyi, Falesha langsung berdiri dan membukakan pintu kemudian mengambil makanan yang tadi dipesan nya. Falesha membuka beberapa potongan ayam saus dan meletakkan nya didalam piring, kemudian membuka nasi dan meletakkan di piring. Falesha meletakkan kedua piring yang berisi nasi dan Ayam saus itu di hadapan Zayan.
Karena tidak ingin Falesha kelelahan karena banyak bergerak, Zayan akhirnya berdiri dan mengambilkan air minum untuk mereka. Mereka kemudian makan siang bersama. Saat mereka sedang makan siang, tiba tiba Zayan memasukkan beberapa sendok tumis kangkung ke dalam piring Falesha. Falesha menatap Zayan kebingungan karena Zayan tiba tiba melakukan itu.
"Aku melihat mu sering memakannya, jadi aku pikir kamu menyukai itu." Ucap Zayan sambil tersenyum.
"Makanlah ini, aku melihatmu sangat menyukainya." Ucap Falesha sambil memberikan beberapa goreng kol ke dalam piring Zayan.
"Sha, apa aku boleh menanyakan sesuatu?" Tanya Zayan.
Falesha mengangguk sambil memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.
"Aku ingin tau dimana orang tuamu, karena yang aku tau selama ini kamu hanya memiliki Paman Hikam dan Tante Fathiya sebagai orang tua angkatmu." Ucap Zayan.
"Ibu ku tidak ada lagi, dan Ayahku membuangku. Aku tidak bisa menghubungi keluargaku kecuali Kakek ku. Hanya Kakek ku yang memberikan ku surat di saat Ayahku membuangku, dia mengatakan agar aku bisa hidup bahagia dan mandiri." Jawab Falesha sambil tersenyum.
"Maaf Falesha aku tidak bermaksud be,, "
"Tidak masalah, aku tidak tersinggung sama sekali. Bukankah kita suami istri? Tentu wajar jika ingin mengetahui satu sama lain." Ucap Falesha memotong perkataan Zayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)
Romancesebuah misi balas dendam yang berakhir menjadi pernikahan. seorang gadis yang dibesarkan tanpa orang tua kandung menjadi gadis yang tidak mengenal rasa takut dan bertahan hidup hanya untuk membalaskan dendam nya. gadis yang sudah menyimpan banyak ke...