Keseriusan

1.9K 133 6
                                    

"Kahla!!" Teriak Zayan yang sudah berdiri dihadapan gadis itu.

Falesha tersenyum melihat kejadian itu dan meneruskan makan nya.

"Hah, lihatlah gadis ini, dia bahkan bisa makan disaat sedang mengalami hal seperti ini. Dia mungkin gadis matre yang hanya mengharapkan hartamu Zayan. " Ucap Kahla.

"Bisa kamu hentikan semua ini? Aku tidak ada hubungan apa apa lagi denganmu." Jawab Zayan.

"Apa maksudmu? Kita berpisah karena aku dipaksa melanjutkan pendidikan di luar negeri, tapi siapa yang mengira kalau kamu akan benar benar melupakan ku. Aku tau, kamu hanya mencintai ku di antara banyak gadis, jadi kita bisa bersama kembali. Kamu tidak perlu meneruskan hubungan dengan gadis kecil ini, Oke?" Ucap Kahla sambil memegang tangan Zayan.

Falesha menarik nafas berat mendengar ucapan gadis itu, namun tetap mencoba sabar dan melanjutkan makan nya.

Zayan melepaskan tangan Kahla dan berdiri lebih menjauh.

"Kita tidak ada hubungan apapun lagi dan aku memacari mu karena merasa bosan dengan gadis lain. Kamu tau sendiri bukan bagaimana aku? Tidak ada yang kuanggap serius, semua akan berpisah setelah aku mulai bosan." Jawab Zayan.

Spontan sendok yang dipegang Falesha terjatuh ke meja. Zayan langsung menatap Falesha dan menarik nafasnya panjang karena merasa bersalah mengatakan hal seperi itu dihadapan Falesha.

"Hah kamu dengar bukan? Dia tidak pernah serius menanggapi siapa pun. Jadi, hentikanlah pikiran bodohmu yang ingin memeras hartanya, aku tau kamu ingin memakan harta nya saja bukan." Ucap Kahla kepada Falesha.

"Benar, aku bahkan menikah dengan nya hanya karena uang 150 juta. Aku menikah dengan nya karena uang, apa jawaban ini membuat mu puas?" Ucap Falesha.

"Dasar gadis sialan!! " Teriak Kahla dan berjalan mendekati Falesha.

Kahla menarik tangan Falesha untuk berdiri sampai membuat piring berisi makanan terjatuh dan berserakan di lantai dan mengenai baju kaos Falesha yang berwarna putih. Falesha berdiri menatap tajam ke arah Kahla dan ingin sekali membunuh gadis dihadapan nya itu.

"Kahla apa kamu sudah gila? Pergilah dari sini dan jangan mengganggu istriku." Ucap Zayan sambil memegang tangan Kahla untuk keluar dari ruangan.

"Kenapa kamu begitu ingin membela nya Zayan? Kamu biasanya tidak pernah peduli dengan gadis mana pun. Aku akan memberikan pelajaran kepada gadis tidak tau malu ini." Ucap  Kahla.

Plak!!

Sebuah tamparan mendarat di pipi Falesha.

"Kahla!! Kamu benar benar sudah gila, kamu akan menyesal sudah melakukan ini pada istriku." Ucap Zayan yang sudah menggenggam tangan kahla dengan keras sampai membuat gadis itu kesakitan.

"Menyingkir." Ucap Falesha kepada Zayan.

Falesha kemudian menarik rambut Kahla dan menjambak nya sampai membuat Kahla menjerit. Tidak cukup dengan itu, Falesha menarik rambut Kahla dan mendorong nya ke dinding. Falesha kemudian menampar dua kali di pipi kanan dan kiri Kahla.

Zayan merasa khawatir dengan hal itu dan takut orang orang akan mengetahui nya. Zayan kemudian menutup pintu dan memegang tubuh Falesha untuk menghentikan nya. Tapi Falesha malah semakin menggila dan menarik rambut Kahla, sementara Kahla sudah menangis kesakitan.

Zayan memeluk erat tubuh Falesha dan mengangkat tubuh Falesha untuk menjauh dari Kahla. Zayan memegang tangan Falesha untuk menjauh dari Kahla.

"Apa kamu berencana membunuhnya? dia bisa mati jika kamu melakukan itu." Ucap Zayan.

"Aku memang berencana membunuhnya." Jawab Falesha yang masih emosi.

"Aaahh tenangkan dirimu. Kahla, pergilah kalau kamu masih ingin hidup." Ucap Zayan.

Kahla langsung menarik tas nya yang terjatuh di lantai dan berlari keluar dari ruangan itu.

Zayan menarik nafas berta berkali kali dan menatap Falesha yang sekarang berdiri di hadapan nya. Zayan merapikan kembali rambut Falesha yang berserakan kemana mana dan merapikan baju Falesha.

"Apa kamu baik baik saja?" Tanya Zayan.

"Apa aku terlihat lemah sehingga kamu harus menanyakan hal itu setelah melihat gadis itu yang babak belur?" Ucap Falesha.

"Baiklah, tentu kamu akan baik baik saja. dia yang tidak baik baik saja. Ayo kita pulang." Ucap Zayan sambil memegang tangan Falesha.

Zayan mengemudikan mobil menuju villa dan sesekali melirik Falesha yang terus menerus menatap jalanan dari jendela. Terlihat ada sedikit goresan di pipi kanan Falesha, mungkin bekas dari kukus Kahla yang mendarat di wajah nya.

Setibanya di villa, Falesha langsung masuk ke dalam kamar nya tanpa mengatakan sepatah kata pun. Zayan menarik nafas berat dan mengambil kotak obat untuk mengobati sedikit luka di wajah Falesha. Zayan mengetuk pintu kamar Falesha agar bisa masuk.

Tokk.... Tokkk...

"Buka pintunya, pipi mu terluka aku akan mengobati nya." Ucap Zayan.

"Aku baik baik saja, ini bukan apa apa." Jawab Falesha tanpa membuka pintu.

"Buka pintu nya atau aku akan menelepon Ibu untuk datang agar bisa melihat bagaimana kondisi mu saat ini. Aku yakin kamu tidak ingin berpura pura tersenyum disaat seperti ini bukan." Ucap Zayan.

Akhirnya Falesha tidak punya pilihan lain selain membuka pintu untuk Zayan. Zayan masuk ke dalam kamar dan duduk di atas kasur.

"Kemarilah." Ucap Zayan kepada Falesha.

Falesha kemudian berjalan mendekati Zayan dan duduk di samping nya.

Zayan kemudian mengoleskan beberapa obat di goresan luka yang ada di wajah Falesha dan meniup nya agar tidak terasa begitu perih. Falesha menutup mata nya agar bisa menahan perih nya.

"Sudah selesai." Ucap Zayan.

Falesha membuka mata nya dan melihat Zayan yang sedang merapikan kembali obat obatan.

"Keluarlah, kamu sudah selesai bukan?" Ucap Falesha.

"Aku masih ingin melihat wajahmu." Ucap Zayan.

"Jangan kamu pikir aku akan tergoda dengan rayuanmu." Jawab Falesha.

"Aku mengatakan yang sebenarnya, aku akan bahagia jika bisa mihat wajahmu."

"Hah, omong kosong. Bukankah kamu mengatakan tidak pernah serius dengan gadis mana pun? Jadi keluar lah dan hentikan omong kosongmu itu."

"Apa kamu benar benar menanggapi nya? Aku mengatakan itu agar dia pergi dan itu hanya berlaku untuk gadis gadis sebelum mu." Ucap Zayan.

"Maaf tapi aku tidak akan termakan dengan rayuan busukmu." Ucap Falesha sambil mendorong tubuh Zayan untuk keluar dari kamar.

Zayan memegang tangan Falesha dan menjatuhkan kotak obat di atas lantai. Zayan kemudian mendorong tubub Falesha sampai membuat Falesha terjatuh diatas kasur. Zayan menghalangi tubuh Falesha untuk bergerak dengan kedua tangan nya.

"Apa kamu benar benar menganggap ku bercanda? Aku mengatakan yang sebenarnya, aku hanya serius dengan mu dan aku tidak pernah seserius ini dengan wanita." Ucap Zayan.

"Pergilah, kamu membuat ku merasa tidak nyaman." Jawab Falesha sambil berusaha mendorong tubuh Zayan.

"Aku lebih merasa tidak nyaman. Aku tidak pernah peduli dengan perasaan orang lain selama ini, tapi sekarang aku taku melakukan sesuatu yang akan melukai hati mu. Aku menjadi gila karena hanya memikirkanmu, aku tidak bisa tidur sebelum memastikan kamu sudah tidur duluan. Aku keluar dari kamarku dan berdiri didepan pintu hanya untuk melihat apakah lampu kamar mu sudah tidak menyala. Aku berusaha menahan detak jantungku disaat kita berada di jarak yang sangat dekat, dan aku seperti orang gila karena khawatir disaat melihat kamu terluka. Tidak bisakah kamu merasakan keseriusan ku?" Ucap Zayan.

Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang