Dokumen

1.9K 125 4
                                    

Falesha memberanikan diri dan melihat semua isi dokumen itu. Falesha dapat melihat dengan jelas isi dokumen yang berisikan informasi tentang Ibunya itu. Biodata, latar belakang, pekerjaan, suami, orang tua, kekayaan dsn harta, penyakit bahkan kelemahan Ibunya tertera disana. Didalam dokumen itu juga terdapat surat tuntutan saat Ibunya dimasukkan ke penjara dan kapan Ibunya keluar dari penjara dan waktu Ibunya melahirkan nya.

Falesha menatap Zayan dengan penuh kebingungan, ingin sekali dia membuang dokumen itu dan berpura pura tidak terjadi apapun, tapi hati kecil nya menolak dan terbayang kembali apa tujuan nya untuk hidup selama ini.

"Kenapa? Kenapa diantara banya orang harus dia yang terlibat dengan semua ini? Apa aku harus merasakan sesuatu yang sesakit ini? Apa yang harus aku lakukan?"
Gumam Falesha dalam hati.

Zayan tiba tiba bergerak dan membuat Falesha buru buru menyimpan dokumen itu kembali kedalam laci meja. Zayan akhirnya bangun dari tidurnya dan tersenyum menatap Falesha yang berdiri di meja kerjanya. Saat mengingat menyimpan sesuatu yang penting di laci meja, Zayan langsung berlari mendekati Falesha dan membawa istrinya itu untuk duduk di sofa.

"Sudah sore, ayo kita pulang." Ucap Zayan.

Falesha mengangguk sambil tersenyum.

Disepanjang perjalanan, Falesha menatap jejalanan melalui jendela mobil. Ada begitu banyak kebimbangan dan kebingungan di hatinya saat ini.

Zayan menghentikan mobilnya di sebuah restoran yang ada di tepi kota dan membawa Falesha untuk makan malam disana. Falesha hanya menurut tanpa mengatakan apapun. Tentunya hal itu membuat Zayan khawatir dan curiga kalau Falesha tau apa yang disimpan nya didalam laci meja itu.

Saat mereka sudah memilih meja untuk makan malam, ternyata mereka bertemu dengan Althaf yang baru saja tiba dan hendak makan malam juga. Namun, Althaf tidak datang sendiri tetapi bersama seorang wanita.

Karena melihat Zayan dan Falesha yang ada disana, Althaf langsung berjalan mendekati mereka dan ikut duduk di meja yang sama dengan Zayan dan Falesha.

"Wah, aku sangat beruntung bertemu dengan kalian disini. Kami tidak perlu merasa canggung." Ucap Alhtaf sambil melirik Badia yang ada disamping nya itu.

"Ahh!! Tidak bisakah kamu melihat kalau kami ingin menghabiskan waktu berdua? Benarkan sayang?" Ucap Zayan kemudian melirik Falesha.

Falesha yang tadinya melamun langsung mencoba tersenyum untuk menanggapi ucapan Zayan.

"Wah, hai Kak, apa Kakak masih mengingatku? Aku gadis di cafe yang melihat Kakak bertengkar waktu itu." Ucap Badia.

"Aah, aku tidak terlalu ingat, maaf." Jawab Falesha.

"Tidak masalah Kak, wajar saja Kakak tidak mengingatku karena waktu itu sedang kacau dan Kakak terlihat emosi." Ucap Badia.

Falesha hanya tersenyum menanggapi ucapan Badia.

"Apa kalian sudah memesan?" Tanya Althaf.

"Belum." Jawab Zayan.

Althaf kemudian memanggil pelayan dan mulai memesan beberapa makanan.

"Apa yang ingin kamu makan?" Tanya Zayan kepada Falesha.

Kring!! Kring!!!

Hp Falesha tiba tiba berbunyi dan membuat nya menjadi sedikit merasa tidak nyaman karena bunyi Hp nya.

"Pesan saja apa yang kamu mau, aku harus mengangkat telepon dulu." Ucap Falesha kemudian berjalan menuju toilet.

Falesha melihat Hp nya dan terlihat bahwa Rafka yang sedang menghubungi nya.

"Kenapa Rafka?" Tanya Falesha dari balik telepon.

"Aku menemukan yang kamu inginkan, aku belum terlalu yakin tapi sepertinya orang tua Zayan ada kaitan nya dengan Ibumu." Jawab Rafka.

"Apa maksudmu? Apa yang kamu temukan?" Tanya Falesha.

"Karena tidak bisa melacak apa isi dokumen itu, aku mencoba melacak CCTV dari rumah Haykal, Ayahnya Zayan." Ucap Rafka.

"Kamu bisa melakukan itu?" Tanya Falesha terkejut.

"Tentu, aku mencoba nya setelah beberapa hari. Apa kamu tau apa yang kutemukan? Kurasa ini sedikit menarik." Ucap Rafka.

"Katakan." Jawab Falesha.

"Ibumu, aku pernah melihat mu menunjukkan fotonya kan. Aku melihat Ibu mu pernah berada diruangan kerja Ayah Zayan. Mereka membicarakan mengenai pernikahan, aku tidak tau apa maksudnya, tapi di rekaman itu Ibumu lah yang memaksa Ayah Zayan untuk menikahinya. Dia mengatakan kalau Ayah Zayan harus menikah dengan Ibumu karena perbuatan dan kesalahan Nenek Zayan dimasa lalu." Jelas Rafka.

"Apa lagi? Apa yang kamu temui?" Tanya Falesha.

"Aku tidak bisa mengetahui banyak karena hanya itu yang tersisa dan yang aku dapat adalah saat Ayah Zayan menelepon Sekretaris nya agar segera menyelesaikan masalah Fida, Kalau perlu hancurkan keluarganya agar dia bisa pergi dari kehidupan Ayah Zayan. Apa kamu mengenal siapa Fida?" Jelas Rafka.

"Tidak, mungkin dia gadis lain yang mengganggu keluarga Zayan. Baiklah, terima kasih untuk bantuanmu. Untuk sekarang, jangan beritahu kan kepada siapa pun dan cukup kita berdua yang mengetahui nya." Jawab Falesha.

"Baiklah." Jawab Rafka kemudian menutup telepon.

Falesha semakin terlihat cemas dan tidak tau harus melakukan apa.

"Menikahi nya? Kenapa Ibu harus meminta lelaki lain untuk menikahinya disaat dia sudah memiliki Ayah? Apa ini semua kesalahan Ibu? Tapi, kenapa Ibu melakukan itu?" Gumam Falesha.

Falesha akhirnya tersadar dari lamunan nya saat Hp nya berbunyi pesan masuk dari Zayan yang memintanya untuk segera kembali ke meja.

Falesha langsung keluar dari toilet dan kembali ke meja. Zayan menatap Falesha seakan ingin mengetahui apa yang terjadi. Namun, Falesha mencoba tersenyum seolah olah tidak terjadi apapun.

"Apa kalian berpacaran? " Tanya Falesha tiba tiba kepada Althaf.

"Ah tidak, aku yang memaksanya untuk pergi bersamaku." Jawab Althaf.

Falesha tersenyum mendengar jawaban Althaf, namun Zayan masih menatapnya dengan ribuan pertanyaan yang ada dikepalanya.

***

Setelah mengenakan pakain terbaik, Nadhifa berangkat kerumah orang tua Rahel setelah memberitahu kan Rahel berita bahagia itu. Rahel datang menjemput Nadhifa agar bisa pergi bersama sama.

Setibanya dirumah orang tua Rahel, Nadhifa langsung disambut hangat oleh kedua orang tua Rahel dan dipersilahkan duduk dan menikmati hidangan yang disiapkan oleh Ibu Rahel.

Dengan mengumpulkan seluruh keberanian, Rahel mencoba berbicara dengan kedua orang tuanya itu.

"Ayah, Ibu ada yang ingin aku katakan." Ucap Rahel gugup.

"Katakanlah." Jawab Ayah.

"Ayah, Ibu, izinkan aku menikahi Nadhifa." Ucap Rahel.

Ayah dan Ibunya langsung saling bertatap dan menatap putranya dan Nadhifa secara bergantian.

"Apa kalian yakin dengan apa yang kalian bicarakan? Bagaimana dengan pendapat orang lain tentang itu? Ayah tidak peduli dengan omongan mereka terhadap keluarga kita, tapi bagaimana dengan keluarga Nadhifa? Keluarganya begitu dipandang dan dihormati banyak orang. Bagaimana jika kalian melakukan itu mereka akan beranggapan keluarga Nadhifa hanya menikah dengan orang dari keluarga kita saja?" Jawab Ayah.

"Paman, aku sudah meminta izin kepada Ibuku dan diberikan izin dan restu. Tidak penting omongan orang lain paman, yang penting kami melakukan hal baik dan lagi pula kami sudah lama bersama dan saling mengenal." Ucap Nadhifa.

"Apa kamu yakin nak? Ini adalah pernikahan yang sangat penting, jadi coba pikirkan lagi." Sahut Ibu.

"Kami sudah memikirkan nya secara matang Tante, kami hanya tinggal meminta restu kedua orang tua." Jawab Nadhifa.

Setelah berfikir sekian lama dan mempertimbangkan nya, akhirnya kedua orang tua Rahel setuju dengan permintaan mereka.

Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang