Hari ini, Falesha membuat janji untuk bertemu dengan Althaf. Mereka kemudian memutuskan untuk bertemu di cafe, dimana Badia bekerja. Altahf dan Badia sudah menjalin hubungan semenjak sebulan lalu.
Badia menyiapkan dua cangkir kopi untuk Altahf dan Falesha. Dari awal pertemuan itu, Falesha sudah terlihat sangat khawatir.
"Ada apa? Kenapa tiba tiba memintaku untuk menemuimu?" Tanya Althaf.
"Bisakah aku meminta pertolongan?" Tanya Falesha.
Althaf kemudian langsung mengangguk.
"Aku tidak bisa hidup bersama Zayan lagi." Ucap Falesha.
Spontan Althaf langsung tersedak dan membersihkan mulutnya dengan tisu yang ada di meja.
"Kenapa? Bukankah kalian saling mencintai?" Tanya Althaf.
"Benar, karena kami saling mencintai itulah aku harus pergi darinya. Ada banyak hal yang harus aku selesaikan, aku tidak bisa melibatkan nya ke dalam masalahku." Ucap Falesha.
"Apa maksudmu? Zayan akan menggila jika kamu meninggalkan nya, dia akan melakukan apapun agar bisa bersamamu." Ucap Althaf.
"Karena itu aku meminta bantuan mu, tolong jaga dia dan rawat dia. Aku harus menemui Kakekku, kamu tahu bukan bagaimana hubungan Ayah Zayan dengan Ibuku? Kakek ku sudah tahu tentang hal itu dan dia tidak akan membiarkan Zayan lepas begitu saja. Karena itulah, sebelum dia menemukan Zayan aku harus pergi dari Zayan dan kembali bersama Kakekku. Aku akan membuat Kakek ku tidak mempermasalahkan ini lagi, aku akan meminta Kakekku untuk tidak melakukan apapun kepada keluarga Zayan atas apa yang telah mereka lakukan selama ini kepada Ibuku. Aku akan membujuk Kakek dan membayarnya dengan diriku." Ucap Falesha.
"Apa maksudmu membayarnya dengan dirimu?"
"Aku akan merelakan diriku untuk menjadi peliharaan Kakekku agar Zayan tetap aman. Jika aku melakukan itu, Kakek tidak akan menyakiti Zayan karena sudah ada aku gantinya yang akan menuruti semua kemauan nya." Ucap Falesha.
Althaf terlihat sangat khawatir dan bingung untuk membuat pilihan. Namun, bagaimana pun jika Falesha tetap bersama Zayan, itu akan membahayakan Zayan. Karena Kakeknya yang menginginkan Falesha untuk kembali kepada nya atau Zayan yang akan mati.
Setelah pertemuan itu, Falesha melajukan mobil nya menuju club Zayan. Zayan terlihat sangat bahagia saat Falesha datang menemui nya di club.
"Ada apa? Apa kamu merindukan ku?" Tanya Zayan sambil memegang tangan Falesha.
Falesha mengangguk sambil tersenyum. Falesha kemudian memeluk tubuh Zayan dengan erat.
"Ayo pergi ke pantai, aku ingin menginap disana. " Ucap Falesha.
"Tapi aku masih ada pekerjaan sayang. "
"Tidak bisakah kamu meninggalkan nya dulu kali ini? Aku hanya ingin menghabiskan hari hari ku bersamamu." Ucap Falesha.
Zayan tersenyum kemudian menarik tangan Falesha untuk keluar dari ruangan nya.
"Aku akan keluar, jaga club dan kabari aku jika terjadi sesuatu." Ucap Zayan kepada sekretaris nya.
"Baik Tuan." Jawab sekretaris Zayan.
Zayan kemudian melajukan mobil nya menuju jalanan. Saat Zayan ingin membeli peralatan tenda, Falesha melarang nya dan tidak memperbolehkan Zayan membelinya.
"Aku hanya ingin tidur bersamamu di mobil, jika kamu harus menyiapkan tenda pasti akan memakan waktu yang sangat lama. " Ucap Falesha.
"Baiklah, kita akan tidur di mobil kalau begitu." Jawab Zayan kemudian melajukan mobilnya kejalanan.
Disepanjang perjalanan, Falesha menggenggam tangan Zayan tanpa mau melepaskan nya. Zayan bahkan tersenyum melihat tingkah konyol yang dilakukan istrinya itu.
Setelah cukup lama, akhirnya mereka tiba disebuah pantai yang pernah mereka kunjungi dulu. Zayan menggenggam tangan Falesha dan membawa istrinya itu bermain air di tepi pantai.
Zayan kemudian mengambil beberapa makanan di dalam mobil yang tadi dibelinya dan memberikan nya kepada Falesha. Mereka menikmati pemandangan pantai seharian, sampai senja akhirnya mulai menyapa.
Zayan dan Falesha duduk di tepi pantai dan saling berpegangan tangan, Zayan merangkul bahu Falesha dan memeluknya.
"Kamu tahu kan kalau aku mencintai mu." Ucap Falesha.
"Tentu, tapi kamu juga tahu kan kalau aku mencintaimu lebih dari kamu mencintai ku?" Jawab Zayan.
Falesha tersenyum sambil mengangguk.
Perlahan lahan matahari kemudian mulai tenggelam, suasana menjadi mulai gelap dan dingin. Burung burung beterbangan diatas laut untuk kembali ke sangkar mereka.
"Aku berharap kita bisa menjadi seperti burung itu." Ucap Falesha sambil menunjuk burung burung yang beterbangan.
"Kenapa?"
"Sejauh apapun mereka pergi dan terpisah, mereka akan kembali bersama." Ucap Falesha yang sudah meneteskan air mata.
"Apa kamu tidak ingin melihat senja itu? Biasanya orang orang suka melihat senja yang indah." Ucap Zayan.
"Hmm, senja memang Indah, tapi dia hanya sementara dan kemudian pergi meninggalkan. Aku tidak ingin seperti itu, perpisahan terlalu pahit bagiku, aku tidak tahu apa aku akan sanggup menanggungnya." Ucap Falesha.
"Kenapa kamu mengatakan itu? Apa terjadi sesuatu? Apa Paman Hikam akan pergi?" Tanya Zayan.
"Tidak, aku hanya mengatakan nya sembarang saja." Jawab Falesha.
Zayan kemudian mengeratkan pelukan nya pada Falesha dan mencium kening Falesha dengan lembut.
Mereka kemudian berbaring di pinggir pantai dan tertidur disana. Zayan memberikan jaketnya kepada Falesha dan memeluk tubuh Falesha agar istri nya itu tidak kedinginan.
Waktu terasa sangat berlalu, tidak terasa pagi sudah tiba dan mereka harus kembali. Setelah tiba di villa, Zayan langsung kembali ke club untuk menyelesaikan pekerjaan yang kemarin ditinggalkan nya. Zayan mencium kening Falesha dan berpamitan pergi. Falesha merasa berat membiarkan Zayan pergi dan berlari memeluk Zayan saat Zayan sudah berada di depan mobil.
"Aku akan kembali secepatnya, tetaplah dirumah, oke." Ucap Zayan kepada Falesha.
Falesha kemudian mengangguk dan membiarkan Zayan pergi ke club.
Setelah Zayan menghilang, Falesha menarik koper pakaian nya dan melajukan mobilnya ke rumah Paman Hikam. Semua orang sudah menunggu disana dan ingin mengucapkan perpisahan.
Semua orang memeluk Falesha dengan hangat dan mereka bahkan menangis karena kepergian Falesha.
"Aku masih belum melakukan apapun pada pelakunya, apa kamu yakin akan pergi sekarang?" Ucap Rafka sambil merengek.
"Tidak masalah, aku yakin ini juga karena kesalahan Ibu, Ibu yang keliru dan membuat kita jadi salah paham. Jika aku tetap berada di sini, aku takut Kakek akan melukai Zayan." Jawab Falesha.
"Kembalilah, kami akan selalu menerimamu." Ucap Tante Fathiya.
Falesha mengangguk sambil tersenyum.
"Kabari kami bagaimana kabarmu, kami akan menjaga dan melihat bagaimana kondisi Zayan dan melaporkan nya kepadamu." Ucap Keenan.
"Terima kasih." Jawab Falesha.
Mereka kemudian mengantarkan Falesha ke bandara untuk melakukan penerbangan nya. Falesha kemudian berpamitan kepada semua orang dan ingin pergi, namun Aatirah berlari menghampiri Falesha.
"Falesha!! Falesha!!! " Teriak Aatirah yang kemudian membuat Falesha menghentikan langkahnya.
"Falesha, apa kamu yakin akan pergi? Kamu hanya akan diburu disana, para cucu Kakek juga akan membunuhmu. Pikirkan lah." Ucap Aatirah.
"Aku akan pergi agar yang lainnya aman. Aku pergi demi menyelematkan cintaku, jagalah dirimu baik baik, kembalilah bersama keluargamu, mereka pasti sudah merindukan mu." Jawab Falesha kemudian pergi meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cunning Girl Wedding (END)(Sequel Terminator Husband)
Romancesebuah misi balas dendam yang berakhir menjadi pernikahan. seorang gadis yang dibesarkan tanpa orang tua kandung menjadi gadis yang tidak mengenal rasa takut dan bertahan hidup hanya untuk membalaskan dendam nya. gadis yang sudah menyimpan banyak ke...