1. Rahma Aisyah

377 24 1
                                    

Happy reading

****

Hari Senin pagi yang cerah. Matahari bangun dari persembunyiannya menghangatkan bumi dari dinginnya malam. Ayam-ayam saling bersahutan sahutan berkokok membangunkan insan insan yang masih meringkuk.

Di sebuah rumah yang sederhana aku tinggal, aku sedang  mengatur hijab putihku yang sedikit tidak rapi di kamarnya. Meskipun keluarga ku tidak terlalu paham tentang agama, kami tetap menjalankan kewajiban sholat lima waktu. Aku dan bunda juga memakai hijab. Bukankah memakai hijab itu wajib bagi seorang  wanita yang sudah baligh untuk menutup rambut dan dada. Setelah rapi, aku menuju ke dapur dan menghampiri bunda yang sedang memasak. Aroma masakan sudah terhirup dari kamar ku sehingga membuat perut ku berbunyi.

"Pagi bunda." Aku menyapa bunda yaang membelakangi ku.

"Pagi juga sayang." Balas bunda.

"Bunda memasak apa?" Tanya ku sambil mencomot tempe di atas meja makan. Lalu duduk di atas kursi.

"Bunda masak sup bakso." Jawab bunda yang ku balas dengan anggukan.

"Kamu kok udah siap aja. Ini masih pagi, sayang." Bunda sedikit menoleh ke aku.

"Pagi ini kan tahun ajaran baru, Bun. Jadi Rahma harus pergi pagi-pagi."

"Oo.. Bunda udah siapin bekal kamu di dekat tempe."

"Oke."

"Yaudah kamu sarapan dulu."

"Iya bunda." Aku mengambil empat piring  lalu mengatur nya meja makan.

***

Hari ini adalah hari pertama ajaran baru. Aku yang menjabat sebagai pengurus OSIS harus berangkat pagi. Karena aku dipilih sebagai panitia MOS.

Aku berangkat sekolah menaiki motor. Setelah menstandarkan motor, aku berjalan menuju ruang TU sebelum berkumpul di lapangan sepak bola. Aku sekarang sudah kelas sebelas.

Kulihat di kaca ruang TU ditempel kertas-kertas yang berisi pembagian kelas.  Sebelumnya aku berada di kelas X IPA 3. Dan aku tidak ingin sekelas lagi deng....

"Rahma kita sekelas lagi." Tiba tiba Liana memelukku.

"Aku juga.. kita sekelas lagi, Li, Rah." Bunga bahkan ikut memelukku dan Liana.

"Ak..ku ng..gak bisa bernapas.." aku berteriak di dalam dekapan Liana dan Bunga.

"Hehe.. aku seneng banget, Rah." Ucap Liana setelah melepaska pelukan.

"Hah.. yaudah aku ke lapangan dulu, ya." Ujar aku karena sebentar lagi upacara pembukaan MOS akan dimulai.

"Semangat, Rahma." Ucap Bunga menyemangatiku. Aku mengacungkan jempol.

"Aku duduk di sebelahmu ya, Rah?" Tanya Liana.

"Oke."

Aku sedikit berlari menuju ke kelas. Kelasku berada di lantai dua. Setelah meletakkan tas aku segera menuju ke lapangan sepak bola dimana panitia MOS berkumpul.

Rahma & Rama (End, Complete) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang