34. Classmeeting I

21 3 0
                                    

Assalamu'alaikum

Happy reading

*****

Byurr!

"…"

"Ups, sorry. Gue sengaja."

Aku ingin mencakar-cakar wajah menyebalkan itu. Tahan amarahmu, Rahma. Orang yang hebat adalah orang yang dapat menahan amarahnya. Oke.

Aku terpaksa tersenyum. "Iya, gpp kok, Kak. Salah aku juga nggak lihat jalan."

Chyara tersenyum lalu Vania maju membawa segelas jus jeruk.

Byurr!

Again!

Mati saja sana! Mati…

"Ups, maaf ya, Kak. Gue sengaja lagi."

Lalu aku mendorong cup jus Chyara yang sedang dibawanya ke mukanya. Dan aku puas buangett. Wajah kagetnya sangat lucu. Sontak aku tertawa. Sinta membantu ngelap wajah Chyara dengan tisu di dekatnya.

"Saya sengaja, Kak. Dadah… makan tu jus! Eh salah. Minum tu jus!"

Aku melewatinya dengan langkah anggun.

Setelah memesan minuman, aku duduk menunggu menonton Chyara yang repot dengan siraman jus tadi. Lucu banget. Saat aku tertawa terpingkal-pingkal itu aku nggak sadar jika Chyara akan menumpahkan seember air kepadaku. Jadilah aku seperti orang mandi.

Sudah keterlaluan Chyara ini. Dia sepertinya marahnya nggak main-main. Aku sangat marah pada Chyara. Sedangkan dua nenek lampir di belakangnya tertawa terbahak-bahak.

"Rahma!"

Ha? Suara siapa itu? Kupingku masih berdengung karena kaget.

"Kamu nggak apa-apa, Rah?"

Aku membuka mata. Oh ternyata si Liana. Liana aku kangen kamu. Aku ingin memeluk kamu tapi tubuhku basah semua.

"Sang superhero woman datang menyelamatkan seorang Upik abu. Hahaha…"

"Lo keterlaluan banget sih, Chy." Liana mendorong pundak Chyara. "Keterlaluan banget malah."

Sepertinya mereka membalas aku.

Aku berdiri dan menghentakkan kaki. "Maksud lo apa sih, Chy?"

"Maksud gue?" Dia menunjuk dirinya sendiri. "Nggak tahu. Pengin aja nyiram lo."

"Gue punya salah apa sih, sampe lo berbuat kayak gini ke gue? Gue salah apa?"

Sebelumnya Chyara memasang wajah menyebalkan, sekarang dia memasang wajah marah. Kedua tangannya terkepal dan wajahnya mengeras. Tampak seperti orang marah.

"Salah lo? Kesalahan lo besar, Rahma. Perlakuan gue tadi, nggak sebanding dengan luka gue yang masih terbuka hingga sekarang."

Sepertinya Chyara berbicara serius. Disaat seperti ini, aku lebih baik mendengarkan saja. Tapi dingin.

Chyara melangkah ke depan tepat di hadapan ku. "Dan… luka ini yang buat adalah lo, Rahma."

Perasaan aku nggak pernah buat masalah dengan Chyara. Apa gara-gara aku nolong Rena ya? Ah masa sih, gara-gara itu doang dia punya dendam sama aku? Baperan.

"Salah gue apa, Chy?"

Chyara mundur satu langkah. "Inget sama masa lalu lo!"

Baru kali ini aku melihat Chyara lemah. Dia barusan mengusap matanya dan pergi. Tapi apa maksudnya perkataan terakhir dia?

Rahma & Rama (End, Complete) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang