38. Prank

22 2 0
                                    

Assalamu'alaikum

Happy reading

*****

"Assalamu'alaikum…"

"Waalaikumsalam…" terdengar suara dari dalam rumah. Setelah itu muncullah wajah sumringah Bunda. Bunda selalu tersenyum setiap menyambut tamu.

"Eh, Rahma udah pulang. Ayo masuk."

Setelah aku meletakkan sepatu di rak, Bunda malah menyetop aku. "Pesanan udah semua kan?"

Aku menggumam sambil mengingat-ingat. "MasyaAllah, Bunda. Pesanan Bu Wulan!" teriakku.

"Ya Allah, Rahma. Kenapa belum, ayo cepetan diantar sekarang!"

"Iya-iya!" Aku kembali memakai sepatu. Setelah itu salim dan mengucapkan salam.

Haduh… kenapa harus sampai lupa sih. Perumahan itu kan jauh. Gara-gara ibu dan anak tadi kan jadi nambah kerjaan aku.

Sebelumnya aku berbelok ke masjid dulu. Kan rencananya mau sholat di rumah, malah ada rencana yang nggak terencana.

Meskipun ada pekerjaan yang tak boleh ditinggalkan, sholat pun jangan pula ditinggalkan.

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang atinya “Islam dibangun atas lima perkara, yaitu: (1) Bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar untuk diibadahi kecuali Allah (2) Mendirikan shalat (3) Menunaikan  zakat, (4) naik haji ke baiullah bagi yang mampu (5) berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no 8 dan Muslim no. 16.)

Bayangkan kalau kalian tidak melakukan salah satu dari diatas, apakah Islam dapat berdiri lagi di dalam diri kita?

Sholat adalah tiang agama.

Kalian pernah dengar kalau Islam itu singkatan dari sholat 5 waktu.

I : isya
S : Subuh
L : Luhur (Dhuhur)
A : Ashar
M : Maghrib.

Coba kalian tidak sholat Isya. Agama kalian apa dong? Slam? Begitupun seperti lainnya.

Kalian jangan berani-berani meninggalkan sholat ya. Itu sama aja kalian murtad. Keluar dari Islam.

*****

Aku jadi ragu atau malah senang. Perumahan ini sangat… elit. Kebanyakan rumah-rumahnya mewah dan besar. Masak pelanggan Bunda sekaya ini.

Tapi aku juga senang. Bunda mempunyai pelanggan yang kaya. Jadinya kan bolu buatan Bunda cocok dengan lidah orang menengah ke atas.

Setelah memastikan rumah pelanggan Bunda, aku dibukakan gerbang pak satpam. Huh… beda banget kan dengan rumahku. Sampai ada satpamnya.

Setelah itu menekan tombol. Pak satpam bilang jangan teriak-teriak. Percuma aja karena penghuninya nggak pernah di ruang tamu. Nanti nggak kedengaran.

"Iya, tunggu."

Suara laki-laki.

Ceklek!

"Assalamu'alaikum,-"

"Rahma lagi!"

Aku hanya mampu kaku di tempat.

"Katanya gue disuruh menjauh dari lo sampe nangis-nangis lagi." Aku melotot mendengar ucapan Rama. "Eh sekarang, malah lo yang deket-deket sama gue. Kangen ya…"

Plak!

"Nggak usah ngomong yang aneh-aneh dulu bisa nggak?" Rama hanya cengengesan.

Kota ini sangatlah sempit. Iya, aku bertemu dengan Rama lagi. Eh tunggu… kalau ini rumahnya Rama, berarti Bu Wulan-

Rahma & Rama (End, Complete) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang