62. Ada Apa Dengan Rama?

27 4 0
                                    

_____|||______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____|||______

Hari ini pembelajaran berjalan dengan lancar. Hanya tatapan teman-teman sekelas yang membuatku tak nyaman.

Rama hari ini sangat berbeda dengan terakhir kali dia menemui aku. Biasanya saat istirahat dia tuh sudah rusuh ganggu aku, tapi sekarang dia biasa saja. Bahkan saat papasan menuju kantin dia malah ngobrol dengan Dimas. Menengok pun tidak.

Aneh sekalu. Apa mungkin dia sedang punya masalah atau sakit gigi.

Tapi bisa saja aku punya kesalahan yang membuatnya marah padaku.

Sudah hari kedua aku sekolah, tapi tidak ada kemajuan. Kali ini aku yang pertama kali melihat dia. Rama sedang lewat di sebelahku. Kadang, cukup dengan tatapannya saja dapat membuatku marah-marah padanya. Mungkin kalau aku melakukan seperti itu, Rama bisa saja seperti aku.

Tetapi nihil! Dia lewat saja. Aku menghembuskan nafas lelah.

"Rahma, aku sama Liana mau ke perpus nggak ke kantin. Mau ikut sama kita apa ke kantin? Mending ikut kita aja, Mela udah pergi ke kantin bareng Rania." Bunga menepuk pundakku.

"Aku di kelas aja deh. Nih, mau ngerjain catatan hari ini." Aku mengangkat buku catatan biologiku.

"Dikerjakan di perpus kan bisa malah enak lhoo ada AC-nya. Dingin sejuk," bujuk Liana menggoyangkan tanganku untuk menopang kepalaku yang tiba-tiba saja pening. Sontak saja membuatku hampir hilang keseimbangan.

Aku berdecak. "Iya deh iya. Ayo."
"Lagian tumben juga ke perpus, biasanya Liana yang paling juara ke kantin," gumamku sembari menyiapkan buku-buku.

Perpustakaan sepi. Bahkan Mbak Sarah yang menjaga perpustakaan mengangguk-angguk ngantuk karena saking sepinya. Mbak Sarah berjengkit kaget saat Liana mendorong pintu menimbulkan bunyi decitan.

"Allah…"

Kami nyengir melihat latahnya Mbak Sarah. Kami duduk di bangku. Aku meletakkan buku-buku di atas meja.

"Sepi ya, Kak?" Liana bertanya pada Mbak Sarah. Basa-basi dulu lah...

Mbak Sarah menguap. "Nggak sih. Tadi ada dua cowok ke sini. Mereka cari buku paket Kimia kelas sebelas. Kalau nggak salah kalian kelas sebelas kan? Emang dulu pas awal-awal masuk sekolah nggak dikasih paket Kimia?"

Maklum kami merasa dekat dengan Mbak Sarah yang berasal dari Solo, soalnya dia ini baru saja wisuda lalu daftar kerja di sekolah ini. Mbak Sarah ditempatkan di perpus sekolah. Karena baru saja wisuda pikiran kami sama seperti Mbak Sarah.

Rahma & Rama (End, Complete) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang