Dengan perasaan bersalah, di bopongnya Tari setengah berlari di klinik terdekat, karena banyak darah yang keluar,baju Anangpun berubah warna.
"Dokterrrr, tolong...! " katanya berteriak,para perawat yang melihatnya segera membawa gadis itu dengan cepat,Anang menangis, rasa takut terselip di sudut hatinya, bagaimana kalau tiada, ah aku bodoh, biasanya aku bukakan pintu untuknya tapi tadi ku biarkan, bodoh, aku tak bisa memaafkan kalau terjadi apa-apa padanya.
"Stop, sini saja, biar kami periksa,semoga tidak terjadi apa-apa dengannya!" tahan seorang perawat.
"Ris,cepat ke klinik Medika, Ririku Ris....," apa benar itu Anang, menangis untuk Riri, benar-benar jatuh hati,benar saja Anang histeris.Riris menghubungi Mamang dan Deni ,orang yang biasanya menjaga jika Tari pergi sendiri.Semua ikut terbawa arus duka, gadis tuannya terluka, pasti tuannya sangat sedih.
"Mang, Riri , darahnya sangat banyak, aku takut mang! " dipeluknya mamang dengan sangat erat.Mamang memeluknya dan mengelus kepalanya, menenangkannya.
" Nak,Ririmu pasti kuat, tenanglah tidak kan terjadi apa-apa, kita berdoa saja, dokter pasti bisa menyelamatkannya,pasti," itulah mamang yang sudah seperti ayah baginya, selalu membuat tenang di saat hatinya berduka, lebih percaya pada mamang daripada Ibu kandungnya ,orang tua satu-satunya, bahkan soal Riri Ibunya tidak tahu sama sekali.Tepat satu bulan Riri bersamanya dia akan bilang pada Ibunya tentangnya, tentang perasaannya pada gadis itu.
"Mang, apa aku jatuh hati?"tanyanya setelah seminggu Rita bekerja dengannya.
"Kenapa,Nak,ada apa denganmu, ceritalah biar lega!" seperti seorang ayah, di pandanginya tuannya,sambil memegang kedua tangannya.
" Aku bahagia bersamanya, melihatnya pertama saat dia datang jantungku berdebar gak karuan, melihat senyumnya apalagi, ingin kupeluk, kucium,takkan kulepaskan, berada di dekatnya hatiku damai, semenit saja tak melihat atau mendengarnya tersiksa rasanya, apa aku jatuh hati padanya?" matanya berkaca-kaca. Setelah 3 tahun melewati akhirnya tuannya bisa mersakan lagi rasa itu.
"Ikuti kata hatimu, Nak,tapi kamu harus segera bilang padanya, cinta soal hati,kamupun harus bersiap jika dia tak punya perasaan untukmu, "kata mamang dengan lembut.
"Kenapa mang, apa dia pernah bercerita tentang itu pada Mamang?" tanyanya dengan resah.
"Dia gadis yang sangat sulit jatuh hati,dia bercerita banyak yang menyatakan cinta, suka atau apalah, tapi satupun tak ada yang di terima,dia nyaman bersama siapa saja, dia sayang sama semuanya,tidak mau saling menyakiti jika ada kata cinta, apalagi usianya belum genap 17 tahun,dia juga bertanya pada mamang bagaimana rasanya jatuh cinta,yah mamang pun menjawab jika di hatimu ada getaran yang tidak pernah kamu rasakan, jika kamu selalu terbayang bahkan di saat dia ada di sampingmu, kamu merasa rindu bila sebentar saja gak ketemu itulah cinta,kamu tahu jawabannya rumit ya mang, aku gak mau jatuh cinta ah, sakit rasanya, sayang seperti saudara itu lebih membuatku nyaman " begitukah, apa dia tidak punya perasaan sepertiku.Dengan kecelakaan ini, Anang benar-benar gila, takut kehilangan, merasa bersalah tidak bisa menjaganya, padahal bersamanya. Wajahnya yang tampan tertutup oleh duka.
"Siapa saudaranya?"
"Sayaaaaa,!" Anang segera berdiri,Riris dan yang lain ikut, berdiri ingin mendengar keterangan dokter.
"Alhamdulillah, tidak apa-apa, dia pingsan karena kaget, lukanya hanya luka luar saja, setelah siuman bisa di bawa pulang," belum selesai bicara Anang menerobos masuk,membuat semua yang di sana tersenyum simpul,membiarkannya untuk melihatnya.Sementara mamang bertanya-tanya keadaan Tari,Riris menyuruh Deni membayar adminstrasi,dia menelpon istri mamang untuk memberi tahu keadaan Tari.Dipandanginya wajah yang penuh dengan perban, dokter itu gila, begitu banyak perban bilang tidak apa-apa, dengan berani di genggam tangannya, di cium punggung tangannya.
" Ri, bangunlah, jangan buat aku takut.Maafkan aku tak bisa menjagamu,kamu tahu aku sampai menangis melihatmu seperti tadi, bangunlah Ri,maafkan aku, aku janji tidak marah-marah lagi!"
Tari masih tetap diam,tak bergerak,Anangpun semakin takut.
"Ri,bangun ,aku sayang kamu Ri,aku mencintaimu,apapun akan kulakukan untukmu,apapun Ri,...bangunlah!"
Tari mendengar semuanya, tapi dia pura-pura saja, dia semakin takut tahu kebenarannya, aku tidak bisa membalasmu Mas,aku sayangi kamu, aku suka ada di dekatmu tapi aku tidak bisa menerimamu seperti inginmu,maafkan aku, Mas,batin Tari berkata, ada air bening menetes dari pojok matanya.
"Ri,kamu nangis? " di rasakan tangannya basah, dilihat Ririnya sudah membuka matanya.Di peluklah,di cium kening Riri, yang selama di inginkannya, terjadilah di tumpahkan kerinduannya, rasa takut berganti bahagia yang membuatnya refleks melakukan semua itu.
"Massssss,apaan sih, lepass!" teriak Tari .
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomanceAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...