Kiriman rahasia

17 1 0
                                    

Kehamilan Tari sudah masuk triwulan ketiga tinggal menghitung hari saja.Semua menunggu dengan harap harap cemas.Pak Arya dan Bu Santini sering menelpon Han untuk selalu siaga , Han selalu menjawab iya jika orang tuanya bertanya atau memberinya perintah.
"Han...!"Damar, Seto dan Riyanto sedang berkumpul di cafe.
"Hem!"Han masih asyik berkutat dengan hpnya.
"Istrimu sehat kan.Sebentar lagi kau jadi ayah....kapan aku menyusul ya?"Damar membayangkan.. Pacar saja tidak punya mau nikah dengan siapa..hah.
"Emang punya pacar kamu?"Seto seakan mengerti jalan pikiran Damar.Damar menggeleng.
"Ketemu langsung nikah saja biar tidak banyak biaya...pacaran buat sakit aja.Seperti Han banyak wanita banyak masalah," jawab Damar.
"Han...aku dengar adik iparmu cantik kenalkan aku! "Damar melihat Han.
"Aku gak mau jadi iparmu!" Han melotot ke arah Damar,membuat Seto dan Riyanto tertawa.
"Gimana Mar...aman semua stok.Sebentar lagi kemarau panjang jangan sampai kita kehabisan, coba tengok di gudang padi apa senua aman.Seto cari lumbung padi di daerah untuk bisa mencukupi semua pasokan!"Han ingat kata kata Tari, Han harus sering mengecek stok, komunikasi pada semua pelanggan untuk mengetahui permintaan mereka,cek harga pasar beri award pada pelanggan setia dan terbanyak pesananya bisa membuat mereka akan tetap setia.Dan Han benar benar melakukannya.

"Assalamualaikum...pagi Den..apa kabar? "
"Wa alaikumsalam baik...ada apa Han?Gimana istrimu sudah melahirkan?"Han kurang suka menghubunginya tapi Deni adalah pelanggan terbesarnya, mau tak mau dia sering menghubunginya untuk tetap menjaga hubungan ini.
"Alhamdulillah sehat.Untuk permintaan di bulan depan gimana ada peningkatan?"
"Sepertinya ada peningkatan, banyak permintaan musim hajatan di daerah Han."
"Syukurlah..makasih Den."
"Tunggu Han...salam untuk Tari! "Han paling tidak suka kata Deni yang ini,setiap akhir pembicaraan salam untuk Tari ya...Han tidak pernah menyampaikannya.

Tari masih bisa aktifitas, dia membuat berbagai desain rumah meluangkan masa luangnya,di samping membantu adiknya membuat berbagai bentuk baner,modifikasi lainnya.
Hari itu Tari mendapatkan kiriman email, desain rumah yang di buatnya di terima oleh sebuah perusahaan.TK Contruksi,mereka tertarik dengan hasil karyanya Tari mengirimkan itu pada Ara untuk melanjutkanya.

Ilham melaporkan hasil kiriman email atas nama Tara grafis@gmail,tata letaknya minimalis menarik lengkap dengan rincian anggaran, Kris melihat secara seksama dia pun tertarik suruh hubungi agar bisa kerjasama untuk pengembangan perumahan yang baru di rintisnya.
"Tok...aku akan datang ke kotamu, bisa tunjukkan di mana tempat yang cocok ketemu ?"Ilham menghubungi Seto karena alamat email itu ada di kota tinggal Seto.
Kris menyerahkan sepenuhnya pada Ilham,dia memantau lewat telpon jika sudah ketemu pengirim emailnya.
Kris masih berharap dia bertemu Tari di kota yang menjadi tempat tinggalnya sekarang dia yakin akan bertemu Tari,entah mengapa hatinya tetap belum tenang sebelum dia tahu keadaannya.
"Assalamualaikum..Yan pakabar?"dari telepon Pak Teguh menyapa putranya,dia berharap Kristian menata hidupnya yang baru merelakan Tari memilih jalannya.
"Wa alaikumsalam Yah,Alhamdulillah baik  Ayah, Ibu dan Oma sehat juga kan?"
"Alhamdulillah kami sehat,kamu tidak pulang Yan, Oma kangen kamu!"
"Belum bisa Yah, bulan kemarin baru pulang.. Ada kiriman desain rumah yang sangat menarik di kota sebelah Ilham sedang berusaha kerjasama dengannya,mohon doanya Yah di beri lancar! "
"Aamiin...sudah ketemu pujaan hati baru belum Yan?"
" Aaayahhhhh...aku sudah bilang kan, harus tahu keadaan Tata setelah tau dia baik baik saja baru aku lega. Ayah tenang saja aku sudah siap apapun itu akan kucoba sekali lagi. "Kamu memang putra Ayah yang pantang menyerah, tapi Pak Teguh sudah tenang menurut laporan Ilham Iyan benar benar dewasa sikapnya tenang,perilaku yang di ajarkan Tata benar benar telah merasuk kalbu, itu sebabnya Pak Teguh membiarkan Iyan memilih jalannya.

Ara datang ke rumah kakaknya sendirian,dia ingin minta kejelasan tentang desain yang akan di bicarakan sekaligus melepas kangen pada kakaknya itu. Tiba dengan naik ojek, di depan gerbang Ara menemukan amplop warna coklat.Di bawa amplop itu untuk di berikan pada kakaknya,mungkin ini untuk kakaknya di lihat ada nama Tari tanpa nama pengirimnya.
"Mbak... Assalamualaikum Ara mengetuk pintu depan yang terkunci, entah mengapa pagar depan tadi tidak di kunci biasanya dia memencet bel di depan gerbang.
" Sebentar..Wa alaikumsalam..."Bi Darsi membukakan pintu.
Ara menyalami dan mencium punggung tangannya.
" Kamu...ayo masuk kakakmu lagi di kamar..barusan masuk!"Bi Darsi menarik tangan Ara, mengajaknya masuk.
"Di kamar mana Bulik?"
"Itu di kamar tamu,perutnya sudah semakin besar kasihan kalau harus naik turun jadi kakakmu memilih kamar itu,masuklah,"
Ara mengetuk pintu dan mengucap salam, terdengar kakaknya menjawab salamnya.
"Mbak....pakabar?"
"Araaaa...hem itu Bulikmu datang sayang, di usap perutnya yang semakin buncit.
"Hai ponakan Bulik pakabar? "Ara mencium tangan kakaknya dan memeluknya,di usap usap perut kakaknya dengan lembut,di bisikkan kata kata sayang untuk calon ponakannya itu.

" Mbak...aku ke sini mau tanya tentang desain yang Mbak kirim itu.. Apa yang harus aku lakukan?"
Tari menerangkan detail desain rumah itu  Ara serius memperhatikannya.
"Jika di tanya siapa yang membuatnya aku jawab apa? "
"Jawab saja... Saya sendiri, beres kan!"
" Tapi aku takut Mbak..bohong.. Ku jawab aja ini desain bosku begitu ya, tapi aku yang mewakilinya begitu boleh?"Tari mengangguk,Ara gadis cerdas sekali di terangkan dia sudah mengerti tentang desain itu.
" Mbak...nih ada kiriman! "di sodorkan amplop coklat itu pada kakaknya.Tari menerimanya, tak pernah dia menerima kiriman apapun dari siapa ya..di lihat tidak ada nama pengirimnya.
Perlahan di buka amplop itu....deg...Tari benar benar terkejut melihat Han berciuman dengan seorang gadis,berjabat tangan, memeluknya...Astagfirullah apa benar itu suaminya dia tega berbuat itu di saat dirinya hamil tapi bukankah dia tidak peduli padaku....Tari menghela nafas panjang dia tidak ingin Ara melihatnya biar dia selesaikan masalah ini setelah Han pulang.
" Apa Mbak isinya?"
"Biasa laporan dari usahanya Mas Han."
"Emmmm...Mbak capek kan sini di pijit sebentar!"Ara memegang kaki kakaknya yang sedang selonjor di ranjang.Tari merancang kata kata untuk Han setelah dia pulang, apa sebenarnya yang terjadi.Tari selalu melayaninya meski dia dalam keadaan hamil tua Tari berusaha selalu membuat Han puas dan senang meski Tari selalu mengingatkan untuk lebih lembut karena ada bayi di dalam perutnya.
"Ayo...makan dulu Dek!"
" Gak usah Mbak...Ara pulamg aja Mbak makan sana, terus tidur yah!"Ara memeluknya,menciumi perut buncit kakaknya.
"Ayo ku antar! "
"Mbak di sini saja,Ara keluar sendiri kok.Sudah Mbak Ara pulang..Assalamualaikum!"Ara berlalu meninggalkan kamar.
Tari menjawab salam adiknya, dia terbayang Han di foto itu.Tetes air matanya jatuh tak terasa, hatinya seperti tercabik dia sudah melayaninya dengan sepenuh hati ,dia tahu kewajiban istri adalah membuat suami senang meski dirinya sendiri tersakiti dia tak peduli tapi kenapa dia masih bersama yang lain, kenapa dia tetap menggauliku apa dia sengaja untuk menutupi kelakuannya itu.. Ya Allah sabarkan hati ini.

Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang