Pesan terakhir

25 2 0
                                    

Pak Arya sangat bahagia atas jawaban Tari,dia tahu dari sikapnya dia gadis yang baik dan penuh rasa sayang, dia mendengar pembicaraan  dengan adiknya dia butuh biaya untuk rumah sakit,bayar hutang ,butuh tempat untuk tinggal juga.Pak Arya akan memberikan itu semua, uang baginya tidak ada artinya melepaskan kepergian ibunya yang sudah 5 tahun ini menderita sakit satu  keiginannya dia bisa pergi dengan tenang jika Han cucunya menikah,wataknya yang keras kepala membuat ibunya kawatir dia butuh sosok istri yang sabar untuk merubahnya menjadi lebih baik,entah apa yang menyebabkan hatinya berbeda dengan ajaran orang tuanya  dia sangat dingin dan tidak bersahabat, temannya memang banyak tapi mereka dekat karena uang, Handono tipe lelaki yang royal .Diapun rajin bekerja membantu usaha keluarga usaha penggilingan padi, penggilingan tebu yang sudah di buka di berbagai tempat di kota itu dia pintar dalam pengelolaan manajamen pemasaran tapi sifat kasarnya tetap terlihat.

"Han...kamu harus menikah besok!"
" Sudah menemukan gadis itu untukkku?"Pak Arya mengangguk,meski kasar Han sangat sayang pada keluarganya dia akan menuruti kata neneknya, itu yang membuatnya bersikap kasar Hidupnya selalu di atur oleh neneknya yang mewariskan semua usaha keluarga kepada ayahnya,rasa kecewa tidak pernah di beri ijin untuk dekat dengan wanita membuat hatinya dingin.Pernah Han membawa gadis yang di sukainya, tapi nenek menentangnya,dia bukan gadis baik dari cara bersikapnya nenek di sini dia tak beri salam atau menyapa gadis apa itu nenek langsung memberi penolakan saat pertama datang.Berulangkali Han mengenalkan pada neneknya tapi ada saja alasannya, tidak sabarlah sorot mata tidak suka sama nenek, suka ngatur kamu dan masih banyak alasan lainnya.Nenek mau istrimu cantik,sabar,apa adanya, sayang sama keluarga nenek akan pergi dengan tenang jika kamu sudah nikah sama dia.Memikirkan cucunya yang suka berganti gadis membuat nenek kepikiran dan jatuh sakit,jantungnya bermasalah begitupun dengan tekanan darah.Meski begitu Han tetap sayang padanya, tapi rasa kecewa membuat cara hidupnya terlalu bebas meski dia tidak pernah berbuat yang melampaui batas.Dia sudah menyerah dan berjanji akan menikahi gadis pilihan nenek.Gadis  cantik,baik sabar dan sayang keluarga.Apa ada gadis sesempurna itu!
" Hari ini nenek minta pulang, dia ingin melihatmu menikah di rumah!"
Han tersenyum pahit,aku menikah ah...sial.Tapi aku sudah janji sama nenek.

Sore hari Handono ke rumah sakit untuk membawa nenek pulang, berjalan dengan menerima telepon .
" Kamu harus bisa mengaturlah semuanya, nanti malam kita ketemu di cafe aku harus buat dia tahu berhadapan dengan siapa dia!
" Ok...jam 10 di tunggu ya!"suara dari teleponnya.Bruukkkkk ...astagfirullah Han mendengar teriakan seorang gadis. Di lihatnya gadis itu mengambil makanan yang tumpah tercecer karena Han sudah menabraknya.
" Pake mata kalau jalan..!"
" Maaf, Mas yang jalannya meleng jalan sambil telponan!" tanpa bersalah Han melewatinya menginjak nasi bungkus yang masih tersisa.
" Astagfirullah...!" gadis itu hanya memandang kepergiannya.
Sampai di ruang inap,sudah menunggu orang tuanya Pak Iman dan Bik Tini bersiap membawa barang barang untuk di bawa ke mobil.
" Nek...pakabar, nenek senang mau pulang. Maaf beberapa hari ini Han tidak ke sini banyak kerjaan!" Nenek tersenyum dia masih terbaring di bed rumah sakit, nafasnya tersengal. Tangannya ingin memeluk cucu kesayangannya itu,Han paham di peluk nenek yang sudah memberinya kasih berlebih yang sudah mengatur dirinya, di depan nenek dia tidak punya keberanian untuk menolak apapun karena sedari kecil neneklah yang selalu memberikan semua yang di inginkannya,meski orang tuanya menolak nenek yang pasti memberikannya dengan senang hati.
Pak Arya keluar untuk memanggil Tari, besok dia akan menikah dia ingin mempertemukannya dengan Han.

" Assalamualaikum...Nek...Ibu...!" dia menjabat tangan keduanya mencium punggung tangannya dengan penuh hormat.Dia ...bukankan dia yang tadi kutabrak..Han melihatnya dengan seksama apa dia gadis itu!
" Nak...ini Handono putra bapak..Han ini Tari calon istrimu!"Tari bersikap biasa meski dia tahu lelaki itulah yang telah menabrak dan menginjak nasi bungkusnya tadi.Dia hanya mengangguk menyedekapkan kedua tangannya di dada.Hemm...lumayan juga sih batin Han tapi masa bodoh yang penting aku memenuhi janjiku pada nenek.Han tidak membalas perkenalan itu.
" Ayo kita pulang...Bik sudah semua kan!" Bibik mengangguk,Pak Arya juga mengajak satu perawat, alat yang ada di tubuh nenek tetap ada di sana dia sudah membelinya agar nenek tetap mendapatkan pertolongan meskipun di rumah.Han berlalu meninggalkan Tari yang masih berbicara dengan Pak Arya.

"Bapak sudah siapkan semua, besok jam 8 ada yang menjemputmu, seperti inginmu berangkat dari sini. Berias di rumah kami, kamu siap Nak!"
Tari diam, dia masih bingung dengan apa yang terjadi.Dia tidak bercerita pada siapapun hanya Allah yang di jadikan tempat bercerita, pikiran tentang biaya tentang hutang keluarga tempat tinggalnya membuat dia tidak bisa berpikir jernih.Ara memberi saran untuk minta tolong Anang atau Yoyok atau yang lain Tari menolak mereka sudah punya kehidupan yang lain mereka berhak bahagia kalau dia kembali datang itu akan membuat masalah,dia tidak ingin mereka membantunya dia harus pergi untuk selamanya agar mereka bahagia.Dengan lembut Pak Arya memegang bahunya.
" Kamu jangan kuatir apapun, urusan keluargamu bapak tanggung semuanya setelah bapakmu sembuh bawa mereka pindah bapak sudah siapkan rumah tinggal untuk keluargamu,tenanglah!"Tari tercekat tak mampu bersuara apa ini memang jalanku.Dengan cara ini aku menikah...Ya Allah ku sudah meminta pada Mu setiap saat apa ini jawabanMu.. Tapi aku tidak mencintainya aku tidak mengenalnya,sikapnya kasar apa aku akan bahagia bersamanya apa aku salah dalam hal ini.

" Mbak...ku cari ke mana mana.Bapak nyari Mbak..! " Ara tiba tiba datang.
" Pak saya pamit.Assalamualaikum!"di jawab salam Tari, diapun mengikutinya dengan cemas..semoga bapaknya tidak apa apa.Di kamar ada beberapa perawat dan dokter,Tari merangsek masuk ke dalam.Dipeluk bapak dengan rasa gelisah, yang kuat pak bapak harus sembuh demi kami.Ibu dan yang lain menangis histeris.
"Mbak..bapak sepertinya ingin bilang sesuatu  coba dekatkan telinga Mbak ke bapaknya...!Benar saja bapak membisikan sesuatu, Tari mengangguk mengerti maksudnya meski terpatah patah karena nafasnya yang berat Tari bisa menangkap kata katanya.Tiba tiba bapak tidak sadarkan diri, segera dokter meminta semua keluar.Tari berusaha tenang, di ajak adik dan yang lain keluar kamar.Tak berselang lama bapak di dorong keluar untuk di bawa ke ruang ICU keadaannya kritis.Tari beristigfar mohon ampunan bergantian dengan lantunan sholawat ...beri kuat Ya Allah ...jaga kami semua.. beri kuat sembuhkan bapakku.Semuanya membisu di depan ICU, mata mereka sembab menangisi keadaan bapaknya.
" Mbak...tadi Pak Awang datang ke sini!"
" Siapa dia?"
" Orang yang membeli rumah, dia bilang seminggu lagi rumah itu di tempati pembelinya.. dan bapak mendengarnya..! " Ya Allah jadi itu yang menyebabkan bapak drop.Entah di sadari atau tidak ada seorang laki laki yang mengikuti mereka.Melihat bapak Tari tidak sadarkan diri Pak Arya minta Pak Iman pembantunya mengawasi apa yang terjadi dan segera melaporkan padanya.Tari sangat gundah beri aku jalan dengan mudah, beri aku kuat hanya Engkau pembuka semua kemudahan. Tari pamit untuk sholat dia ingin mengadukan semua kegelisahannya.. hanya pada Allah lah aku meminta, hanya itu yang bisa ku lakukan. Tetes bening keluar dari pojok matanya, dia menangis tanpa suara.Jaga mereka jangan tinggalkan mereka Nak! Itu pesan terakhir bapak.


Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang