Menolong Anang dan Dewa

17 2 0
                                    

Dewa menemani Tari ketemu Kris.Anang mengijinkannya pergi, setelah Anang kembali dia akan melihat nya lagi dengan Tari.
" Ta..nama yang besar akan di taruh di sebelah depan pintu masuk, warnanya sesuai kesepakatan awal warna merah dengan semburat pink gimana menurutmu?"
" Untuk warna di tegaskan dengan sedikit warna biru untuk menonjolkan nama mart itu,jangan hanya di depan kanan kiri tengah untuk memudahkan orang tahu inilah smart yang di tuju."Kris menulis apa yang di sampaikan.
" Kris...apa nama mart ini?"
"Anang belum bilang kejutan katanya!"Dewa hanya menjadi pendengar setia.Setelah selesai mereka menikmati makanan yang sudah di sediakan.
Ddrrrrttttt pesan masuk dari Nanda, murid les privatnya Mbak kapan bisa ke rumah lagi Mbak sudah sehat kan kangen aku butuh bimbel lagi .
"Besok kita ketemu, jam seperti biasa ya."jawab Tari.
" Mbak teman yang lain minta jadi satu biar Mbak tidak capek bagi waktu, meski kita beda kelas gak papa kan?" Nanda melanjutkan pesannya.
"Yang penting nyaman dan sudah ijin orang tua masing masing,ok!"
" Makasih Mbak sampai besok,Mbak cantik... deh! "Tari tersenyum membaca pesan Nanda.
" Hayyooo senyum sendiri dari Anang ya...?" entah kenapa Kris merasa Anang selalu mengawasinya.
Dewa ikut melihat Tari.
" Bukan dari anak lesku...!" Aduh mati kelepasan mudah mudahan mereka gak cerita ke Mas Anang.
" Apa kamu jadi guru les, bisa bagi waktu kamu Ta...jangan forsir tubuh dan otakmu meski kuyakin kamu bisa!" Kris terlihat kawatir,dia tahu dari SMA memang dia sudah menjadi guru bagi adik teman teman SMAnya kadang dari teman yang butuh bimbel.
" Benar kamu jadi guru les! " Dewa meminta jawaban darinya.
" Sudah ayo kita balik kantor Mas, makasih Kris ketemu lagi setelah bos kembali dari luar kota ya,Assalamualaikum !" jawabnya menghindar.

Anang kembali meninggalkan Risa ,dia berjanji segera menjemputnya untuk menikah dengannya. Ibu Shila kawatir tentang Anang.
" Nak...kamu yakin lakukan ini?"
" Janji adalah hutang apalagi Pakdhe sudah tiada,aku ingin Pakdhe damai di sana meski berat Bu!"
" Aku akan bilang pada Risa kalau kamu butuh waktu. "
" Tidak Bu lebih cepat lebih baik, kucoba untuk menerimanya, Tari tetap tak tergantikan Bu. Tapi Ibu tahu dia tak mencintaiku mungkin ini terbaik untukku, aku bisa membuka hati untuk Risa dan belajar mencintainya!"
" Maaf kamu terjebak seperti ini,Ibu takut kalian berdua akan saling menyakiti, kamu yakin? " Anang mengangguk dengan menikah dia akan berusaha membuka pintu hati yang lain untuk Risa, karena sampai saat ini hatinya terkunci rasa cinta untuk Riri yang sulit di lupakannya.
" Jangan katakan apapun pada Risa Bu,biar sang waktu yang menjawab kasihan dia.! " Ibu menganggukan kepalanya.
" Satu lagi Bu,akan kuukir nama Riri besar di mart yang hampir selesai AN-TARI MART... ijinkan ya Bu...?"Anang memohon penuh harap.
Ibu memeluk dan mengusap punggungnya, begitu besar rasamu padanya Nak, Ibu tetap berharap kamu bisa di persatukan.

" Pak Anang,gimana distribusi bahan dari kami lancar?" Tanya Pak Iwan dari telpon.
" Alhamdulillah lancar,dalam waktu dekat ada pembuatan LKS tolong di siapkan bahan kertas yang baik, biar Tari yang pilih! "
" Siapp...Oh ya Tari sakit apa lama Nanda menunggu kehadirannya?"
" Nan...da..siapa dia kenapa menunggu Riri?"
" Ah Bapak cemburu ya!Nanda putriku usianya 12 tahun masih kelas 6 ,Tari menjadi guru bimbelnya ."terang Pak Iwan dari seberang.Apaaa Tari jadi guru bimbel, kenapa dia tidak bilang aku, mamang tahu berarti ahhhh memang keras kepala setelah kejadian menyakitkan itu dia masih cari kesulitan awas kau Ri ada kemarahan di balik kecemasannya.Dari Pak Iwan dia tahu, Tari punya banyak murid yang lain dia berangkat setelah sholat magrib atau hari libur.

Dengan kasar, sesampai di kantor di tarik tangan Tari.
" Duduk!Katakan kenapa tidak cerita padaku kamu jadi guru bimbel! Kamu tahu aku kawatir kamu kena apa apa di luar sana, siang capek kerja malem kerja lagi apa maksudmu kamu membuatku mati karena kawatir setiap saat, kamu cukup bilang padaku berapa gaji jadi guru bimbel aku bisa kasih lebih ke kamu asal kamu selamat jauh dari marabahaya, bilang berapa... ini...!" di keluarkan segepok uang ratusan di meja. Tari menangis,tak pernah Anang merendahkan pekerjaannya sebagai guru untuk membantu orang tuanya,berapapun itu halal hasil jerih payahku aku tidak mau minta minta tapi dia sudah merendahkan pekerjaanku, kamu tega Mas. Ditinggalkannya Anang yang masih marah  ,Anang benar benar kesal pada Riri tak mengerti tentang kekawatirannya.

Beberapa hari, Tari masih tidak terima meski dia bersikap biasa membawakannya makan untuk Anang, mengingatkan jadwal pertemuan dengan rekan kerjanya tapi bicara yang penting saja,membuat Anang tetap tidak terima apa yang di lakukannya sudah membahayakan dirinya.
" Nanti siang ketemu dengan Kris, Mas!" Anang hanya mengangguk tanpa melihatnya,dia menelpon Dewa untuk ikut bersamanya.
" Wa.. bisa ikut nanti jam 1 siang ketemu di proyek? "
" Ok..ketemu di sana saja ya!" lanjutnya.Setelah makan siang mereka berangkat mereka masih saling diam Tari merasa benar begitupun Anang, duduk di kursi belakang seperti biasa Tari chating dengan Ara menanyakan tentang rumah, Bapak sudah mulai aktifitas namun sebentar saja, semua baik baik saja Mbak isi pesannya.Mbak jaga diri ya!
Setelah sampai, bertiga mereka menuju ke arah Kris yang terlihat sedang bicara dengan pekerja.Dengan beriringan Anang dan Dewa berada di depan Tari.Mereka asik ngobrol tanpa menyadari bahaya ada di depan mereka,Tari melihat ada balok penyangga terjun bebas dari atas dengan refleks dia berteriak dan berlari.
" Masss....awas..! " para pekerja melihat ke arah Tari, semua ikut berteriak tak terkecuali Kris.
" Awass...An...!" Tari dengan cepat mendorong tubuh keduanya, brukkkkk ahhhhhhh Tari menjerit tertimpa balok penyangga itu.
" Tataaa...!" Kris berteriak, para pekerja berlari ke arah Tari yang berlumuran darah, dengan sigap Kris membopongnya tanpa pedulikan Anang dan Dewa, yang di pikirkannya menolong Tari segera.
" Cepat siapkan mobil kita ke rumah sakit... cepatt!" Kris membentak para pekerjanya, salah satu dari mereka tanggap segera menyiapkan mobil, setengah berlari Kris membawanya ke mobil.Anang dan Dewa di tolong oleh beberapa pekerja, baru menyadari Tari yang tertimpa balok penyangga itu.
" Ririiii....!" Anang segera mengejar Kris dengan sekuat tenaga, Dewa mengikutinya dengan cepat.Kenapa bisa kamu selamatkan aku Ri aku sedang marah denganmu, tapi tetep saja kamu baik sama aku, seharusnya aku yang terluka kenapa selalu kamu yang tertimpa luka Ya Allah selamatkanlah Ririku, di saat aku ingin melupakannya Engkau buat aku berhutang nyawa padanya selamatkan dia Ya Allah.


Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang