Dengan penuh emosi,di cengkeramnya krah baju Anang Dewa menatapnya dengan sinis.
" Kenapa bisa jatuh pingsan gak becus jaga! " Anang yang akan marah semakin marah. Di tepiskan tangan Dewa yang mencengkeram krah bajunya dan di dorong dengan keras.
" Aku yang seharusnya marah, sudah kubilang jangan dekati dia gak paham juga kau Wa!"ingin rasanya di tonjok tuh wajah lelaki di depannya tapi Anang menahan diri demi Riri. Dengan geram di pukulnya dinding rumahnya sebagai pelampiasan.
" Pukul saja aku nih! "wajah Dewa tepat persis di depannya.
" Dewaaaa...lama tak jumpa " suara Ibu Shila membuat keduanya mengubah niat untuk beradu mulut.
Diciumnya punggung tangan Ibu Shila.
" Baik Tan,Tante gimana sehat kan?"
"Ayok duduklah, An kenapa tidak di ajak duduk? "
" Gak mau duduk Bu! " jawab Anang asal asalan.
" Iya Tan, capek dari tadi duduk terus!" katanya tersenyum sinis sambil melihat Anang, Anang mengepalkan tangannya tanpa di lihat Ibunya.
" Kamu ke sini bareng siapa?"
" Riris Tan,bilang Tari jatuh pingsan jadi sekalian ikut tadi saya ke kantor mau ketemu Anang! "
" Oh..tapi kok kamu kenal Tari juga?"
" Ya kenal Tan,kan Tari selalu presentasi proyek dengan saya," Dewa menerangkan, Ibu Shila melihat Anang dia lupa Anang sudah pernah cerita ketidaksukaannya pada Dewa yang selalu melihat Tari.
Dengan memberi kode pada Dewa Anang minta Dewa pulang saja, tapi Dewa sengaja.
" Tan boleh sebentar saja melihatnya gimana kondisinya? "
" Gak boleh Riri tidur masih pusing!" dengan cepat Anang menjawab, berdiri memegang tangan Dewa.
" Wa,pulanglah besok kita bicara di kantor!" bisiknya.
" Aku mau lihatnya sebelum pulang!" setengah berbisik Dewa menjawabmya.
" Sudah biarkan,masuklah ada Riris kok di kamar Ibu ke belakang dulu!"
" Dewa ada tugas kok Bu besok katanya ketemu Ririnya!" di dorongnya tubuh Dewa dan Ibu sudah berlalu tak melihat tingkah Anang.
" Awas kau An!" Dewa pergi menahan rasa jemgkelnya.Besok aku akan membalasmu aku pasti ketemu Tari.Di luar rumah Kris berpikir keras, begitu banyak yang peduli padamu Ta,2 orang lelaki itu tampaknya sayang perhatian padamu dapat saingan nih ahhhh selalu begitu. Besok pagi akan kulihat keadaannya di kantornya kenapa aku cemas begini bukannya aku yang sudah mencelakainya tadi bodoh.
" Ri,gimana bisa kamu jatuh? "
" Aku tersandung kaki seseorang Mbak tapi tak jelas kejadiannya sangat cepat yang ku lihat dia lelaki bertopi dan aku gak ingat lagi."
" Apaaa...jadi ada yang iseng denganmu?"Anang sudah di kamar.
" Mas,mana Dewa?" tanya Riris.
" Ku usir! ...Benar seperti itu kejadiannya Ri ?"diapun duduk di dekat kaki Tari sambil melihatnya dengan cemas.
" Sudahlah Mas aku gak papa kok!"
" Awas kalau ketemu orangnya! " besok aku akan cari tahu. Riris berpamitan untuk kembali ke kantor karena masih pukul 14.30 .
" Mas aku tadi bareng Dewa antar aku.."ah ganggu saja nih Riris ,Riris hanya tersenyum tahu maksud pandangan kakaknya itu.Merekapun berlalu meninggalkan Tari, tak lupa di usap rambut Tari dengan penuh sayang karena hanya bagian itu yang di biarkan Tari untuk di jamah Anang tidak untuk yang lain .Hari ini Tari memaksakan diri masuk kantor .Kulit wajah dan tangannya sudah tidak memerah karena salep yang di berikan di minta Anang yang terbaik tak tinggalkan bekas dan cepat,tampak kening kanannya yang masih di perban tak ada rasa sakit di wajahnya tetap ceria seperti biasa.Memberi salam pada semua yang di temuinya,mamang yang melihatnya tersenyum. Anang masih belum berangkat karena di sangkanya Tari tidak masuk kerja,Tari menelpon mamang minta di jemput dengan terpaksa mamang menjemputnya.
10 menit duduk di ruangan, tiba tiba Dewa sudah ada di depannya, melihat luka Tari .Refleks Tari mendongakkan wajahnya dekat sekali dengan wajah Dewa yang memang melihat lukanya dengan menunduk.
"Ah...Mas Dewa..ngapain di sini!"Tari langsung berdiri memundurkan wajahnya menghindari wajah Dewa. Karena terlalu tergesa Tari hampir jatuh ,tubuhnya serasa ada yang menopang. Di lihatnya lelaki bertopi itu sudah menopang tubuhnya dan tersenyum padanya....Kristian jadi diakah yang sengaja kenapa dia di sini.
"Heiii ...lepas!" suara Anang tiba tiba mengambil alih tubuhnya yang di topang lelaki bertopi itu.Ketiga lelaki itu pun saling berpandangan.
" Siapa lagi nih orang?" batin Dewa.
" Siapa kamu main masuk saja ke ruanganku, kamu juga Wa hhhh,keluar!" Tari berusaha melepaskan diri dari pegangan Anang, tapi Anang sedang marah malah memegang bahu Tari dengan kuat.
" Mas....sakit lepas!" katanya berbisik takut Anang marah kalau Tari berteriak berarti menjatuhkan harga dirinya di marahi di depan orang lain,perlahan Anang melepasnya.
" Maaf...sayangku!"di godanya Tari dan mengedipkan sebelah matanya.Tari segera menjauh,mengambil tempat duduk dan melihat ketiga lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomanceAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...