Hampir saja

18 3 0
                                    

Tari mempunyai kegiatan baru,berkunjung ke oma menjadi  kegiatan rutinnnya, dia membagi waktu dengan Ibu Shila.Ibu Shila mengerti ketika Tari menceritakannya,terselip rasa bangga dan haru gadis pujaan putranya menjadi kesayangan banyak orang.Pak Teguh dan istrinya minta tolong agar Tari mengunjungi oma sampai oma bisa menerima bahwa cucunya sudah tiada, oma berpikir cucu perempuannya masih hidup sakit jantung yang di deritanya sering kambuh karena bayangan cucunya itu,dengan penuh harap mereka meminta Tari bisa mengembalikannya, Oma sering pergi sendiri tanpa pamit merasa di ajak cucunya jalan jalan.

Dengan senang Tari melakukan permintaan mereka semata mata untuk menolong, Tari merasa mempunyai nenek karena Tari sudah di tinggal nenek juga kakeknya ketika masih SD.Lain dengan Pak Teguh selain ingin ibunya pulih dari trauma kehilangan cucu juga putrinya Pak Teguh dan istrinya berniat menjodohkannya dengan putranya dia yakin putranya bisa berubah dengan semua kebaikan dan ketulusan Tari.Anang sering mengantar ke rumah Pak Teguh pernah juga menyempatkan mampir memastikan keluarga seperti apa mereka tapi hanya nenek saja yang di lihatnya, wajahnya selalu berbinar ketika Tari datang.
" Ri..apa asiknya ketemu dengan nenek nenek kamu gak bosan? "
" Asik Mas, oma itu pintar masak pintar sulam ada saja yang di kerjakannya, aku senang Mas salah kalau mikir oma itu nenek yang membosankan hanya diam saja! "
" Benarkah?"
" Seperti Ibu, ngajak jalan jalan belanja lalu masak bersama, ya seperti dengan Ibu lah, cuman oma lebih cerewet lagi ada saja permintaannya, tapi aku tahu ingatan akan cucunya itu yang membuatnya ingin punya teman untuk di ajak bercerita untuk jalan bareng untuk kegiatan, yang lain sibuk sendiri sendiri hanya pembantu yang nemani oma!"
" Aku gak pernah ketemu yang lainnya, apa seperti itu setiap kamu ke sana?"
" Gak juga kebetulan saja, mereka ikut kok malah oma pasti mengabari kalau Tari sudah datang!"
" Emhh apa mereka punya anak lainnya?"
" Ada katanya sih laki laki tapi aku juga gak pernah ketemu! "
" Riiii...jangan jangan kamu mau di jodohin sama dia..ahh!"Anang mulai cemas mendengar itu.
" Mas tenang, denganmu yang ganteng baik murah senyum sabar... Aku gak bisa tidak semudah itu aku belum berpikir ke sana! "Kalau dia lebih dari aku gimana Ri, ahh aku harus cari cara agar dia segera berhenti mengunjunginya atau tidak sesering ini.

Anang memberi tugas lebih pada Tari, meskipun sudah selesai ada saja kerjaan yang di berikan kadang di suruh bawa pulang, besok harus selesai dia berharap waktu untuk oma bisa berkurang dia takut apa yang di pikirkannya terjadi.Tari sedikit aneh dengan kerjaan yang di berikan Anang, benar Tari kerepotan membagi waktunya, untung Oma sudah mulai mengerti bahwa Tari kerja untuk membantu keluarganya di desa. Sering pulang agak malam menjadi kebiasaan Tari, dia tidak mau membawa tugas ke rumah waktu yang lain pulang dia tetap melanjutkan tugasnya, Anang pulang dan akan menjemputnya kadang kadang ikut tinggal di kantor tapi dia tahu keseringan tinggal dengannya akan membuat spot jantung yang membuatnya tidak bisa bernafas lebih baik pulang menghindarinya.

"Diam...!"tiba tiba seseorang membekap mulut Tari. Dia tidak begitu jelas melihat wajahnya tapi seperti kenal suaranya, meski tertutup dengan topeng.Tari berontak Ya Allah tolong aku, lelaki bertopeng itu menariknya membalikkan wajahnya hingga wajah merekapun berhadapan, nafas lelaki itu naik turun sangat kuat .
" Siapa kamu lepaskan aku, tolong jangan...!" Tari berteriak namun dengan cepat mulutnya di bekap lelaki bertopeng itu.Tari menangis Ya Allah tolong aku, Mas... datanglah aku takut.Sorot mata itu memandangnya tajam tubuhnya menindih tubuh Tari ke dinding, tangannya memegang tangan Tari. Tari berusaha meronta di pukul pukulnya lelaki itu dengan tangan kirinya yang tidak di pegangnya,kepalanya dengan keras di geleng gelengkan untuk menghindar darinya.Rasa takutnya membuat lelaki itu tertawa, dia membuka bekapan mulut Tari meraba wajah dan leher Tari dengan penuh hasrat Tari berteriak dengan keras,di sodokkan lututnya mengenai organ vital lelaki itu. Dan Tari terlepas dari cengkeramannya, sekuat tenaga Tari berlari sambil menangis dan berteriak minta tolong.
" Tolonggg... tolong! " Dan brukkkk dia menabrak seseorang.
" Jangannn...!" Tari mundur untuk menghindarinya.
" Ri..kenapa Ya Allah ada apa? " Anang  terkejut melihat Tari  yang sudah awut awutan bajunya terlihat berantakan, wajahnya sembab. Tari memeluk Anang sambil menangis, Anang memeluk gadis pujaannya itu yah baru pertama kalinya Tari dengan suka rela memeluknya Anang menenangkannya, di angkat wajahnya yang terlihat sangat takut.
" Mass....di sana ada lelaki dia.. mau  ....memperkosaku...hiks...hiks.. hiks aku takut...! " tangisnya semakin keras.Anang tetap memeluknya, di telponnya Deni dan Riris untuk segera ke kantor sekarang! Di dudukannya Tari perlahan di usapnya air mata ketakutannya itu,diapun merutuk siapa yang berani melakukkannya di kantorku sendiri ke mana penjaga semua hhhh Anang mengepalkan kedua tangannya sangat marah.
" Tapi kamu gak papa kan, kamu belum di apa apain kan?"Tari menunduk merutuki nasibnya belum pernah aku di jamah oleh siapapun tapi dia berusaha menjamahku dengan paksa  hiks hiks hiks Ya Allah ampuni aku, terima kasih masih Kau jaga milikku ini.Tari mengingat suara lelaki itu, perawakannya sorot matanya.... Kris... apa kamu yang sudah setega itu sama aku Ya Allah.

"Assalamualaikum,An ada apa!" Deni dengan tersengal datang bersama Riris, di tarik tangan Deni dengan kasar.
" Wa alaikumsalam Ris temani Riri, tenangkan dia!" Sambil menuju ke dalam Anang dengan marah menceritakan kalau Riri hampir di perkosa di kantornya sendiri di ruangannya.
" Apaaaaaa ....gila berani amat orang itu!" Di ruangan Anang tidak melihat apapun selain ruang yang berantakan Ya Allah Riri pasti ketakutan sekali tadi awas kau, akan kutemukan kau hatinya geram dia yang selama ini menginginkannya menjaganya dengan menahan hasrat tapi siapa dia beraninya berbuat ini ke Riri...maafkan aku Ri maaf gak bisa menjagamu..wajah yang amat menyesal ada di sana.Di tinjukkan kepalan tangannya ke dinding dengan teriakkan yang membuat Deni gemetar, Anang benar benar marah!



Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang