Tari memutuskan mencari tambahan dengan menerima les privat, tidak sulit baginya untuk mendapatkannya kepandaainnya, keramahan dan ketulusannya dengan mudah dia mendapatkannya.Rekan bisnis Anang yang mempunyai anak usia SD yang di beri private di malam hari sesudah sholat Magrib,tanpa setahu Anang.Tari minta ijin mamang, minta bantuan mamang untuk merahasiakannya dari Anang.Tari janji membagi waktu satu murid lesnya 3 kali dalam seminggu, waktu 1 jam, adakalanya hari minggu yang minta bimbingan pelajaran tertentupun di terimanya. Tari harus mengirim uang lebih karena keluarganya sangat butuh biaya karena Bapak tidak bisa bekerja seperti dulu lagi.
" Ri...kelihatannya akhir akhir ini wajahmu tidak seperti biasa, sakit! Ayo ku antar ke dokter!"
" Alhamdulillah sehat Mas, Mas aja yang harus periksa matanya atau pakai kacamata kuda ha ha ha...!"
" Enak aja...aku serius, coba kamu berkaca tubuhmu juga sedikit ramping... " Anang memperhatikannya tubuhnya sedikit kurusan tapi tetap cantik, tapi ada rasa lelah di sorot matanya.
" Sama Ibu saja kalau gak mau ku antar sekalian ngantar ibu cek up Ri..!"
" Sueerrr..aku sehat kok, mungkin makanku agak berkurang, diet. " jawabnya tersenyum.
" Ri...kamu tahu kan aku kawatir melihatmu seperti ini..aku takut kamu kena...!"
" Massss...!" di toleh Anang dengan memohon jangan kuatir aku gak papa jelas wajah dan sorot matanya.
Anangpun diam, di acak rambut Tari dengan gemas.Sering pulang malam dari rumah anak lesnya, Tari membawa banyak hadiah .Setiap hasil ulangan anak anak bagus atau bisa mengerjakan di kelas mereka sangat bahagia, orang tua yang berada membuat mereka dengan mudah memberi apa saja pada Tari bahkan dengan jelas mereka tanya Mbak minta apa, aku sekarang jadi paham tentang aritmatika atau tentang sejarah, semua murid privatnya sangat senang dengannya.Orang tua yang juga rekan bisnis Anang sangat tahu kemampuan Tari dalam setiap presentasi, kemampuan menjawab semua pertanyaan dari setiap tingkat kesulitan pemahaman klien dengan cepat di jawabnya.Tak heran Tari jadi idola di kalangan rekan bisnisnya.
" Tari, kamu lulusan apa?" tanya Pak Iwan rekanan bahan baku kertas untuk Anang.
" SMA kenapa, Pak?"
" Kamu smart... saya kira sudah lulus kuliah otakmu encer sekali! " Pak Iwan mengamati setiap pertemuannya selalu membuatnya bertanya lulusan universitas mana gadis itu, sudah cantik ramah cekatan dalam tugasnya ternyata SMA saja sekolahnya.
" Kenapa gak kuliah, kamu punya potensi yang lebih lagi untuk bakatmu!Bisa jadi pengusaha sukses!"
" Gak ada biaya Pak..."
"Oh... sayang sambil kerja bisa loh ambil kuliah malam!"Tari hanya menggeleng mengingat itu cita citanya memang tapi terhalang keluarga ah sudahlah ini takdirku untuk berbakti pada orang tuaku.
" Kamu mau gak bantu anakku belajar di rumah, privat gitu soal honor gak masalah kamu minta berapa? " tawaran pertama datang waktu itu Tari belum berpikir menerimamya karena dia merasa sibuk di siang hari, bagi waktu untuk Ibu juga untuk Oma.
" Maaf saya belum bisa jawab sekarang, dulu ketika sekolah saya juga punyak banyak murid privat! "
" Nah kebetulan, Nanda pasti senang dia sulit terima guru les sudah sering berganti tapi baru dua atau tiga pertemuan dia minta berhenti kabari kalau kamu mau ya!" Tari mengangguk tahu Mas Anang tidak akan boleh lagian waktuku sudah sangat sibuk.Sakit yang di derita bapak membuat Tari menerima tawaran Pak Iwan dari Pak Iwanlah murid privatnya bertambah, tapi di batasi sesuai kemampuannya .Hasilnya lumayan melebihi gaji dari Anang, mereka semua puas anak anak mereka sangat menyayangi Tari bahkan ada yang minta setiap hari tapi dengan lembut Tari bisa memberi solusi lewat telpon atau pesan nanti di bantu. Hasil lesnya segera di kirim ke desa, dua kali sebulan dia kirim uang untuk keluarganya dan Tari bahagia dengan jerih payahnya itu,setelah berkirim uang Tari menelpon Ara sekalian menanyakan kabar Bapak.Alhamdulillah usaha rawat kambing Anang juga lancar banyak kambing sudah ada beranak Arda tiap bulanpun menerima gaji dari Anang yang di kirim tanpa setahu Tari.
Malam itu setibanya di halaman , Tari melihat lampu teras mati apa mamang pergi ya. Di ambilnya hp dari tas untuk menelpon mamang ternyata ada pesan dari mamang maaf mamang pergi melayat ada saudara jauh bibi meninggal kunci di taruh di sebelah kanan di bawah pot bunga gak sampai malam mamang pulang kok. Innalilahi wa innailahirojiun semoga husnul khotimah.Tiba tiba ada seseorang di depannya karena gelap Tari tidak jelas melihat wajahnya.
" Siapa kamu, awas jangan macam macam!" Tari berusaha menjauh yang ada di pikirannya segera cari bantuan di ambil hpnya dengan perlahan di tekan untuk memanggil dia tidak tahu no siapa yang di tekannya.Di ambilnya barang barang yang ada di teras rumah, pot kecil kursi di lemparkan ke arah orang itu.Orang itu seperti kerasukan semakin mendekati Tari, Tari berteriak minta tolong dan berlari untuk menjauhinya lelaki itu terus mengejarnya sambil berteriak minta tolong suaranya tercekat karena rasa takut dia tidak mampu berteriak dengan keras suaranya terdengar parau bercampur tangisannya beberapa lama berlari menjauh Tari ingin berhenti untuk memastikan lelaki itu sudah tidak mengejarnya tapi terlambat tangan kuat lelaki itu berhasil membekapnya tangan Tari terasa perih terkena cengkeraman kuku orang itu .Dengan refleks dia menggigit tangan itu dengan kuat sekali Tari sudah tidak peduli apa dia kesakitan atau tidak dalam pikirannya harus dia harus terbebas dari orang itu.
" Sial....! " Kris ...itu suaranya apa dia orang yang sama Tari semakin keras dia berusaha lari darinya.
" Ta...tunggu jangan lari! "iya benar itu Kris Ya Allah tega kamu tolong aku. Tari berhasil lolos dan menuju ke halaman lagi, dia tidak sadar dia berlari memutari rumahnya untuk menghindarinya.Dia semakin kuat berlari dan berteriak ssmpai akhirnya tertabrak sebuah mobil yang hendak menuju rumahnya, Tari jatuh pingsan.
" Ya... Allah Mbak Tari... bu ayo di bantu,segera telpon Mas Anang! "
Tari tampak kacau peluh bercampur darah mengalir di dahinya, Bibi histeris melihat kondisinya apa yang terjadi dengannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomansaAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...