Menerima amanah

15 3 0
                                    

Ibu Shila mendapat kabar kakak angkatnya sedang kritis,lama tidak berjumpa tiba tiba Risa Putri ponakannya menelpon sambil menangis.Ibu Shila menjadi anak angkat dari ayah kakaknya Rahardian, usia mereka terpaut 10 th ketika dia di asuh oleh orang tua Rahardian .Rahardian sangat menyayanginya karena harus mengikuti suaminya Shila pun berpisah dengan keluarga angkatnya setahun sekali mereka masih sering ketemu, komunikasi lewat telpon saja untuk menyambung silaturahim.Rahardian hidup berdua saja dengan Risa karena istrinya sudah meninggal dunia ketika usia Risa 10  tahun.

" Dek,kelak kalau kamu punya anak laki laki aku punya anak perempuan kita besanan ya atau sebaliknya biar kita tetap bersaudara."
" Kalau sama perempuan atau laki laki gimana? "
" Ya jadi adik kakak aja,"Rahardian remaja mengatakan niatannya .Shila tersenyum mengingat kata kata kakaknya.Dalam hati dia setuju niat baik Rahardi karena dia tahu kakaknya sangat baik,penyabar dan taat beribadah.Meskipun dia tidak pernah mengatakan pada Anang.

" An...kita ke rumah sakit sekarang!"
" Siapa yang sakit Bu?"
" Pakdhe Rahardi kritis, Risa barusan telpon! "
" Astagfirullah, semoga Risa kuat Bu kasihan dia sebatangkara. Ayo kita berangkat Anang bersiap dulu ya setelah sholat Magrib kita berangkat!"
Pakdhe Rahardi tinggal di kota sebelah perjalanan kurang lebih 2 jam. Anang terbayang gadis yang seharusnya di panggilnya kakak itu berusia 20 tahun,berparas cantik kulitnya putih bersih berhidung mancing kata Ibu menurun dari ibunya matanya agak sipit dengan rambut sebahu.Setahun sekali mereka bertemu Ibu yang selalu mengajaknya ke sana, untuk saling melepas rindu. Karena kesibukan masing masing.Pakdhe mengelola usaha perumahan yang ada di kota itu,usahanya berkembang dengan pesat karena sudah merambah ke daerah pedesaan di sekitar kota itu.

" Assalamualaikum!"
" Wa alaikumsalam...bibi....hiks hiks hiks...ayah bi..!" Risa memeluk bibinya dengan erat ,dia satu satunya keluarga yang dimilikinya meskipun hanya saudara angkat ayahnya tapi Risa merasa dekat, ayahnya selalu berpesan Bibimu adalah saudara satu satunya ayah Sa anggaplah seperti ibumu sendiri.
" Sakit apa ayahmu Nak?"peluk bibinya di belai lembut rambutnya. Anang duduk di sebelahnya pegang bahu kakak yang di panggilnya dinda untuk membuatnya lebih tenang.
" Tiba tiba ayah pingsan! "
" Sekarang di mana?"
" Di ICU belum sadarkan diri hiks... hiks...hiks...aku takut bi...kata dokter ayah tidak akan bertahan lama...hiks... hiks...hiks...aku takut ayah per...!"
" Dindaaaa...jangan ngomong gitu,tenanglah kita berdoa sama sama! "Bu Shila memeluknya dengan rasa haru, semoga kakaknya segera pulih.Anang menemui perawat yang berjaga,di tanyakan sebenarnya sakit apa yang di derita Pakdhe nya.Dari mereka Anang tahu paru paru Pakdhenya tersumbat dari observasi dokter ada cairan yang masuk ke paru parunya itu.Anang tahu Pakdhenya perokok berat setelah Budhe meninggal Pakdhe bertahan membesarkan Risa seorang diri di bantu seorang pembantu dan sopir pribadinya yang tinggal bersamanya.Dia tidak menikah lagi takut menyakiti putrinya, rokoklah sebagai pelampiasannya agar bisa menahan semua hasratnya.

" Mas.... aku datang, Mas!Bangunlah lihat Anang juga ada di sini kamu sangat inginkan ketemu dengannya, dia tambah tampan Mas...bangunlah kasihan Risa Mas...bangun Mas....!" di genggam erat jemari tangan kakaknya dengan haru,di usap lembut wajahnya yang pucat dengan mata tertutup, nafasnya terlihat sangat berat, kamu harus kuat Mas...demi Risa dia sebatangkara hanya kaulah keluarganya.Di bisikannya telinga kakaknya dengan bacaan sholawat dia yakin kakaknya mendengarnya.
Bu Shila menangis ,di usap air matanya agar tidak terlihat oleh Risa dia berusaha untuk tetap tenang,setelah di luar Anang masuk ke dalam ruangan.
" Pakdhe Assalamualaikum...ini Anang Pakdhe bangunlah Anang di sini, kita main catur bareng, Anang akan ngalah.. dan Pakdhe akan dapat hadiah pijatan dariku... kasihan dinda... Pakdhe bangunlah.. Pakdhe pasti kuat..!" Di peluk lelaki yang terbaring tak berdaya itu dengan hangat, di belai kepalanya dibisikinya dengan lantunan sholawat agar dia mendengarnya.Jemarinya bergerak perlahan,Anang berlari keluar untuk memanggil perawat.
" Sus...jarinya bergerak gerak.. tolong .! "
" Tunggu di luar,tolong hubungi dokter!" teriak perawat itu. Setelah beberapa lama dokterpun masuk memeriksanya.
" Siapa yang bernama Shila?"
" Saya..dok!"
" Masuklah Pak Rahardi ingin menyampaikan sesuatu !" dengan segera Bu Shila masuk,Anang dan Risa menunggu dengan cemas.
" Mas...ini Shila.. Alhamdulillah!"
" Maafkan aku dek,...tolong jaga Risa untukkku ku..mohon...nikahkan dia dengan Anang sekarang aku titip Risa to...long...!" suaranya semakin melemah.Dokter melihat wanita itu setengah berbisik dia berkata waktunya tidak akan lama.Tanpa pikir panjang dipanggilnya Risa dan Anang untuk segera masuk.Di pandang keduanya dengan senyuman.
" An....Pakdhe titip Risa tolong menikahlah dengannya....to long....!" Di pegang tangan Anang di raihnya pula tangan Risa,tangannya yang lemah tidak bisa menggapainya Ibu Shila membantu menyatukan dua tangan mereka.
" Janjilah...nikahi dia untuk pa...!"suaranya mulai tersendat,Risa menangis, Anang antara bingung dan kasihan melihat Ibunya apa yang harus dilakukanya,Ibu menganggukkan kepalanya tidak ada jalan lain untuk membuatnya bahagia di akhir hidupnya.Anang dengan berat hati mengangguk menggenggam erat tangan Pakdhenya.
" Anang.. jan...ji...In Syaa Allah...!" ada rasa sakit ketika dia mengucapkan itu.Risa menangis keras melihat ayahnya yang semakin lemas.
" Te..ri...ma ...ka...sih...," perlahan dia mengucap kalimat tauhid dengan suara yang hampir tidak terdengar dan tangannya lemas terkulai.
" Innalilahi wa innailaihi rojiun...Pak Rahardi telah pergi dengan tenang!" dokter berkata setelah memeriksa denyut nadinya.
"A....yahhhhhh, jangan tinggalkan aku..aku dengan siapa yah,bangun kenapa ayah juga pergi.. aku ikut yah.. hiks ...hiks...hiks...!" Risa menangis pilu di goyang goyangkan tubuh ayahnya yang sudah terkulai itu,dia berteriak histeris di ciumi wajahnya pipinya di pegang kedua tangannya.
" Dinda...tenanglah  ada Mas,di sini relakan Pakdhe Din,agar tenang di sana... tenang!" di peluknya gadis itu dengan haru,meskipun ada rasa sesak di dadanya dia sudah terpaksa berjanji menikahinya gadis yang di anggapnya adik dan tidak mencintainya,Ri...maafkan aku. Ibu Shila merasa sakit melihat kepergiannya, sakit melihat sorot mata putranya karena dia tahu hanya Riri gadis yang bisa membuatnya jatuh hati,sabar Nak inilah takdirmu jalani dengan ihklas beri kekuatan untuk hatinya Ya Allah, janji adalah hutang yang harus di bayarkan.



Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang