Sepasang mata mengawasi Tari yang sedang berjalan di koridor rumah sakit menggendong Raja,Pak Arya jatuh sakit setelah mendengar kabar dari Deni yang sengaja menelpon untuk membeli aset yang hendak di jual Han.
"Saya bisa membelinya semua, jangan kuatir... Tapi dengan harga yang sudah saya tentukan! "Itu kata kata Deni yang membuatnya shock dan tidak sadarkan diri.Bu Santini tidak tahu apa yang di dengar suaminya,yang jelas di lihat hp nya masih di pegang ketika suaminya tak sadarkan diri.
Pak Iman dan Tarji segera membawanya ke rumah sakit,Han di hubungi seperti biasa Han tidak bisa langsung sambung,Tarji memberi kabar Tari. Tari pergi setelah di jemput Tarji."Apa yang terjadi Ji?"
"Saya kurang tahu Mbak,yang jelas Ayah baru terima telpon dari Deni karena panggilan masuk terakhir ada di sana. "
"Ya Allah semoga saja Ayah gak papa."wajah Tari sangat cemas sambil memeluk Raja.
"Kenapa Raja tidak di tinggal saja Mbak, kan ada Budhe."
"Kasihan Ji...gak papa kok, mungkin Raja bisa jadi penyemangat Ayah,"
"Raja...doakan kakek ya,biar cepat sembuh...Raja pinter ya nanti di rumah sakit...ikut jaga kakek!"Tarji menyapa Raja sambil menyetir mobil.
"Han gak bisa di telpon...entahlah kenapa setiap di telpon gak pernah langsung nyambung ya Mbak!"
"Lagi sibuk atau di jalan Ji...nanti tahu kok tadi sudah aku kirim pesan juga!"
"Mbak bahagia? "
"Kenapa tanya seperti itu?"
"Aku heran aja, Mbak begitu melindunginya... Menutupi salah dan kurangnya, padahal Mbak tersakiti, "
" Jangan sok tahu Ji...yang di lihat tidak seperti sebenarnya!"
" Aku tahu, Mbak selalu membelanya, Mbak tidak pernah mengeluh diperlakukan seperti itu ,Mbak terlalu sabar....."
"Ji....cukup,kita bicara yang lain saja ya..."Tarji ingin tahu bagaimana perasaan Tari sebenarnya tapi Tari selalu menghindar, tak sepatah katapun yang keluar dari mulutnya tentang Han.Tarji ingin dia ada yang peduli padanya selain Han, tapi tak mungkin juga dia bilang bahwa dirinyalah yang peduli padanya.Sementara Tarji memarkir mobilnya, Tari segera pergi ke ICU tempat Ayah mertuanya di rawat.Sepasang mata itu adalah Sita,tanpa sengaja dia melihatnya turun dari mobil bersama Tarji.Deni yang memberinya kabar bahwa Pak Arya masuk rumah sakit,setelah mendengar kabar darinya.
Rasakan kamu Han ,lihat orang tuamu yang sedang sekarat sebentar lagi akan ku ambil putramu agar kau tambah tersiksa!Lihat saja.
"Mbak....sebentar Mbak istrinya Han kan?"tiba tiba seorang wanita menghentikannya,wanita itu menggunakan masker dan memakai topi memakai kaos dan celana jeans ketat,Tari tidak melihat wajahnya.
"Iya... Ada apa ya? "
"Mbak mau ke mana? "
" Ayah sakit...Mbak siapa ya?"Apa dia teman Han.
"Saya sahabat Han, saya tahu dari teman kalau Han sudah menikah dan punya anak...ini putramu?... Ganteng banget boleh aku gendong?"
" Maaf saya terburu buru Mbak...maaf ya!"Tari menolaknya.
"Oh ya...lain kali, maaf...silakan! Di mana di rawatnya Mbak...biar nanti saya ke sana setelah jenguk teman saya yang lagi sakit... Di sini juga! "
Tari bilang Ayahnya di ICU dan berlalu,dari kejauhan Tarji melihatnya sedang berbincang, wanita itu meninggalkan Tari ke arah yang berbeda.Aku seperti kenal perawakan tubuhnya, siapa ya tapi tidak terlihat wajahnya, ah...mungkin salah orang."Assalamualaikum...Bu!"Bu Santini dan Pak Iman menjawab salamnya, Bu Santini memeluk erat Tari diapun menangis... Saat ini dia sangat takut Pak Arya tidak bisa bertahan lagi.
"Nak...Ibu takut Ayahmu akan pergi..."
"Ibuuuuu....tenang,istigfar ya...Raja...ikut Om Aji dulu ya."di lihat Tarji sudah ada datang, tapi Bu Santini mengambil Raja dan memeluknya dengan erat.
" Sayang....doakan kakek ya, segera sembuh... Raja jadi anak pinter ya sayang jaga Bundamu dan Ayah dengan baik...nenek sayang Raja...hiks...hiks....hiks...."di biarkan beberapa saat Ibu mertuanya menangis dan memeluk Raja, Raja nampaknya tahu kalau neneknya sedang sedih, diapun menangis dengan keras.Sigap Tarji memintanya pada Ibu,dan mengajaknya menjauh. Ibu di peluk Tari di ajak duduk,dengan perlahan Tari menenangkannya... Di usap punggungnya di ciumi tangan tua itu dengan penuh kasih,membuat hati wanita itu sedikit lega.
"Han mana?"
" Perjalanan Bu...kita berdoa Ayah segera sehat dan pulang bersama kita lagi."
"Aamiin."Tampak Pak Iman sibuk menghubungi seseorang, Han benar benar tidak bisa di hubungi kenapa selalu terlambat datangnya anak itu,di mana kamu Han.Dokter keluar dari ICU...wajahnya yang tertutup masker nampak cemas.
"Gimana Ayah saya Dok?"
"Kita doa saja yang kondisinya tak stabil,kita lakukan yang terbaik..."katanya sambil berlalu,Tari mengikuti Dokter itu,dia ingin tahu sebenarnya.Sampai di ruangannya Tari mengetuk pintu.
"Masukk!"Tari wanita berhijab yang ada di ICU.
"Ada apa?"
" Dok...katakan sebenarnya apa yang terjadi, gimana kondisi Ayah?Katakan sebenarnya!"
"Kamu siap mendengarnya?"Tari mengangguk.
Dokter perlahan menerangkan padanya, Pak Arya kritis untuk saat ini ada penyumbatan di paru parunya ,Dokter masih observasi.
"Dok...tolong Ayah saya,tolong...apapun Dok...selamatkan.. "Dokter mengangguk dan memberinya kekuatan untuk tetap berdoa karena hanya itu yang bisa di lakukkannya saat ini.Bu Santini mengunggui suaminya di ICU,di usap tangannya di ciumi wajahnya bergantian sambil membaca sholawat, matanya terlelap wajahnya tampak pucat,nafasnya tampak berat.
"Yah....ada Raja di sini... Ayah bangunlah, ada Tari dan yang lain, Ayah ingin ketemu dengannya kan Ayah bilang ingin melihatnya tumbuh besar...bangun Yah,Ibu yakin Ayah dengar Ibu..!"berulang ulang dia mengatakan itu dengan air mata berlinang, saat ini Bu Santini benar benar takut kehilangan.
Tari membawa Raja masuk, dia ingin mendekatkannya pada kakeknya.Di dudukkan Raja di sampingnya,Raja seperti memanggilnya.
"Yaya...yaya..aba..aba...!"celotehnya, di tepuk tepuk tubuh kakeknya seakan ingin membangunkannya,membuat keduanya terharu.
"Kek...bangun kek....Raja di sini!"
Di bisikkan sholawat dan wiridan ke telinganya.Di bacakan kalimat tauhid ke telinga Ayahnya berulangkali.Tiba tiba tubuhnya di angkat seperti menahan sakit dan susah bernafas, Tari segera berlari memanggil suster Raja di dekap dengan erat.
Suster segera menolongnya, melihat rekaman jantungnya yang tidak stabil,dengan sigap suster itu menelpon dokter meminta yang di dalam segera keluar .
"Tolong keluar biar kami tangani...banyak doa ya Mbak...Bu!"
Dokter masuk dengan segera .
Tari memegang tangan Ibunya, Raja di dekap dalam gendongannya hatinya cemas,hatinya terus meminta selamatkan Ayah Ya Allah.
Semuanya panik dan tegang, seseorang meminta Raja dan menggendongnya.Tarji sibuk menelpon Han yang belum juga datang. Setelah beberapa saat akhirnya Han mengangkatnya.
"Han...Ayah masuk rumah sakit sekarang! "Langsung di tutup telpon Tarji tanda dia marah padanya.
"Mbak...mana Raja?"
"Loh...bukannya ikut kamu tadi Ji,kamu yang minta tadi? "
"Saya telpon Han dari tadi Mbak.!"
"Ji....Raja ke mana... Ji...cari dia, aku merasa kamu yang minta tadi." Tari panik,begitupun dengan yang lain.Dari dalam ICU dokter keluar.
"Kita hanya bisa usaha.....maafkan kami,"
"Ayah....!"semua masuk ke ruang ICU, tubuhnya tertutup kain putih .
Teriakan Bu Santini terdengar menusuk kalbu,jeritan tangisnya menyayat hati, racauan keluar dari mulutnya.Tari mengucap kalimat istirja'.....selamat jalan Ayah,semoga Ayah damai di sana maafkan Tari tidak bisa menunggui Ayah... Maafkan Tari Yah.Tari berusaha tenang dia belum menyadari Raja tidak bersamanya lagi,begitu mudah Ayah pergi.Tarji menciumi wajah Ayah angkatnya itu untuk terakhir kalinya, Bu Santini tidak sadarkan diri, Tari terus mendampinginya.Pak Iman segera mengabari orang rumah untuk persiapan pemakamannya.
Semua larut dalam duka,ada sepasang mata yang tersenyum bahagia melihat tangisan mereka. Sita sedang menggendong Raja, Sita ingin membuat luka keluarga Han.
"Den...ini Raja sudah bersamaku!"
"Bawa ke rumah ya, tidak ada yang tahu kan?"
"Beres...ok.. Aku ke sana, siapkan susu untuknya kasihan dia...dari tadi tidur.. Aku ke sana sekarang!"
Han datang dan menangisi kepergian Ayahnya, di peluk erat ibunya tanda bersalahnya.Tari membiarkan keduanya,di luar Tarji sedang berbincang dengan Pak Iman,baru dia menyadari Raja tidak bersamanya.
"Ji....Rajaaaa....mana Raja...!"Tari sangat cemas, dia ingat menyerahkannya pada seseorang tapi siapa?
"Ya Allah Raja....tenang dulu ya Mbak...tenang...kita cari bareng bareng ya!"Pak Iman berbagi tugas dengan Tarji.
Tari menangis histeris, dia bisa menahan tangisnya melihat kepergian Ayahnya, tapi kehilangan Raja dia tidak sanggup menerimanya siapa yang dengan sengaja membawanya tadi,Ya Allah kembalikan Rajaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomanceAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...