Pertemuan tak sengaja

15 1 0
                                    

Tarji segera menelpon Ara,dia ingat janjinya akan segera hubungi Ara jika terjadi sesuatu dengan kakaknya.Ara berusaha tenang mendengar kabar itu,dia bilang hanya pada Rega, Rega cukup dewasa untuk mengerti karena terbiasa di ajak musyawarah dalam ambil keputusan. Rega pendiam, tapi dia sangat mengerti betapa kakaknya Tari sudah berusaha untuk memenuhi semua kebutuhannya dan keluarga, dia bertekad menggantikannya kelak dialah yang akan membahagiakan kakaknya.

Tari terpaksa di bawa ke rumah sakit,Ara dan Bulik mendampinginya,sampai saat ini Han belum juga memberi kabar.
"Ra...jaga Raja ya,biarkan dia ada di dekat Bundanya, itu membuat Tari kuat setelah dia siuman bisa melihat putranya!"
"Mas....makasih sudah hubungi aku."
"Aku sudah janji padamu, dan janjiku pasti ku tepati,Budhe di sini saja aku ketemu dokter dulu ya!"keduanya mempunyai pikiran yang sama, di mana Han bukankah dia suaminya kenapa selalu orang lain yang hadir di saat genting,Ara meneteskan air matanya kakakku orang yang sabar dan baik kenapa harus  suami seperti itu yang mendampinginya Ya Allah jaga kakakku,dipeluk Raja dengan erat. Bulik melihat air mata yang menetes di pojok matanya, dia tahu apa yang di pikirkan Ara.
"Sudah Nduk....kakakmu akan baik baik saja, jaga Raja dengan baik lihat dia sepertinya dia tahu Bundanya sedang sakit, dari tadi tidak rewel kan...yang sabar ya."

Tari masih terbaring lemas, panas badannya yang sebabkan dia pingsan, dia samar samar melihat bayangan Bapaknya berkata padanya kamu putri yang baik,tetaplah seperti itu jaga Raja dengan baik maafkan Bapak sudah meninggalkanmu dengan beban begitu beratnya....Tari mengulurkan tangannya ingin meraih  tangannya tapi Bapak sudah menghilang... Bapak...suara lirihnya terdengar oleh Ara dan Bulik.
"Mbak.."Tari tersenyum dia melihat Raja tertidur di pangkuan Ara, hatinya lega.Dalam diam di ingat apa yang terjadi padanya, badanku tiba tiba panas dan ah...aku pingsan.. Maafkan Bundamu nak,tidak bisa menjagamu maafkan.
"Alhamdulillah...kamu sudah sadar Nduk."Bulik yang menghampirinya, karena takut membangunkan Raja, Ara di minta tetap duduk memangku ponakannya itu.
Di usap keningnya dengan penuh kasih sayang, seperti seorang ibu.
"Maaf Bulik aku tidak patuh pada Bulik....maaf sudah membuat repot."
"Apaan sih,memang tubuhmu minta istirahat gak papa, jangan pikirkan apapun ya,lihat Raja dia tahu kamu sakit dia tidak rewel sama sekali tidak menangis,kasihan dia. Cepet sehat ya!"
"Assalamualaikum!"bersamaan mereka menjawab salam Tarji.
"Ji...gimana dapet susunya,kasihan kan Raja dari tadi tidak minum sama sekali,biarkan dia minum susu formula sementara kamu sakit ya Nduk,kamu lagi sakit. "
"Aku gak papa kok Bulik,biar saja Raja mimik ASI, In Syaa Allah aku kuat kok!"
"Mbak...apa yang dirasakan sekarang?"Tari melihat Tarji, selalu kamu yang ada Ji di saat genting seperti ini, kenapa harus kamu bukan Han... Ingin Tari menangis tapi dia berusaha menahannya, dia tidak ingin menangis di depan mereka.
"Mbak istirahat saja ya  nanti kalau si imut ini bangun bisa Mbak susui kok,tapi janji Mbak harus makan ya demi Raja! "
Tari tersenyum melihat cara Ara bicara,Tarji dan Bulik keluar membiarkan mereka berdua bicara agar Tari bisa tetap tersemyum di dekat keluarganya.

"Gimana Ji,apa kata dokter sakit apa Tari?"
"Masih nunggu hasil lab Budhe.Dan nunggu kamar, masih di bersihkan."
"Semoga saja tidak ada apa apa Ji,kasihan Raja. "
"Apa yang terjadi Budhe,tidak ada tanda tanda sebelumnya kalau Tari sakit?"
"Subuh tadi Bulik tahu tangannya panas dia bilang sudah minum obat,Budhe di minta memandikan Raja dilarang menyiapkan apa apa, tapi dia selesaikan sampai Han berangkat,tiba tiba Budhe lihat sudah tergeletak di ruang tengah."
"Han...?"Budhenya menggeleng  diapun bercerita berulang kali di telpon gak di angkat, pesannya juga tidak di balasnya sampai sekarang.Tarji mengusap wajahnya, dia ingin marah tapi pada siapa, dia masih ingat pertengkarannya dengan Han... Bagaimana kamu bisa setega itu Han, istrimu sudah sangat sabar, Ya Allah jaga Tari kuatkan dia.

Ara keluar dari kamar, di lihat Bulik dan Tarji sedang berbincang.
"Kenapa keluar?"
"Ini si ganteng bangun,dia sudah minta jatah pada Bundanya...sekarang Mbak Tari tertidur setelah memberinya minum..aku ajak dia jalan jalan dulu cari hawa segar,Bulik tolong jaga Mbak ya, jangan tinggalkan dia." Bulikpun masuk,Tarji mengikuti Ara ke arah halaman rumah sakit, di sana banyak kursi kosong dan hawanya sejuk,karena banyak tanaman besar.

"Hai.....ponakan Om Aji...sini ikut Om...kangen nih!"Tarji segera mengajaknya setelah dapat tempat duduk yang teduh.
"Mas...sakit apa Mbak? "
"Sudah jangan bahas itu,kita main aja sama Raja."di angkat tinggi tinggi tubuh Raja, di ajak berputar Raja pun tertawa tergelak,membuat Ara ikut tertawa.Harusnya Han yang seperti ini pada Raja,tapi kenapa orang lain?Apa salah kakakku Ya Allah.
"Raaaa....!"Ara terkejut mendengar seseorang memanggilnya,dia kenal itu suara Ilham asisten Kris,segera di toleh asal suara itu benar Ilham....Kris sudah berdiri di sana.Apa yang di lakukannya di sini?
"Kamu sedang apa di sini?"Kris melihat seorang laki laki sedang mengangkat tubuh balita yang terlihat kesenangan, apa itu suaminya,tapi Ara belum bersuami dia kan masih kuliah?
"Emmmm....gak papa kok, jenguk teman ini cari udara segar saja..."Ara tak ingin cerita soal kakaknya.
"Ra...kamu yakin,siapa sakit?"Kris melihat Ara tergagap menjawabnya, seperti menyembunyikan sesuatu.
"Kris...sudahlah ayo,paman sudah menungguku!"
"Ok....sampai nanti, duluan Ra."
Ara bisa bernafas lega, dia tidak ingin Kris tahu kakaknya saat seperti ini,tapi Kris tidak bisa di bohongi dia tahu Ara menyembunyikan sesuatu.Dia minta Ilham menemui pamannya segera, dia ingin tahu siapa lelaki yang bersama balita itu.
"Ra....sini!Kenapa bengong liat ni...Raja sangat senang sekali."
"I...yaaa..."Ara masih mengingat pertemuannya dengan Kris.
"Ih...ante Ara kesambet Raja, lihat wajahnya terlihat pucat...ih.. Kacian Ante Ara....ha...ha...ha...."Tarji menggoda Ara,mau tak mau Ara tersenyum melihat ekspresinya.Tiba tiba Raja menangis,Ara memintanya pada Tarji.
"Kenapa sayang...Raja haus ya...hem....kasihan... Kita ke Bunda ya, tapi Raja janji tidak boleh rewel kasihan Bunda lagi sakit!"
"Ra...di buatkan susu saja ya, kasihan kakakmu masih lemes kan? "
"Tapi dia tetap ingin memberi ASI nya pada Raja."
"Kita minta bantuan dokter untuk membujuknya, Raja harus mendapat asupan gizi yang cukup,kakakmu sedang sakit kasihan tubuhnya harus pulih dulu, setelah pulih gak papa bantu bujuk dia Ra!"
Keduanya berjalan beriringan, mereka tak menyadari sepasang mata mengikutinya,dan melangkah di belakangnya tanpa di sadari. Dia putra Tata......Alhamdulillah akhirnya aku bisa bertemu setelah aku mencarinya, dia suaminya?

Perlahan di buka pintu IGD,takut Tari terganggu,di lihat Bulik sedang sholat dan Tari melihat kedatangannya dengan senyuman,pasti Raja yang membuatnya tetap bisa tersenyum.Setelah Bulik selesai sholat,di berikannya Raja pada kakaknya di sampingnya.
"Mbak...Raja di buatkan susu ya Mbak pulihkan dulu!"
"Sstttt....Mbak gak papa, ini sudah ada makanan untuk Mbak,yakinlah !"
Ara menutup korden ,membantu kakaknya memberi ASI pada Raja.Tari tetap ingin memberinya ASI, meski tubuhnya terasa lemas.Baru beberapa saat, Tari terlihat pucat tangannya gemetaran,Ara segera mengambil Raja yang langsung menangis karena di ambil paksa.
"Lihat Mbak...tak kuat ikhlaskan Mbak,kalau sudah kuat Raja akan minum ASI lagi...jangan paksakan Mbak... Bulik bantu Ara...!"Ara terdengar menangis terisak di lihat Tari pucat memandangi Raja,Tarji sigap menggendongnya,Ara membuatkan susu segera. Bulik mengusap wajahnya, memegang tangannya yang terasa dingin. Bulik kawatir pipinya panas tapi kenapa tangannya sangat dingin.
"Ji.....kenapa tangannya sangat dingin, tapi pipinya panas?"
"Tata....."tiba tiba Kris sudah berdiri di samping tempat tidurnya,di pandanginya tubuh cinta masa lalunya dengan sendu,kamu tetap cantik Ta tapi kenapa kamu sangat kurus.Ara terkejut melihatnya, Tarji tidak mengerti kenapa ada seorang lelaki yang memanggilnya Tata?
Tari tersenyum,dia tahu dan ingat dia Kris.....tapi tubuhnya yang lemas sudah tidak mampu lagi membuka matanya,dia tak sadarkan diri dengan tersenyum.Tanpa komando Kris segera memanggil perawat untuk segera memeriksanya, dia minta dokter yang langsung meneriksanya, wajahnya panik. Semua yang ada di sana heran, siapa dia kenapa dia begitu panik,tak mereka sadari Han ada di sana dan melihatnya dengan tatapan tidak suka.

Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang