Seminggu setelah kepergian Han, Tari baru bisa istirahatkan jiwa dan raganya yang selama 10 tahun ini letih ,tanpa peduli pada keadaannya.Mungkin karena rasa lelahnya, hampir seharian dia tidak beranjak dari tempat tidurnya, setelah sholat diapun kembali lagi menikmati aroma tempat tidurnya. Bulik dan Raja sengaja membiarkannya, Raja ingin sekali berbagi rasa pada Bundanya. Setelah kepergian ayahnya, belum sekalipun mereka membicarakan tentang perasaan masing masing,sibuk dengan acara kirim doa pada ayahnya.Rega dan adik adiknya serta ibu, menginap di rumah Tari.Mereka tidak membicarakan tentang kepergian Han, Tari yang memintanya...tolong jangan bicarakan Mas Han....maafkan semua salahnya,biarkan dia damai di sana.
"Uti.....Bunda mana?"
"Ada di kamar!"
"Aku kangen sama Bunda,aku ingin memeluknya dan bercerita padanya. "
" Sementara ini biarkan Bunda sendiri ya sayang....masih ada waktu untuk berbincang, Bundamu butuh waktu sendiri... Cerita sama Uti, sini Uti siap mendengarkan, "di usap kepalanya dengan penuh kasih.
"Tidak Uti....Raja cerita sama Bunda saja....Uti.....sedih gak Ayah pergi?"
"Kalau kehilangan.... Pasti Nak,sedih juga...tapi kita tidak boleh larut,Ayah tidak senang melihat itu,ikhlaskan kita doakan Ayah di terima di surgaNya,"
"Raja tahu....kata guru agama Raja,sekarang Ayah butuh doa dari Raja, dan Raja harus jadi anak soleh agar Ayah di ampuni semua dosa dan di tempatkan di surgaNya."
"Sudah...istirahat dulu....kamu besok sudah masuk sekolah kan?"Raja mengangguk,Raja di ijinkan satu minggu tidak sekolah, Adi yang langsung datang ke sekolahan.Pada waktu pemakaman Han, semua guru dan sebagian teman Raja datang, Raja murid kesayangan di sekolah itu,prestasinya ,keramahannya dan sifat baiknya membuat para guru mempunyai alasan untuk sayang padanya, demikianpun dengan teman, pada hari kedua dan seterusnya banyak teman yang datang ke rumahnya beserta orang tuanya, karena Tari cukup familier di kalangan wali murid,kepiawaianya masak,membantu tugas putra putrinya membuatnya di segani sering meluangkan waktu untuk berbincang waktu jemput Raja dengan teman teman Raja.Ucapan doa,dukungan dan memberi semangat untuk ikhlas bergantian selama 7 hari,itu juga yang membuatnya lelah sehingga tubuhnya minta istirahat.Bayangan masa lalunya berkelebat, Anang dan ibunya,Dewa dan yang lainnya silih berganti, bayangan Pak Arya lewat begitu nyata.
"Terima kasih sudah setia sampai akhir hayatnya...jaga Raja untuk ayah ya.."
"Ayah...maafkan Tari,dia pergi tanpa aku di sampingnya...maafkan aku!"
"Dia damai di sana, kau sudah jadi istri paling sempurna untuknya....ayah bahagia Nak...."perlahan bayangan itu hilang,Tari bangkit di cari bayangan Pak Arya,tapi yang ada hanya hembusan angin yang masuk dari arah jendela kamarnya.
Diapun berdiri,di pandangi hamparan padi yang menguning jauh di depannya.Dengan pasti di ikuti langkah kakinya, berjalan di pematang sawah hatinya menuntunnya untuk pergi,udara yang sejuk, awan yang menutupi langit seakan melindungi perjalananya.Sampai di dekat dangau gubuk kecil di tengah sawah diapun berteriak keras bahkan sangat keras ...haaaaaaaaaaaa.....berulang kali dia berteriak, lalu diapun menangis sangat keras...dia terduduk di pematang, dia keluarkan tangisanya tanpa orang lain tahu sampai beberapa lama dia terdiam ,sampai ada suara seseoarang yang menyapanya.
" Sudah legaaa...kalau belum ulangi lagi!"seorang laki laki berseragam keki duduk di dangau, melihatnya dengan tatapan sendu.
"Maaf....saya harus pergi...maafkan saya?"Tari bergegas meninggalkannya,dia baru sadar...dia sudah jauh pergi dari rumah, hatinya sekarang agak lega rasa sakit yang bertahun tahun di pendamnya, di saat ada setitik bahagia dari sikap Han... dia pergi dengan membawa kenangan, Tari tidak tahu kenapa dia bisa berjalan keluar rumah sejauh itu,di lihat rumahnya jauh di seberang persawahan ini.
"Tunggu...pelan pelan awas jatuh!"suara lelaki itu mengikuti langkahnya.
"Kenapa mengikutiku!"
" Aku juga mau pulang!"Tari mempercepat langkahnya, dia tidak menoleh ke belakang dia fokus untuk jalan pulang, suara lelaki itu jauh di belakangnya terdengar dari suaranya yang agak berteriak.
"Aku Pramono...aku tahu kamu habis kehilangan! " deg....hati Tari bergetar, siapa dia.. Meski beberapa bulan di sini, Tari tidak pernah berinteraksi langsung dengan tetangganya, Tari jarang keluar rumah, belanja Bulik dan Raja, keluar hanya untuk mengantar pekerjaan.
Tari tetap melangkah tanpa melihat lelaki itu,Raja pasti mencarinya...
Suara hatinya sudah membawanya pergi jauh, hanya untuk berteriak dan menangis meluapkan sakit yang selama bertahun tahun di pendamnya.
"Siapa namamu...?"lelaki itu semakin jauh suaranya, Tari meninggalkanya.Dia adalah Pramono, rumahnya ada di sekitar rumah Tari, kabar duka itupun sampai di telinganya, dia duda beranak 2 pegawai pertanian yang cukup mapan, istrinya meninggal karena melahirkan anak keduanya, sampai sekarang dia bertahan membujang demi anak anaknya, meskipun anaknya sudah menginjak remaja dia masih belum ingin mencari pengganti istrinya belum ada yang masuk ke dalam hatinya.Pram datang ke sawah,memastikan apa padi yang di sawahnya sudah siap panen, tapi dia terkejut ada seorang wanita berhijab yang berteriak sangat keras,dia menangis sangat keras mengungkapkan perasaannya,Pram mendengarkanya dan melihat dari dangau di dekatnya,yah....Pramono melihatnya menangis dari dekat,entahlah hatinya berdebar di saat melihatnya untuk pertama kali di hari ini.Di pandangi tubuh wanita itu sampai hilang di seberang jalan, dia berusaha melihatnya ke mana berhentinya,tapi dia terhalang pepohonan yang tumbuh di sepanjang jalan,meski area persawahan ada jalan yang langsung ke jalan utama adalah jalan beraspal ,jalan antar kota di wilayahnya hanya letaknya saja yang ada di pinggiran kota."Bundaaaa.....dari mana?"
" Cari udara segar!"
" Bunda dari sawah ya, gak pakai sandal?"
"Ini Bund...sandalnya!"di bawakan Bundanya sandal jepit dari teras rumah, di bantu Bundanya menyalakan kran air,wajah Bundanya berkeringat, tapi dia lihat secercah senyum di sana,apa yang di lakukan Bundanya di sawah, kenapa Bunda ke sana?
" Alhamdulillah!"
"Ini Bun...minum dulu....Raja juga mau di ajak jalan jalan! "dia menggelayut manja di bahunya,Tari mengusap wajahnya menciumi kedua pipinya, dialah semangatku sekarang aku harus lanjutkan hidupku untuknya, dia harus lebih berguna dari aku bisa gapai cita cita yang di impikannya, aku harus membantunya meraih mimpinya.Di ciumi Bundanya dengan membabi buta, Raja merasa heran ada apa dengan Bundanya.
"Bunnnn.....sudah Raja tidak bisa nafas!"
"Maaf sayangku...ayo kita sholat, maaf Bunda tidak pamit tadi,Bunda tadi khilaf... Lain kali Bunda ngajak Raja."
"Janji ya! "
"Iya...sayang.Raja untuk 3 bulan ke depan Bunda tolong di bantu mungkin ada yang pesan kue atau lainnya, Raja bantu Om Ega dan Ante ya untuk kirim.."
"Bunda mau ke mana?"
"Bunda di rumah saja, itu harus Bunda lakukan setelah ayah pergi, namanya masa idah...besok kamu akan tahu. "Raja mengangguk,tanpa di minta Raja dengan senang hati melakukanya meringankan pekerjaan Bundanya.Sampai di rumah, Pramono di sambut kedua putrinya dengan heran, Ayahnya tersenyum sendiri sejak masuk ke dalam rumah setelah di lihat ayahnya cuci kaki dan tangan di kran halaman rumah.
"Assalamualaikum!"
"Wa alaikumsalam...Ayah terlihat bahagia dari tadi senyum sendiri ,ayo ada apa?Ayah ketemu cewek tadi di sawah?"
" Mana ada cewek di sawah kakak bisa aja," Pram ikut tertawa melihat candaan kedua putrinya,kembali wajah wanita yang berteriak dan menangis di tengah sawahnya melintas di depan matanya.
"Ayah inget gak sama Raja, temenku yang pinter itu,rumahnya di sebelah sana itu ya...minggu lalu kan Ayahnya meninggal,Bundanya itu baik banget loh Yah,Syifa sering di kasih makanan kan orangnya pinter masak,banyak teman teman ke sana sama orang tuanya, tapi aku ikut bareng sama pak guru saja kan Ayah pasti tidak bisa ikut... Maaf ya! "
"Sebentar...Raja,sepertinya pernah dengar,dari orang orang di mushola bilang ada tetangga baru yang meninggal dan istrinya orangnya sangat baik, sehingga banyak yang datang mendoakan suaminya....itu artinya wanita itu... ?"
"Ayah kenal sama Bundanya Raja...dia cantik, berhijab orangnya ramah dulu sering anter Raja ke sekolah, sering ngajak kami bermain meskipun sebentar karena harus nungguin Ayah Raja di rumah katanya."
"Kamu tahu siapa namanya?"
"Gak tau...kami panggil Bunda.... Ikut Raja, kan panggil Bunda...!"
Jadi benar dia yang ketemu denganku itu Bundanya Raja?
Ah....ada apa denganku kenapa ada rasa ingin tahu tentang wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomanceAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...