Han di ceramahi habis habisan oleh PAk Arya,Tari di interogasi. Mereka ingin jawaban sebenarnya.Keduanya duduk berjajar di ruang tengah.
"Apa tiap hari seperti ini?"
"Maksudnya?"
"Bangun siang?"
"Mungkin kecapekan saja kemarin pulang malam."Tari tidak bohong karena Han sering pulang malam katanya lembur.
"Jam berapa pulangnya?"Ibu ikut bertanya.
"Jam 10."Han menjawab dengan santai
"Han...kamu tega sama istrimu,dia sendirian di rumah.Kamu harus kembali ke rumah kasihan Tari tidak ada temannya!"
"Tidak Bu...Mas Han bercanda."Tari tersenyum mentupinya,dia baik juga membelaku.
"Iya bercanda.." Han tertawa menimpalinya.
Syukurlah, Ibu lega mendengarkan mereka keduanya seperti saling mendukung.
"Sudah buatkan cucu untuk kami kan."Pak Arya tersenyum melihat keduanya.
"Sudah,tapi Allah memberi anugrah di saat yang tepat Bu...sabar ya."dia bicara seperti itu,Tari tidak ingin mereka cemas."Hannn.....aku datang!"teriakan wanita jelas dari luar,Han terkejut itu Dewi yah itu suaranya,setengah berlari Han mendahului mereka yang ingin tahu siapa yang berteriak.
" Wi...kenapa datang!Pulang..!"di dorong tubuhnya dengan kasar.
"Han kamu harus bertanggungjawab...bayi kita... kasihan dia!"Jawab wanita itu, wanita berpakaian seksi bahu dan pahanya di biarkan terlihat itukah teman wanita putraku?
Brukkkk....terlambat Ibu mendengarnya.Tari berteriak...Ibuuuu...Pak Arya segera membopongnya.
"Ambil wangi wangian Nak cepat!"
"Ibuu...bangun buuu...jangan buat Tari cemas Ibuuu...!"Tari menepuk pipi Ibu perlahan lahan, di letakkan minyak di hidungnya agar Ibu mencium dan segera terbangun,Pak Arya mengusap kedua telapak tangannya.Beberapa saat kemudian Ibu membuka mata.
"Pakkk....Hannn...!"Tangisnya pecah di peluk menantunya dengan iba, seharusnya kamu yang shock kamu yang marah Nak.Maafkan kami belum ada sebulan seperti ini perlakuan putra Ibu.
"Jaga Ibu,beri obat ini minumnya ....perlahan!"perintah Pak Arya."Han...katakan semua itu salah!"
"Bukan aku pelakunya bukan Yah!"
"Kamu tega Han...!"
"Yah...aku memang playboy tapi aku tidak pernah merusak pagar ayu, percaya Yah!"
"Ku beri waktu seminggu,buktikan kamu benar!"
"Ibu gimana Yah?"tidak menunggu jawabannya Han masuk ke ruang tengah.
"Ibu..maafkan Han bukan aku pelakunya!"Han minta maaf mencium punggung tangannya.Plakkkkk.
"Kamu tega Han,kau lukai hati istrimu kau bohongi kami....!Han tetap memegang tangan Ibunya antara rasa kasihan dan rasa sakit hati Tari melihat Han.
"Nak...bawa Ibu untuk istirahat!"Tari memapahnya ke kamar tamu.
Han pergi ke kamarnya dia menelpon Damar "segera cari tahu ...buktikan bukan aku pelakunya Ibu pingsan Dewi datang ke rumah."
Damar segera menelpon Seto.
"Tok...segera bergerak Dewi datang ke rumah Han pas ada orang tuanya Ibunya pingsan!"
"Kok bisa...istrinya pingsan juga atau marah marah?"
"Han gak cerita..nanti sore kita ketemu ya,aku sudah suruh orang mengintainya juga!" Keduanya sepakat bertemu."Ibu tidurlah,sini Tari pijit mana yang sakit? "Perlahan di pijit kepalanya,Ibu malu tidak tahu lagi mesti bicara apa tapi dia melihat Tari tetap tenang kamu berusaha menahan lukamu kan Nak!
"Ibu...tenang ya,itu bisa salah kalau Ibu sakit Tari sedih kasihan Bapak juga.. tenangkan pikiran Ibu!"Katanya begitu lembut.Mungkin pengaruh obat Ibupun tertidur,telapak kaki di area jempol kaki di pijitnya perlahan kata bapak bisa mengurangi rasa pusing.
Tari keluar berniat membuat sup ayam untuk Ibu, setelah bangun biar Ibu makan. Pak Arya sedang menelpon seseorang."Nak...maafkan Bapak."
"Untuk apa?"
"Bapak tidak bisa mendidiknya, dia telah membuat malu kami...kamu pasti sakit!"
"Belum tentu Pak!..... Bapak mau makan apa biar Tari siapkan atau jus mungkin?"
"Apa sajalah."Bapak mencoba tersenyum,kamu begitu baik tapi Han sudah membuat hatimu luka Nak maafkan bapak."Sini...!"Han menarik tangannya dengan kasar.
"Mass...lembut dengan istrimu bisa kan!"Tari menghiba.
"Jangan merajuk!Nanti kalau Ibu nginap kamu tidur denganku!"
Dada Tari bergetar hebat,rasa takutnya muncul mengingat perlakuan Han yang selalu kasar padanya.
Impiannya hidup dengan lelaki yang tulus menyayanginya,sabar mau mengerti setiap kekurangannya bisa berlaku seperti sahabat hanyalah sebatas impian belaka inilah takdirnya bukan Han lelaki itu,Ya Allah ini takdirku beri aku kuat .Mungkin itu dia tidak memperlakukanku sebagai istri teman wanitanya sangat seksi dia suka yang seperti itu, bukan aku.Benar saja malam itu orang tuanya menginap di rumah mereka.Tari diam diam membawa mukena dan sajadahnya .Setelah makan malam Tari menyempatkan ke kamar Ibu.
"Sudah enakan Bu?"
"Alhamdulillah..kamu cantik dengan hijab mulai kapan?"
"Mulai tinggal di sini,Mas Han yang membelikan banyak lagi."Tari memuji Han untuk membuatnya bahagia seakan Han peduli padanya.
"Oh...ya kamu tidak bohong kan?"
Tari mengangguk.
"Kamu bahagia dengan Han?"
"Kenapa Ibu bertanya seperti itu.Ibu bisa lihat sendiri kan kami baik baik saja."
"Nak...maafkan kami, putra Ibu sudah melukaimu apapun yang terjadi pada kalian kamu tetaplah putri Ibu dan Bapak kami janji! "
Di genggam erat tangan Ibu, bagaimana Han seperti itu orang tuanya sangat baik apa yang salah dengannya.
"Kapan kapan kita belanja pakaian syar'i, Ibu jadi ingin sepertimu tampil lebih cantik.Tolong sabar ya hadapi Han tolong bimbing dia ya Nak!"di usap kepala Tari minta jawabannya.Tari mengangguk bagaimana aku bisa menolaknya Bu,dia suamiku sekarang sampai akhir hayatku aku kan mendampinginya.
"Ibu mau saya temani malam ini?"
"Tidak tidurlah, Bapak ke mana kalau kamu yang nemani masak tidur dengan Han ha...ha...ha..." Ibu berusaha menghibur dirinya sendiri setelah kejadian tadi siang apa Tari masih bisa bersikap baik pada Han?"Tari mengetuk pintu kamar Han, dia tidak mau Han marah.
"Masuk tidak di kunci!"
"Dari mana? "
" Melihat Ibu! "
"Gimana keadaannya?"
"Kamu putranya, lihatlah kondisinya."Tari berkata tidak menolehnya.Sial dia marah padaku atau jijik padaku setelah mendengar perkataan Dewi?
"Heiiii....lihat aku kalau bicara!"Han kesal di cuekin. Tari mengambil guling, bantal dan selimut dia tidur bawah agar tidak satu tempat tidur dengan Han.
"Lihat aku...!"Han kasar memegang wajahnya, di tatap lekat istrinya dada Tari berdebar keras.
"Lepas busanamu jika di depanku, hanya aku yang bisa lihat tubuhmu kan?"
"Tidak sekarang!"Tari merasa ingin jawaban Han kenapa dia berbuat hal yang memalukan.
"Heiii...jangan menolakku!"jawaban Tari membangkitkan emosinya.
"Kenapa Mas melakukan itu,Mas senang melihat wanita berpakaian seksi seperti dia kan... Mas suka tidur dengan wanita seperti itu kan!"Tari mengungkapkan perasaannya dia marah atau mungkin cemburu.
Han tidak ingin Tari bicara lebih banyak lagi,dengan kasar di dekatkan wajah Tari di lumat bibirnya membabi buta membuat Tari semakin takut apa ini suamiku Ya Allah aku tidak ingin di perlakukan seperti ini apa yang ku takutkan terjadi rasa berdebar itu hanya rasa takut bukan perasaan kesenangan.
Tari berusaha berontak ,apa daya Han sangat kuat. Han berhasil melepas keperawannya malam itu,Tari menangis bukan seperti ini yang ku inginkan Ya Allah. Meski dia suamiku bukan itu bukan impianku,bahkan dia tidak membimbingku untuk berdoa ampuni hambaMu Ya Allah dia hanya punya nafsu. Han puas dia tersenyum melihat istrinya diam,di tinggalkannya Tari dalam tangisan.Ternyata begini rasanya menjadi lelaki sejati hemmm luar biasa kenapa tidak dari awal kulakukan.Han sangat puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomantikAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...