Mereka sudah seperti sepasang kekasih dengan kepala saling bersandar satu sama lain,keduanya sangat pulas terbawa mimpi masing-masing.Hingga tiba-tiba ciiitt bus berhenti mendadak,membuat Tari yang sudah tidur lebih awal terbangun.Dengan tak sadar kedua pipinya menempel di wajah seseorang, karena menahan kantuknya refleks dia melihat Anang tertidur dan gak sengaja aku.... ahhh, untung dia tidur,di lambaikan telapak tangannya di depan wajah Anang apa benar dia tertidur,Alhamdulillah dia benar-benar pulas syukurlah di elus dadanya tanda lega.Di ambilnya jaket Anang yang jatuh di tutupi tubuhnya dengan tulus,dia tidak tahu Ananglah yang menutupinya kini bergantian Tari yang perhatian, perlahan di pegang kepala Anang untuk membuat posisinya lebih nyaman takut Anang bangun.
Bayangan Bapak Ibu adik-adiknya,yang menangisi kepergiannya membuat dia menghela nafas panjang .Aku janji sekuat tenagaku membiayai sekolah kalian biarlah aku tidak bisa menggapai cita tapi kalian bisa itu akan membuat Bapak Ibu bahagia,bahagia mereka bahagiaku juga beri aku kuat lebihkan rezekiku untuk bisa mencukupi semuanya.Gaji pertama dari Anang terpaksa di terima karena Anang mengancam kalau tidak mau tidak boleh kerja lagi dan harus ganti semuanya karena belum lewat 3 bulan, darimana Tari bisa cari uang untuk menggantinya dengan berat di terimanya gaji pertamanya, tanpa di buka di berikan pada orang tuanya semua.
" Ahhhhh!"suara Anang terdengar jelas sambil merentangkan kedua tangannya, dia tidak sadar tidur di mana.
" Plakkk...!"tangan kirinya mengenai wajah Tari.
"Aduhhhh...!" Taripun terbangun dari lamunannya apaan sih Mas Anang,di tolehnya ternyata dia masih pulas tangan yang sempat mengenai wajahnya dengan tak sengaja turun perlahan di paha Tari hemmm modus nih meskipun dia tahu dia tidur dengan cepat di ambilnya tangan Anang yang membuatnya terbangun,Anang tersenyum kaget tangannya di pegang Tari.
" Hem apaan Ri pegang-pegang!" apa diam diam Riri suka padaku dengan memicingkan sebelah matanya di lihatnya tubuhnya juga tertutup jaket yang tadi di gunakan untuk Tari.Sengaja di pegangnya tangan Tari pura-pura tidur.
"Mas, bangun sudah sampai,lepas tanganku!" dengan segera di lepaskan pegangan tangannya tapi Anang sengaja menahannya, Ri biarlah sebentar kurasakan bahagiaku ini.
" Aku dinginnnn!" katanya berbisik.Dengan paksaan akhirnya Tari bisa lepas dari genggamannya.Dilihatnya Anang masih menutup mata,apa dia mimpi ya tapi dia bicara padaku. Di tepuknya bahu Anang dengan keras.
" Mas bangun!"Anang bersikukuh pura pura tidur.Tari mengambil air mineral di percikkan air itu ke wajahnya,membuat Anang merasa gak nyaman dan dia terbangun.Masih pura- pura di lihatnya Tari mau ngambil air.
" Stop...dingin tau!" di pegangnya tangan kanan Tari agar berhenti memercikkan air ke wajahnya.
" Ah Mas Anang curang dari tadi modus melulu, pegang tanganku terus gak lucu,awas !"di pukul - pukul bahu Anang karena merasa kesal. Anang hanya tersenyum terus menggodanya, pukul terus Ri pukulanmu kurasa seperti belaian tanganmu.Melihat Anang tersenyum, Tari pun menghentikan pukulannya.Wajahnya terdiam, bagaimana bisa aku jauhkannya dariku kalau dia selalu cari cara mencari perhatianku seharusnya aku tidak terbawa perasaan seperti ini nanti dia berpikirnya aku suka sama dia padahal tidak."Kenapa berhenti, serasa di pijit loh!lanjutkan saja! " katanya menggoda.
Tari tak merespon, biar Anang tidak berpikiran yang lain.
" Ri...kamu marah ya, maaf aku kan bercanda saja..maaf..!" katanya memelas seperti biasanya,di pandangnya Tari dengan sangat dekat membuat Taripun risih.
" Iya kumaafkan....puas!awas!" di kepalkan genggaman tangannya di depan wajah Anang, tapi memang Anang malah di tutup matanya dengan rapat sengaja menerima kepalan tangan Tari.Ah tambah parah nih mas Anang semakin menggodaku.
" Mas...sebentar lagi sampai telpon Deni biar tidak terlalu lama.!" katanya mengalihkan perhatian Anang.Perjalanan dari terminal ke rumah Anang, Tari meminta Anang duduk depan alasan kasihan Deni kan butuh teman ngobrol padahal Tari tak ingin Anang semakin baper tak ingin memberi perhatian lebih lagi yang membuat Anang semakin menggilainya Tari tahu itu.
" Assalamu'slaikum....!"
"Wa ' alaikumsalam, putra ibu sudah pulang, Alhamdulillah! "di ciumnya pucuk kepala Anang, Anangpun mencium punggung tangan ibunya dengan wajah bahagia.Ibu melihat gadis yang berdiri di depan pintu,hem gadis yang cantik.
" Assalamualaikum,Bu apakabar,sehat?" Ibu Anang menghampirinya di jabat tangannya dengan erat dengan sopan di balas jabat erat tangan wanita itu di cium punggung tangannya di elus kepala gadis pujaan putranya yang baru bertemu untuk pertama kalinya.
"Wa ' alaikumsalam, baik sehat! Kamu gimana sudah sehat kan, katanya habis kecelakaan? " di ajaknya gadis itu duduk di kursi di ruang tamu. Tari menganggukkan kepalanya." Ini Riri, Bu ...Ri ini Ibuku tercinta!" Anang mengenalkan keduanya.Tari mengangguk dengan senyum manisnya, untuk pandangan pertama tak salah putraku jatuh hati pandangannya begitu teduh, sopan sekali.
" Maaf Bu, Mas Anang yang mengajak ke sini maafkan saya sudah merepotkan! " kedua tangannya di dekapkan di depan dadanya.Sudahlah kalian pasti capek sudah sholat belum,sana segera nanti terlambat loh!" ketika sampai di perjalanan memang terdengar adzan Magrib,untuk sholat Duhur dan Asyar sudah di jamak takdim ketika berhenti di terminal singgah tadi siang. Ibu mengajak Tari ke dalam mengantarkannya ke kamar tamu.
" Mandilah dulu ada kran air hangatnya peralatan ada di lemari sebelah sana!"katanya menunjuk.
Ibupun berlalu meninggalkannya.
Sebelum menutup pintu Ibu Anang kembali memandang wajahnya benar-benar cantik.
"Istirahatlah setelah itu kita makan bersama!"
"Bu terima kasih banyak! " Taripun membungkukan tubuhnya dan mendekapkan kedua telapak tangannya seperti biasa,Ibupun tersenyum dan berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomanceAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...