Sesampainya di rumah Han langsung menemui Tari.Tanpa basa basi di geret lengan istrinya itu dengan penuh amarah, entah karena cemburu atau karena merasa di bohongi keduanya bercampur aduk dalam pikiran dan hatinya.
Bi Darsi yang melihat tidak berani menampakan diri, dia hanya mengintip dari balik dapur kasihan Tari apa setiap hari seperti ini perlakuan Han padanya?Di hempaskan tubuh ramping Tari di atas ranjang, Han bersiap melakukan kesenangannya.Di ciumi wajah istrinya dengan membabi buta.
" Katakan apa yang kamu lakukan dengan Deni! "nafasnya tersengal turun naik, Tari tersentak dari mana dia tahu .
" Apa aku kurang memberimu!"bentakannya di iringi dengan melepas i pakaian Tari,Tari takut Han berbuat lebih karena Tari sudah menyembunyikan darinya.Tari menghindar sekuat tenaga, Han semakin marah di tarik tubuhnya di tindih dengan penuh hasrat.
" Mas....hentikan sakit kumohon...aku akan jelaskan....maafkan aku..hiks...hiks....hiks...."Tari menangis tetes air matanya mengalir begitu saja,Han tak peduli sambil terus menayai Tari diapun melakukan kesenangannya hingga akhirnya puas.
Sementara Han ke kamar mandi Tari merangkul bantal dan menangisi dirinya,Ya Allah kenapa terus seperti ini lembutkan hatinya aku adalah wanita yamg ingin di manja di sayang kenapa harus suamiku yang melakukannya dia seperti monster,aku hanya jadi budak nafsunya saja. Di telungkupkan wajahnya di atas bantal,di tutupi tubuhnya dengan selimut."Sakit!"Han sudah duduk di sampingnya,di pegang wajah Tari dengan penuh kebencian dan amarah.
"Siapa Deni?"tangannya semakin kuat mencengkeram wajah Tari.
"Lepas Mas...dia mitra kerjamu.....sakit...tolong...lepas.."Tari meringis dan menangis.Han menamparnya mendengar jawaban Tari.
"Kamu sudah menyelingkuhiku kurang ajar kamu!Kerudungmu hanya jadi penutup perbuatan bejatmu! "Han mendorong tubuh Tari membuat kepala Tari terbentur dinding.
"Mas...tanya Ayah apa yang sebenarnya terjadi,aku tidak ketemu dengannya sendiri aku ketemu hanya satu kali itupun ada Ayah dan banyak orang di sana... Maaf aku salah tidak cerita karena Ayah yang minta..maafkan aku Mas!"Tari memegang tangan Han, menciuminya agar Han luluh hatinya.
"Bohong kenapa kamu melibatkan Ayah...tidak mungkin !"di dekatkan wajahnya ke wajah Tari, diapun melumat bibir Tari dan menggigitnya. Tari berusaha melepasnya, Han semakin beringas dia merasa Tari sudah membodohinya.
"Mass....!"Han mengulangi lagi sampai puas, Tari terkulai lemas dengan air matanya.
"Awas kamu jika bohong! "di dorong kepala Tari dan meninggalkanya tanpa rasa sama sekali.Tari memandangnya, apa aku bisa bertahan? Tari segera ke kamar mandi setelah Han selesai mandi,di guyur tubuhnya yang memar diapun berteriak dan menangis terduduk di bawah guyuran shower, luka tubuh bisa di obati dia bisa tahan itu tapi luka hati apa aku mampu bertahan.Beberapa hari berlalu,Tari menutupi luka memarnya. Bi Darsi merasa heran Tari memakai cadar terus, hanya matanya yang terlihat. Ketika di tanya lagi pengin aja Bulik. Tapi Bi Darsi merasa Tari menutupi sesuatu. Han yang tidak terlihat sarapan beberapa hari, membuat Bi Darsi menelpon Bi Tini,menceritakan kejadian ini.Semenjak ada Bi Darsi mertuanya jarang ke rumah.
"Kamu yakin terjadi apa apa?"suara Bi Tini dari seberang.
"Iya... Biasanya tidak pernah pakai cadar ya memakai kerudung biasa saja.. Aku takut Mas Han telah.."ragu Bi Darsi untuk melanjutkan ceritanya, dia ingat pesan Tari untuk tidak bercerita apapun.
"Apa...Mas Han kenapa?"
"Gak papa..Sebaiknya Tuan ke sini !"
Bi Tini sepakat usul kakaknya."Mas...boleh aku bicara?"Tari memberanikan diri bicara, menunggu Han pulang malam ini.Han meninggalkannya menuju kamar mandi,Tari menahan nafas Astagfirullah buka hatinya Ya Allah.
Setelah keluar Han sudah berganti pakaian, dia langsung merebahkan tubuhnya,entah kenapa Han merasa jijik melihat Tari dia sudah berhubungan dengan lelaki lain,hasratnya seakan lenyap begitu saja.
"Jangan dekat dekat aku!"
"Ok..kalau itu mau Mas.Tapi kali ini dengarkan aku bicara tolong!"Han tidak melihatnya sama sekali.
"Mas...sudah tanya Bapak? "Han belum menanyakan ke Ayahnya, karena dia yakin Tari salah dia yakin itu ....rasa sakit di selingkuhi membuatnya ingin diam, apa yang harus di katakannya pada Ayahnya karena mereka taunya Tari wanita soleha tak tahunya...hhhhhh....sialan.
"Ayah tahu semuanya Mas...aku akui salah kumohon maafkan aku.Aku terima perlakuan burukmu selama ini aku berharap Mas bisa mengubahnya, aku ini istrimu Mas.. Aku bukan budak nafsumu...tapi Mas lihat sendiri aku tetap melayanimu meski Mas tahu aku kesakitan..lihat ini stempel kepuasanmu ...lihat ini Mas....lihat.. Masih kurang puas...hiks...hiks...hiks...."Tari membuka pakaiannya di perlihatkan semua luka di tubuhnya.Han tidak bergeming.
"Ini tak seberapa tapi di sini Mas....sakit banget... Sakit....!"di beranikannya memegang tangan Han di pegang tangannya di letakkan di dadanya.
"Di...sini Mas...sakit...tapi aku terima..karena aku ingin Mas berubah..tolong katakan apa salahku!"Han melihatnya, yah dia melihat memar di tubuhnya dari ujung kepala sampai ujung kaki ada biru di sana.Apa itu yang kulakukan, ah......tidak mungkin aku seperti itu.
"Terus apa maumu!"Han melepaskan genggaman Tari.
"Perlakukan aku sebagaimana mestinya Mas...aku manusia biasa bisa merasakan sakit, lembutkan hati dan sikapmu tolong, aku ingin hidup bersamamu sampai akhir hayatku aku akan selalu melayanimu.. Jadilah teman dan sahabatku berbagi dalam suka dan duka kumohon!"Tari bersimpuh memohon,ada sedikit iba di hati Han,di ambil pakaian Tari.
"Pakailah...tidur!"Han tidak menjawab semua keluh kesah Tari.Pak Arya dan Bu Santini berkunjung ke rumah Tari ,atas saran Bi Tini alasannya lama Tuan tidak ke sana apa tidak kangen sama Mbak Tari?
Tari masih sama nampak ceria,tubuhnya tetap kurus wajahnya sedikit pucat.Dia bahagia mertuanya datang, berharap Han akan menanyakan kesalahpahamannya.
"Gimana Nak...semua lancar kan?"
"Alhamdulillah lancar."Han bertanya dalam hati apa yang di maksud Ayahnya.
"Apanya yang lancar Yah?"Tanyanya sambil melihat Ayah dan Tari bergantian.
"Oh..ya Han. Ayah belum kasih tahu kamu...begini Han.."Ayah bercerita panjang lebar tentang masalah pelanggan yang komplain, Tari berhasil menyelesaikannya dengan baik dan Tari terus memantaunya secara tidak langsung, Tarji lah yang seolah olah jadi Tari karena dia tidak mau Tari berhadapan langsung dengan mereka.Deg...jadi aku yang salah Tari yang benar.
Tiba tiba....brukk....bunyi benda jatuh.. Tari tergeletak di lantai, Bu Santini yang melihatnya berteriak.
"Tariiiiiiii....Han cepat bawa dia ...panggil dokter segera Pak.. Bawa ke kamarnya!"Pak Arya ikut kaget, bagaimana bisa tiba tiba dia jatuh dia asyik bercerita pada Han tidak melihat Tari sama sekali.
Setelah di periksa dokter,mereka harap harap cemas mendengar hasil pemeriksaanya.
"Gimana putriku...baik baik saja kan?"
"Selamat ya...Pak... Kalian akan jadi kakek dan nenek...selamat Han..kamu akan jadi ayah..."Dokter Irene memberinya selamat.
"Apa...Tari hamil...Alhamdulillah!"Keduanya menghambur ke dalam kamar di peluk dan di cium kening Tari dengan rasa bahagia.
Pak Arya mengelus kepalanya,mengucapkan terima kasih pada Tari sudah mengandung cucunya.... pewaris keturunannya.Han diam memandang Tari,aku jadi ayah? Entah bahagia atau rasa sedih yang ada,dia merasa bersalah sudah menuduhnya. Ada debaran aneh di dadanya,namun dia tidak bergeming.
"Han...sini!Kamu akan jadi ayah,selamat ya...jaga istrimu baik baik ya!"Ibunya memeluk dan menciumnya, begitupun Ayahnya sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomanceAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...