Bertemu nenek

16 3 0
                                    

Anang sudah masuk kerja meski belum pulih, suhu badannya susah turun. Karena akan meninjau proyek mart dengan Deni, rencana tidak mengajak Tari Anang tidak ingin Kris melihatnya.
" Den..ayo berangkat siang nanti ada janji lainnya!" katanya di telpon.
" Mas mau ke mana?"
" Kamu kerjakan proposal untuk siang nanti! "dia tidak menjawabnya bagaimanapun mart ini ide Tari tapi dia ingin melindunginya dari tatapan jahat Kris yang inginkan Ririnya dia tidak terima itu.Tari mengangguk melanjutkan tugasnya.
" Aku nanti di antar mamang ya?"
" Tunggu aku, kan siang kita ada janji lupa! Sudah aku berangkat, Assalamualaikum!" Tari menjawab salam dengan suara lirih,semenjak kejadian menolong nenek dia di antar jemput sendiri oleh Anang jaga jaga Tari berbohong lagi. Bagaimana ya nenek itu,semoga beliau sehat aku sudah janji padanya untuk menemani jalan jalan.
Drttttt sebuah panggilan tanpa nama.
" Assalamualaikum!"
"Wa alaikumsalam dengan siapa saya bicara?"
" Maaf ini siapa?"
"Maaf saya putra dari nenek yang pernah di tolong seorang gadis, apa benar ini dengan gadis itu?"
" Gimana kabar nenek?baik baik saja kan?"
" Jadi betul dengan gadis penolong itu boleh tahu namamu, Nak?"
"Saya Tarisa, gimana keadaan nenek?"
" Alhamdulillah nenek sehat, dia ingin ketemu kamu .Kamu mau kan bertemu dengan beliau? "
" In Syaa Allah !"
" Bisa sekarang saya jemput di mana? "Maaf saya lagi kerja! "
" Sebentar saja, di mana kamu kerja biar aku ijin kan.Nenek sudah ingin bertemu, lama kuhubungi kamu tapi tidak ada jawaban!Tolonglah Nak sebentar saja!" Taripun ingin ketemu nenek itu ingin tau keadaannya.
" Baiklah, akan saya kirim alamatnya!" dari seberang lelaki itu mengucapkan terima kasih berkali kali.Tari segera berkirim pesan ke Anang, Mas aku mau ketemu nenek maaf ya tidak nunggu Mas.

Tari di jemput seorang lelaki paruh baya yang ternyata bukan lelaki penelpon itu.
" Bapak yang menelpon saya tadi?"
" Bukan Non,saya sopir pribadinya.Makasih ya Non sudah menolong nenek, Non tahu kami sangat stress mencari ke mana mana, menyebar beberapa orang bayaran minta bantuan polisi ,entah kenapa di hari ke 8 baru kepikiran rumah sakit kami telpon semua rumah sakit di kota ini apa ada nenek yang di rawat Alhamdullillah ketemu di rumah sakit Husada tempat Mbak membawanya." lelaki itu bercerita.
" Oh..saya juga bingung tidak ada identitas apapun di tubuh nenek,Alhamdulillah yang penting nenek sudah sehat."
" Non tahu pertama yang di ucapkannya adalah aku ingin ketemu gadis itu!Tuan langsung cari tahu, suster sudah cerita semua tentang Non , no hp yang di suster itu sudah di telpon ratusan kali entah mengapa tidak ada jawaban, Tuan bingung nenek tiap hari menanyakan Non !"
Oh berarti telpon tanpa nama itu dari anaknya nenek, maaf aku gak tahu.
Lelaki itu sangat ramah sepanjang perjalanan dia bercerita tentang nenek, orang tua yang sangat di sayangi oleh Tuannya karena hanya tinggal ibunya yang di punya jadi dia sangat menyayanginya.Kenapa bisa pergi sendirian, nenek bosan di rumah pengin jalan jalan biasa nya kalau jalan jalan di temani cucu perempuannya yang meninggal setahun lalu karena kecelakaan, nenek sangat kehilangan cucu yang sering menemaninya setiap saat di waktu senggangnya.

Sampai di rumah yang sangat besar halaman luas, ada dua bangunan di sana sebelah kanan depan bangunan lebih kecil dari rumah yang di depannya.Tari di ajak masuk ke rumah depan sebelah kanan.Di sana ada lelaki seorang wanita dan nenek sedang duduk di kursi goyang.Melihat kedatangan Tari nenek itupun berusaha berdiri, di bantu lelaki dan wanita itu nenek menghambur ke arah Tari memeluknya dengan erat,Tari membalas pelukan nenek itu selama seminggu Tari menungguinya di rumah sakit membuat Tari merasa sangat dekat dengannya.
" Assalamualaikum nek, pakabar?" di ciumi punggung tangan nenek itu di cium keningnya dengan haru akhirnya nenek sudah sehat.
" Sini duduk dekat oma!"
" Ibu..kami di lupakan!" lelaki itu tertawa seraya ikut duduk melihat gadis penolong ibunya.
" Wa alaikumsalam, saya Teguh ini istri saya Mira, Tarisa! " di ulurkan tangannya menjabat tangan Tari.
" Tarisa ..!"
" Sudah.. semua diam dulu, oma mau bicara! " di lihat ibunya sudah gak sabar ingin berbincang dengan Tari.
" Boleh kamu di panggil Tata sama oma?" kok seperti Kris  dia selalu panggil aku Tata, dia menganggukkan kepalanya.Pak Teguh seperti sudah pernah melihat gadis ini, berkali kali dia melihatnya tapi di mana ya !
" Ta...oma terima kasih kamu sudah nolong oma, kalau tidak ada kamu tidak tahu apa yang terjadi!Alhamdulillah kamu benar benar datang mau kamu jadi cucu oma?"
" Maksud oma...?"
" Ya jadi cucu oma, siapapun kamu oma mau kok berbagi dengan keluargamu! "
" Nek...dengan senang hati Tari mau !"
" Kamu mau tinggal di sini kan?"
Tari kaget, ada apa dengan nenek ini.Pak Teguh melihatnya dan memohon untuk Tari mengiyakan. Tari bingung apa sebenarnya yang terjadi.
" Nek..!"
" Omaaa panggil oma!"
" Oma, Tari punya keluarga  juga punya tugas di kerjaan untuk tinggal di sini Tari tidak bisa tapiiii Tari akan sering mengunjungi oma kalau Tari ada waktu senggang maaf ya oma...!" di genggam tangan tua itu di usap dengan penuh kasih membuat nenek itupun mengangguk meski wajahnya terlihat kecewa.Alhamdulillah gadis ini benar benar bisa membawa pengaruh untuk ibunya dia langsung mengiyakan padahal dari kemarin pokoknya gadis itu harus di sini tinggal bersamaku,siapa dia dari mana asalnya.

Setelah membujuk nenek, karena Tari harus kerja lagi dia ada janji dengan Anang, nenek itu mau melepaskan Tari syarat Tari segera ke sini lagi untuk mengunjunginya .Pak Teguh bahagia melihat ibunya kembali bisa tertawa,aku harus bicara dengan Tari agar dia mengerti kondisi ibunya.
" Ta..kapan ada waktu boleh kami bicara? "
" Ya, tapi maaf saya kan kerja jadi cari senggangnya, maaf!"
" Ya  gak papa makasih sudah buat ibu bahagia makasih banyak Ta, Mang antar dengan selamat ya ati ati salam untuk bos mu sudah mengijinkan kamu ke sini!"Tari memberi salam menjabat tangan keduanya dan berlalu.

Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang