Kemarahan Kris

17 2 0
                                    

Sepanjang perjalanan mereka cemas, apa yang sebenarnya terjadi Tari pergi tanpa membawa apa apa, Riris takut memberitahu Anang di saat bahagianya Anang melepaskannya dengan cara yang tidak di inginkan kakaknya.
" Ris..tolong aku,untuk terakhir kalinya sebelum aku resmi jadi suami Risa, aku ingin selalu dekat dengannya tolong aku, setelah itu Tari akan aku tempatkan di kota lain agar aku tidak selalu dekat dengannya, kamu juga ikut ke sana jaga dia untukku! "
" Mas...seharusnya tidak usah memikirkannya lagi,diapun tidak ingin Mas melakukannya dia akan merasa bersalah Mas ,kalau perlu Tari gak usah datang ke pernikahanmu!"
" Diammmm!" teriaknya.
" Hanya sekali ini saja aku minta tolong padamu, tidak untuk apa apa aku hanya ingin dia melihatku menikah ada di dekatku itu saja...selanjutnya aku janji tidak akan menemui atau menghubunginya lagi jauhkan dia dariku tolong Ris..!"tampak wajahnya yang tertekan.
"Tapi Tari tidak ingin itu, Mas!Mas tahu dia juga tertekan, dia ingin Mas benar benar jadi suami yang bertanggungjawab untuk Risa itu yang dia katakan padaku!"
Anang terdiam,wajahnya di tutupi dengan kedua tangannya.Apa dia ingin aku benar benar menjauhinya,Ri...aku butuh waktu aku janji setelah menikah aku tutup semua kenangan denganmu aku akan bertanggung jawab pada istriku.
" Satu kali ini tolong, bantu aku Ris bawa dia di dekatku ketika aku nikah setelah itu terserah! "dia berlalu meninggalkan Riris.

Riris sangat takut kakaknya terpukul Ririnya pergi tanpa kata.
" Ini...salah Anang dia telah memaksanya untuk hadir !" Kris terlihat marah, di kepalkan kedua tangannya.Dia akan buat perhitungan dengan Anang.
"Kris...ini pilihan Tari bukan salah Mas Anang! " bela Riris,meski tahu Anang yang telah memaksanya.
" Jika tidak di paksa dia tidak akan pergi tanpa kata,kalau kenapa kenapa dengannya awas kau An!"
" Sudahlah Kris.. kamu punya no telpon adiknya.. siapa itu namanya...Ara telpon dia!" Riris menggeleng.
" Mas yang punya! "Kris semakin cemas, Tata pergi tadi malam di saat semua sibuk dengan persiapan atau pagi hari dia berangkat bagaimana dia bisa tidak membawa apapun ah...sial Anang keterlaluan.

Sampai di sana, Anang sudah duduk di depan penghulu bersiap untuk ijab kabul.Anang melihat mereka datang, di lambaikan tangannya untuk meminta mendekat.
" Ris...mana Riri?"
" An..lakukan segera, Tari ada di belakang tiba tiba perutnya sakit!"
" Kenapa dia..kemarin baik baik saja!"
" An..jaga sikapmu ada Risa kamu sudah janji untuk itu kan!" setengah berbisik Dewa bicara padanya.
" Mulai Pak!" Anang masih terlihat kecewa dia tidak menoleh tapi hanya melirik siapa tahu Riri ada di dekatnya, tapi dia tidak melihatnya.
" Bisa di mulai? "
" Ya!" Anang membaca Bismillah, lancarkan Ya Allah.Meski masih cemas, Anang menyelesaikannya dengan cukup baik.
Risa tersenyum bahagia, Ibu menuntunnya membawa Risa untuk berdampingan dengan Anang dan mereka cukup serasi karena Risa memang benar benar cantik.
Di pegang bahu Anang, di bisikkan padanya cium kening istrimu Nak!
Anang terkejut,di pandangnya Risa dalam dalam dia istriku sekarang?Di cimunya kening itu dengan bayangan Riri dia sangat menikmatinya, Ibu Shila meneteskan air mata semoga kau bahagia dengannya lupakan Ririmu itu Nak.Meski dalam hati Ibu Shila bertanya kemana Tari tapi dia tenang Anang sudah menyelesaikan ijab qobul dengan lancar.

Baru beberapa saat Anang berdiri untuk bersalaman dengan para tamu, dengan kasar Kris menarik tangannya.
" Kupinjam sebentar suamimu!" Anang yang tersakiti berontak, namun kemarahan Kris sudah tidak terbendung lagi di bawanya Anang menjauh dari keramaian.Dan bug...bug..bug..,wajahnya kena bogeman tangan Kris yang kesetanan, untung Dewa dan Riris segera datang.
" Kris..hentikan ini tidak menyelesaikan masalah, ingat Tari gak suka kekerasan!"
"Bodo amat..dia yang sudah menyebabkan Tata pergi, pergi tanpa kata apapun bagaimana aku bisa terima dia perginya kapan apa dia sekarang baik baik saja kalian tahu apa maksudku kan!"dia berusaha meninju Anang, dengan sigap Dewa menghadangnya dan Dewalah yang terkena tinjuannya.
" Apaaaa..Riri pergi!" Anang terkejut,dia segera menuju Kris di pegang dagunya.
"Katakan apa yang terjadi!"
" Lepas..kamu yang salah, kamu yang membuatnya pergi kamu yang paksa agar dia hadir di pernikahanmu.Dia tidak ingin hadir karena takut membuatmu semakin terobsesi padanya takut membuatmu tidak bertanggungjawab takut menyakiti istrimu An...dia tertekan dia ingin kamu bahagia dia ingin kamu melupakannya agar kamu bahagia kamu tahu tidak..!" Kris berteriak histeris, kepalan tangannya di lampiaskannya ke bahu Anang.
Anang terduduk lemas,apa dia pergi tanpa pamit padaku apa dia begitu membenciku tidak ingin melihatku.
Risa dan Ibu Shila berdiri di sana mereka tidak tahu apa yang terjadi yang mereka tahu Anang terlihat kacau,Kris menempelkan wajahnya pada dinding Dewa dan Riris terlihat tegang.

"Katakan Wa,ada apa?"
"Tan...Tari pergi!"
" Apa?" Ibu Shila terhuyung, Risa segera memegang tubuhnya.Anang berlari ke arah Ibunya, di tuntun Ibu untuk di dudukan di kursi.Semua terlihat cemas,melihat Ibu Shila yang lemas perlahan di tatapnya Risa dan Anang bergantian.
" Ibu sudah punya firasat,kemarin dia minta maaf pada Ibu seolah olah dia akan pergi dan tak kembali, ikhlaskan dia Nak kita doakan dia baik baik saja dia gadis yang sangat baik sampai kapanpun dia tetap putri Ibu," air matanya mengalir tanpa dapat di bendungnya.
" Bu.. Risa akan menggantikannya Risa mau kok jadi putri Ibu!" dia tahu Ibu sangat sangat sayang padanya,Ibupun memeluknya dengan penuh kasih pelukan yang sama untuk Tari.Semua kembali ke dalam melanjutkan acara,tapi kondisi Anang yang lebam membuat acara pemberian selamat tidak di lanjutkan Dewa dan Riris yang bertugas menggantikan Anang dan Risa,seperti sepasang kekasih.

" Mas...sakit ya!"Risa mengompres lebam di wajahnya,Anang memikirkan kondisi Riri seperti apa sekarang di mana dia.
" Mas...!"
" Oh..ya gak papa nanti juga sembuh, biasa laki laki gak ada artinya,Riri malah sering celaka seperti ini!"Dengan wajah riang dia bercerita ketika Riri jatuh di warung ketika di serempet dan semua rasa sakit Tari di ceritakan pada Risa,Risa mengangguk sambil terus mengompres lebamnya.
" Apa Mas menyesal menikah denganku?"
" Tidak Ris..sudah kubilang kan!Hanya aku tidak bisa terima Riri pergi tanpa kata seperti itu!"
" Semoga dia baik baik saja dia gadis yang sangat baik percayalah Mas!"
" Maaf ya Ris! "
" Untuk apa?"
" Kamu pegang janjiku kamu akan dapat nafkah lahir dan batin dariku, tapi biarkan Riri terkunci di sini! " Anang memegang lembut tangan Risa di taruh di dadanya.Risa merasa tubuhnya gemetar baru pertama ada lelaki yang memegang tangannya seperti ini, dia adalah suamiku sekarang apapun masa lalunya aku percaya dia lelaki yang sudah di takdirkan untukku. Anang menciumnya dengan haru, dan masih ada bayangan Riri di sana membuat Risa semakin berbunga bunga.

Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang