Menyimpan kenangan

19 3 0
                                    

Kris masih berusaha mencari keberadaan Tari,no telpon Ara dan Yoyok dari Anang selalu di hubungi .Tapi tetap tidak bisa di hubungi,Kris cemas dan jengkel dengan Anang. Dewa berusaha menenangkannya, mungkin Tari pergi karena alasan yang tepat dan kita hanya bisa mendoakannya semoga dia baik baik baik saja.
"Bagaimana kamu bisa setenang ini Wa..,Anang juga begitu tak peduli padanya brengsek kalian! "
" Hei...tutup mulutmu!Kita mau apa ke rumahnya?Kamu tahu dia tidak suka kan kita memperdulikannya,makanya dia pergi dia menghindari kita semua..!"
" Paling tidak dia pamit,tapi pergi tanpa kata itu... Ahhh...!"rasa kesal cemas marah bercampur aduk.Dewa memegang bahunya.
" Sudahlah ayo,kita cari udara segar..!
Tangan Kris di tarik untuk menghilangkan suntuknya.

Anang melewati malam pertamanya begitu saja, dia belum siap rasa bersalah rasa penyesalan atas perginya Tari tanpa pamit membuatnya belum bisa menerima,kenapa harus pergi dengan  cara seperti ini?
" Nak...sedang apa kamu?" Anang terdiam di kamar Tari, di pegang hp Tari sambil membaca pesan pesan yang ada, Anang tahu hp Tari tidak ada paswordnya Tari bilang tidak ada yang special di setiap pesan jadi dia merasa aman siapapun bisa melihatnya tanpa ijin dulu,toh hp ini tujuan komunikasi kerjaan jawabnya ketika di tanya Anang.
"Kamu ingat janjimu pada Ibu, Ririmu gak suka kamu seperti ini dia mau kamu bahagia dia mau kamu bisa bertanggungjawab sebagai lelaki sejati...ikhlaskan dia,dia gadis baik Allah pasti menjaganya!" Anang menghela nafasnya.
" In Syaa Allah Bu...aku akan menyimpan barang ini di lemarinya, biarkan dia tetap ada di sini,tolong kamar ini di bersihkan saja tapi biar kenangannya yang tinggal di sini!"
" Kasihan Risa, kamu harus melakukan janjimu. Kewajiban adalah membahagiakannya seperti janjimu pada Pakdhe!" Ibu memeluknya untuk memberinya ketenangan.Anang membalasnya, aku tahu Bu aku ingat kata kataku dan aku akan penuhi.
" Ayo kita makan ,waktunya sholat duhur sebentar lagi!"
" Ibu duluan !"Ibu memandangnya, Anang mengangguk untuk meyakinkannya.Ibupun berlalu meninggalkan kamar.

Anang mengambil tablet, di buka hpnya.Di lihat satu persatu foto foto Tari dalam setiap kesempatan, Ri kamu tetap di sini ya tenanglah di sini  suatu saat kita bertemu ambillah semua ini, atau kita bisa melihatnya bersama lagi.Di pindahkan semua file foto ke tablet yang masih kosong, di masukkan dengan rapi bersama hp dan amplop putih itu.
Di masukkan dalam kotak warna pink, di masukkan dalam lemari pakaian dan di kunci. Kuncinya di simpan Anang di atas kotak kecil di atas lemari, tidak terlihat.Anang meninggalkan kamar, selamat tinggal Ri semoga kau baik baik saja kenanganmu sudah tersimpan, maafkan aku akan ku penuhi janjiku padamu menjadi suami yang baik untuk Risa,Bismillah hati Anang sedikit lega .
" Mas...ayo kita jamaah!Sudah mandi belum?"
"Belum.. Tunggu ya..!" Di usap rambut istrinya dengan senyum, Risa merasakan dadanya berdetak kencang, dia tahu suaminya masih butuh waktu meski dia tidak bicara dia tahu kepergian Tari membuatnya cemas dan kecewa.Tapi Ibu sudah berpesan jangan membicarakan soal Tari lagi, biarkan dia mengikhlaskannya dengan keinginannya sendiri.

"Ri...boleh aku memanggilmu seperti itu?"Dilihat wajah istrinya dengan penuh harap.
" Kenapa namaku kan Risa, ada Ri di sana kan!"Dengan segera di peluknya istri yang sudah beberapa hari bersamanya tapi Anang membiarkannya, meski Risa sangat ingin merasakan hangat belai kasihnya di tahannya dia ingin Anang melakukannya dengan ikhlas.
" Makasih sayang, tuntun aku ya untuk bisa jadi suami yang baik untukmu makasih kamu sudah sabar..!" Di pegangnya tangan Risa dengan lembut di ciumi punggung tangannya, Risa tersenyum penuh arti tatapan Anang yang melihat penuh gelora membuatnya membalasnya.Risa mencium wajah suaminya dengan penuh rasa.Anang melakukannya dengan penuh perasaan,malam itu di tumpahkan rasa yang selama ini di rasakannya untuk Tari pada Risa. Keduanya terlarut dalam surga dunia,erangan kenikmatan jelas keluar dari desahan nafas keduanya.
" Ri...terimakasih!" setengah berbisik di ciumi telinga istrinya itu.Risa membalas dengan memeluk erat suaminya seakan tidak ingin melepaskannya.

Dewa telah membuka hati untuk Riris, setelah kepergian Tari dia segera sadar gadis itu pergi sengaja membuatnya untuk menyadari bahwa gadis bukan hanya dirinya saja, ada Riris yang ternyata suka padanya.
" Wa...sudah tahu kabar Tari?"
" Belum..sepertinya dia sengaja pergi dan membuat kami sadar!"
" Selama ini pingsan berarti kalian ha...ha...ha.. Pantesan dingin!"
"Masak sih,gak...kok! " dipegangnya dahi dan pipinya.
" Nah...kan. Kamu sadar gak, selama hanya ada Tari hanya dia yang terlihat di mata kalian..yang lain seperti tidak ada apa namanya itu!"
" Oh ya,gak merasa ha...ha...ha..!"Dewa tertawa melihat wajah cemberut Riris yang membuatnya semakin cantik.
Apa kami segila itu, memang di akuinya bertiga selalu di lakukan untuk bersama Tari ,sejak Tari meminta mereka bersahabat ketiganya begitu nurut dengan Tari, di mana ada Tari ketiganya hadir saling merebut perhatiannya merebut untuk membantunya, entahlah Dewa sangat senang bila melihat Tari tersenyum apalagi bisa tertawa itu kebahagiaan tersendiri untuknya.
"Nah..kan ada aku di sini masih aja senyum senyum sendiri haahhh pecinta aneh... Orangnya sudah pergi jauh woooiiii..!" Dewa melihat Riris yang tertawa.
" Kamu lucu...! " Di cubit pipinya, membuat Riris membalas dengan pukulan pukulan lembut di tubuh Dewa,keduanya pun tertawa lepas.

Kris masih kepikiran dengan Tata,kemana dia pergi. No telp yang di beri Anang tidak ada satupun yang menjawab.Membuatnya semakin kesal.
" Kris...kamu harus berubah!"
" Sudah kan..aku sekarang tidak jahat lagi sama kamu,apalagi?"
" Buka hatimu untuk gadis lain, atau mau aku yang nyarikan..ha...ha..ha...!"
" Apaan, memang jaman Siti Nurbaya gak usah kawatir aku gak papa kok,aku akan setia menunggumu...!" di pandang wajah Tari dengan penuh harap.Kris masih tidak bisa melupakan rasa cintanya itu.
" Kamu akan sakit sendiri..!"
" Ta...apa yang kurang dariku atau mereka, kami cukup tampan uang kedudukan baik...kami punya semua itu atau sabar kami juga bisa, karena kami bisa bersahabat, seperti apa yang kamu cari Ta!" Tari menghela nafas panjang.
" Entahlah,aku sendiri tidak tahu kenapa aku tidak bisa.Aku takut di sakiti aku takut lelaki hanya melihatku hanya nafsu saja aku takut, aku ingin lelaki yang lembut,mau menunggu sabar menerima segala kurangku!"
" Aku bisa...apa kurang cukup pembuktianku!"
"Ah...kamu ingat ketika kamu merudapaksa aku...itu yang paling aku takutkan, di malam malamku aku di perlakukan seperti itu ..!" wajahnya memancarkan rasa takut yang luar biasa.
" Tapi sekarang tidak kan! "
" Tapi maaf bayangan itu selalu ada! "
"Maafkan aku Ta...sudah menyakitimu.Tapi seperti ini kamu...
!" Kris berusaha menggodanya.
" Stop...Kris atau aku tak mau ke..!"
" Ok...jangan. Kita bersahabat... Maaf!"
Kenangan kebersamaannya setelah begitu banyak dia menyakitinya Tari telah mengubah hidupnya menjadi lebih sabar dan lebih taat ibadah.Entah kapan aku bisa melupakanmu Ta.

Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang