Setelah 8 hari di rawat, Tari di perbolehkan pulang. Pada hari ke 4 Ara pulang bersama Yoyok.Selama itu pula silih berganti mereka menjaganya dengan bahagia, terlihat persaudaraan yang ada termasuk Risa ikut Ibu Shila menjeguknya meskipun ingin nginap tapi Anang melarangnya.
" An....makasih banyak !" sebelum pulang Yoyok menyempatkan bicara pada Anang.
" Untuk!"
" Semuanya,tetaplah seperti itu jaga dia untukkku!"
" Siapanya kamu..memberiku perintah !" katanya tidak suka.
"Aku tahu,kamu suka padanya kan.Dia adik sepupuku.Kami berteman sejak kecil,aku menyayanginya. Rasa itu berubah ketika dia menginjak SMP.Aku ingin memilikinya kelak jika lulus SMA...tapi...! " Yoyok menarik nafas panjang, kenapa dia cerita pada Anang yang baru di kenalnya dia ingin Anang tahu betapa dia pantas untuk menjaganya karena Tari gadis yang baik tidak silau harta,wajah atau kedudukan dia akan selalu baik dengan siapapun
"Tapi dia menolakmu kan!"Anang menebaknya.Yoyok mengangguk,dan tersenyum di pegang kedua tangan Anang berharap itu tidak terjadi padanya karena di lihatnya Anang juga sangat menjaganya atau bahkan melebihnya.Anang tersenyum resah,bukan hanya kau Yok ada yang sepertimu di sini.
" Pasti...akan kujaga dia!"Anang memeluk Yoyok, dia tidak ingin bercerita kalau dirinya akan berusaha menggantikannya dengan gadis lain.
" Makasih, aku pamit dulu boleh minta no siapa tahu aku ke sini atau kamu kesasar ke tempatku?"di serahkan hpnya dan Anang mengetik no nya di sana.Ada tulisan selamat kembali ke rumah I Love You Riri from your friends.
Seperti menyambut artis datang taburan mawar pink kesukaannya jatuh menimpa tubuhnya yang duduk di kursi roda mulai dari pintu utama rumah sampai ruang tengah,di sana semua menunggu menyambut kedatangannya.Tari terharu air matanya menetes tak terasa, Anang berbisik kamu senang. Tari melihat ke arahnya, hanya air mata yang terlihat di matanya.Dengan segera di berikan sapu tangannya ,kamu begitu perhatian padaku tapi kenapa aku tak bisa membalasmu maafkan aku Mas.
"Mbak Tariiii....selamat kembali!" Teriakan Nanda Silvi Mega dan Adira murid bimbelnya yang terlihat bahagia.Ibu Shila, Risa,Pak Teguh.... Ah semuanya hadir di sini untukku.
" Alhamdulillah kamu sudah pulang sayang!"Ibu Shila menciumi keningnya,memegang erat tangan gadis itu,Risa yang melihatnya bisa merasakan kasih sayang seorang ibu pada gadis itu.Apa kelebihannya semua orang ingin membahagiakannya hem apa Mas Anang suka padanya ,Anang yang mendorong kursi roda itu di ikuti Kris Dewa dan Deni." Ris...bantu dia! "Riris membantunya untuk turun dari kursi roda,ruang tengah di setting jadi ruangan keluarga di tata banyak kursi di sana,ada tempat tidur yamg tertata rapi semua berwarna pink,apa itu warna kesukaan Tari batin Risa.
Tanpa setahu Tari semuanya sepakat minta ijin Anang untuk menemani Tari sampai benar benar sembuh seperti sedia kala,termasuk anak bimbelnya yang akan datang menemani agar Tari tidak kesepian.
" Mbak...masih mau jadi guru kami kan?" Nanda mendekatinya.
" Kenapa emangnya?"
" Mas Anang bilang gak boleh Mbak masih sakit masih harus terapi gak boleh di ganggu. Kami janji akan bantu Mbak untuk itu, tapi bantu kami ya please!"keempatnya memelas minta persetujuannya.
" Tidak boleh!" Anang setengah berteriak duduk di samping Tari.
Tari memandangnya dengan tatapan penuh harap.
" Ri...kamu akan di ganggu...mereka sangat berisik..!"
" Gak...kami janji gak berisik!" kompak keempatnya menjawab melihat Anang dengan penuh harap.
" Gimana ya.......?"beberapa lama jawaban itu tidak keluar dari mulut Anang ,mereka memegang tangan Anang untuk memohonnya.
" Ok...dengan syarat Mas yang buat jadwalnya...!"mereka berhambur memeluk Anang berlari ke arah orang tua mereka yang ada di sana.
" Pi...boleh sama Mas Anang! "Nanda memberitahu Pak Iwan, yang lain ikut tersenyum karena mereka tahu Ananglah yang memegang kendali karena Tari tinggal di rumahnya.Sebelum pulang ke rumah Pak Dewa juga meminta Tari untuk di rawat di rumahnya,karena merasa berhutang nyawa pada Tari tapi tegas Anang menolak. Mereka memohon di bolehkan menjenguk Tari tetap saja Anang membuat kesepakatan membuat jadwal untuk mereka bertemu.Jadi Deni dan Riris bekerja keras menyetting ruang tengah untuk bisa di gunakan sebagai ruang pertemuan yang nyaman karena akan ada banyak orang di sana sesuai jadwal yang sudah Anang siapkan.
" Mas...makasih untuk semuanya!"Tanpa bicara Anang mengangguk, di usapnya rambut gadis pujaannya dengan lembut.Setelah dia pulang di antarkannya Tari ke kamarnya,Tari menolaknya tapi Anang mengabaikan penolakannya.
Beberapa hari selanjutnya rumah itu selalu ramai ,Anang tetap memberi ultimatum untuk tepat waktu Tari juga butuh istirahat.Perhatian yang begitu berlebihan terhadap seorang karyawan membuat Risa ingin mengetahuinya.Tapi dia takut Anang marah." Ris...boleh aku tahu?"di beranikannya untuk cari tahu dari Riris yang lebih dekat dengan Anang kan setiap hari ketemu,dia juga saudara jauhnya.
" Apa?"katanya sambil menata ruangan untuk Tari waktu itu.
" Tari itu siapa?"Hemm...aku harus hati hati Anang sudah memberitahunya untuk tidak mengatakan apa apa tentang Tari pada Risa, Riris juga tahu Risa adalah calon istri kakaknya karena amanah dari Pakdhenya.Meski Riris melarangnya Anang sudah bulat untuk tetap menikah dengannya bagaimana perasaanmu pada Tari dengan tegas Anang menjawab rasa itu akan selalu ada jangan kawatir aku bukan lelaki jahat Risa akan tetap mendapat hak lahir batin dariku.
" Diaaa...karyawan teladan. Kenapa!"
" Aneh saja Mas Anang begitu menjaganya seperti seorang pacar atau suami baginya kamu gak bohong kan?" Risa memandang wajah Riris, Riris mengangguk yakin.Risa masih tidak percaya, sebulan lagi dia akan menikah dengannya dia tidak mau merusak hubungan dua orang yang saling mencintai, meski di akuinya sangat bahagia karena Anang akan menikahinya tapi dia tidak mau melihatnya sedih karena terpaksa menikahinya dan berpisah dengan gadis itu gara gara dirinya.
"Mas...jangan marah ya!" di sela kegiatan yang selalu sibuk menjaga Tari di beranikannya untuk mencari jawabannya.
" Hemmm...ada apa?katakan!"
" Maaf...a...pa....Mas....su...ka sama Tari?" wajahnya menunduk tidak berani melihat Anang. Anang sudah menduga karena Riris langsung memberitahu ketika Risa menanyakan itu padanya.
" Sini duduklah!"
" Dengar baik baik. Aku menikahimu karena aku lelaki yang harus memegang janji pada ucapanku,kedua aku akan menikahimu memberikan hak lahir dan batin padamu aku jadi imam untukmu ketiga Riri tidak punya perasaan apapun padaku,jadi jangan kuatirkan itu ya!"
" Tapi perasaan Mas gimana?"
"Perasaan itu terkunci rapat di sini, ku harap tidak mencoba mengeluarkannya dari sana biarlah rasa itu tetap ada! "
" Tapi Mas....!"
" Aku yakin, jangan kuatir.Aku janji untuk menjagamu seperti janjiku pada Pakdhe, setelah Riri sembuh kita buat resepsi supaya mereka tahu kaulah istriku!" Di usap usap pucuk rambut Risa dengan penuh kasih, rasa yang beda ketika dia melakukannya pada Riri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomanceAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...