Tari pingsan

16 2 0
                                    

Raja semakin tumbuh besar,wajahnya kian imut kulitnya yang bersih, pipi cabinya membuat orang yang di sekelilingnya selalu rindu kecuali Han Ayahnya.
Pak Arya dan keluarga termasuk Pak Iman dua minggu sekali menyempatkan diri menginap untuk bisa bercanda dengan Raja yang semakin menggemaskan, dia sudah bisa duduk sekarang.Demikianpun Ara dan keluarga memilih waktu setelah keluarga Pak Arya datang, baru giliran mereka menginap di rumah Han.Han tidak bisa menolaknya meskipun dia keberatan, karena biaya rumah tangganya semakin membengkak,dia semakin tergantung pada penjualan asetnya, jika uang habis dia kembali menjual yang lain lagi begitu seterusnya.
Pembangunan gudang belum selesai, tapi uang yang ada di pakai Han untuk mencukupi kebutuhan dua keluarganya, Tarji sudah mulai buka usahanya dia mengahandle sebagian usaha pasokan beras dari Han, dia tidak menyimpan padi tapi dia mencari lumbung beras dari penggiling di daerah yang masih banyak, mendapat harga lebih rendah dan memberi pasokan pada rekanan Han yang tidak tidak bisa di penuhi,mereka tahunya ini adalah rekanan Pak Arya dan Tarji hanya bercerita pada Pak Iman saja.

"Rajaa...ayo mandi sama Ante ya...Bunda biar mandi juga sudah sore nih!"Ara mempunyai kebiasaan barunya, menjadi baby sister untuk Raja ketika dia menginap di sini, dia senang melihat Raja yang imut dan lucu, tingkahnya selalu membuatnya tertawa, neneknya pun ikut bahagia, semua yang ada selalu tertawa mendengar celotehan Ara dengan Raja.
"Ra...sini Raja kamu pasti capek merawatnya sepanjang hari!"
" Tidak Mbak...aku capek kalau tidak menggendongnya... Abis dia tambah imut sih..pasti ganteng nantinya jadi idola para gadis..ha...ha...ha..."
" Yang penting soleh Ra.."
"Pasti nya... Siapa dulu Bundanya! "di acungkan kedua jempol ke arah kakaknya.
"Sini...!"
"Stttt...dia tidur... Lihat Mbak,ganteng banget.. Ih....ingin aku menciumnya terusss...."
"Sudah... Abis pipinya nanti Ra...Oh ya adik adik di mana? "
" Di kamar, kusuruh belajar mereka, barusan mandi tadi bermain sama Raja, Raja menguap saja terus ku suruh masuk kamar nanti ramai kasihan Raja kan, dari tadi siang belum tidur saking asyiknya bermain sama paman dan antenya."Alhamdulillah mereka bisa ikut merasakan kebahagiaan, Raja tetap bisa menerima banyak cinta meski bukan dari Ayahnya.

" Ra...sini!"Setelah menidurkan Raja di kamar, Tari mengajaknya bicara di tempat tidurnya.Ara melihat kakaknya agak cemas.
"Ada masalah Mbak?"
"Ra...gimana angsuranmu ke Ayah sudah selesaikah?"
" Sudah Mbak, Alhamdulillah. Berkat bantuan Mbak, proposal yang sudah Mbak kirim lewat email lancar, teman teman Ara senang dan merasa terbantukan,mereka banyak memberi tips lebih loh padaku!"
" Alhamdilillah kalau begitu,kamu harus mulai mandiri,besarkan usahamu jaga kuliahmu dan adik adik,Mbak hanya bisa bantu tenaga dan pikiran saja, Mbak tidak bisa kasih uang ke kamu sama seperti dulu pas Mbak kerja. "
"Mbak...itu sama saja Mbak tidak bersyukur, kan Mbak yang ngerjakan semuanya kami enak yang terima uangnya, itu sama Mbak!"
"Maafkan Mbak ya Ra...hanya sebatas itu yang Mbak bisa!"
" Mbak....apaan sih, kok jadi sedih. Tanpa Mbak beri itu hasilnya cukup Mbak usaha itu sudah jadi milik kita, adik adik sekarang tambah besar mereka tahu kok, semuanya harus berjuang. Sudah Mbak gak usah kawatir kami baik baik saja itu karena kerja Mbak,tanpa Mbak kami tidak bisa apa apa jangan buat kami sedih begituuuu...."wajah Ara memelas di peluk kakaknya yang selalu berkorban untuknya dan adik adiknya.
"Syukurlah, tambah lagi sayapmu buka les privat di rumah tapi tolong kerjasama yang baik, Mbak akan bantu promo dari sosial media kita lihat sejauh mana nanti ya, sambil asah otak biar tetep lancar dalam belajar kalian."Tari sudah tahu Han tidak bisa mempertahankan usahanya, Tari ingin punya usaha sendiri dan menghasilkan uang sendiri meskipun lewat adik adiknya, kalau suatu saat Raja besar dia bisa mengajaknya menjalani usahanya.

Kesibukan Tari membuatnya tidak begitu peduli kesehatannya, Raja yang semakin aktif ....melayani Han, membuatkan adiknya banyak desain belum lagi proposal,apapun di terimanya untuk bisa memberikan pekerjaan pada adik adiknya, jika Raja tidur dia mempunyai kesempatan untuk mengerjakannya,di malam hari selain Raja dia juga melayani Han seperti biasa.Setelah itu dipun menggunakannya untuk mengerjakan pesanan usaha adiknya.Tubuhnya seakan tidak pernah lelah.
"Nduk....kamu terlihat pucat, kamu harus sehat demi Raja,ASI mu harus lancar. Sudah makan belum,nanti sakit loh!"
" Alhamdulillah sudah kok Bulik!"
" Raja semakin sehat, tapi kamu semakin kecil...Bulik sedih lihatnya."
"Bulik...saya kan menyusui panteslah kecil,besok kalau sudah 2 tahun Raja baru bisa pulih."
" Kamu terlalu forsir tenaga,jaga tubuhmu ingat Raja butuh kamu ya....!"Tari mengangguk, dia sadar merasa juga kalau tubuhnya semakin kurus, tapi dia tak peduli yang penting Raja sehat, Han terlayani juga kerjaan adiknya dia bahagia bisa berbagi waktu untuk ketiganya.

Malam itu dia menggigil setelah melayani Han,dia terbiasa mandi tengah malam melanjutkannya dengan sholat malam, dan mengerjakan tugasnya. Sholat belum selesai diapun tumbang, tubuhnya panas badannya kedinginan di ambilnya selimut untuk menutupi tubuhnya, diapun segera minum obat untuk menurunkan panasnya.Di balik selimut Tari meringkuk sambil istigfar, meminta kekuatan agar tetap bisa melakukan tugasnya. Dengan tubuh lemas,kepalanya yang semakin berat dia bangun mendengar Raja sudah berceloteh, di ajaknya Raja untuk keluar kamar karena Han tidak suka tidurnya terganggu dengan celotahannya.
"Hummm....putra Bunda yang ganteng, anak soleh.Bunda badannya panas Raja yang pinter ya, bantu Bunda untuk bisa istirahat.. "di belai wajah imutnya, Raja tersenyum melihatnya seakan akan tahu yang di bicarakan Bundanya.Tangannya di raih untuk di letakkan di keningnya.
" Coba pegang ini....panas kan,kepala Bunda pusing banget nak...bantu Bunda ya sayang jadi anak baik ya."
Setelah sholat subuh,Tari menggendong Raja untuk ke dapur menyiapkan sarapan seperti biasa,Bulik sudah ada di sana.
" Pagi Raja sayang..gimana tidurmu nyenyak?"
" Nyenyak Uti...Alhamdulillah, siapkan air hangat untuk mandi Raja ya Bulik...tolong!"
" Sudah itu...biar Bulik yang memandikannya Nduk....sini...sayang, tolong siapkan saja baju gantinya!"
Nyasssss.....tangannya terasa panas bersentuhan dengan tangan Tari.
" Ya Allah... Nduk Raja panas badannya!"di lihat wajah Tari yang terlihat memerah.
"Tapi...tidak keningnya tidak apa apa."Segera di letakkan tangannya ke pipi Tari...Ya Allah Tari ternyata yang panas.
" Nduk....kamu sakit,segera minum obat biar Raja yang urus kamu tiduran saja sana!"
" Tidak apa Bulik... Tari sudah minum obat kok..biar saya siapkan bajunya, tolong Bulik mandikan Raja ya!"Tari sekuat tenaga berjalan ke arah almaru Raja, menyiapkan baju untuk putranya itu.Tari menyiapkan sarapan untuk Han seperti biasanya,dia tetap berusaha menyelesaikan tugasnya.
"Mas...sarapannya sudah."Han melihatnya, dia kenapa suaranya terdengar pelan sekali.
"Kenapa suaramu?"
" Tidak kenapa kenapa, ayo sarapan dulu."Han mengikutinya, setelah sarapan Han berpamitan untuk berangkat, Tari mencium tangannya seperti biasa....Nyassss panas sekali.
"Kamu sakit?Tanganmu panas sekali?"
" Tidak... Tadi abis pegang air panas kan jadi kebawa, gak papa kok!"
Han mengingat tadi malam, dia melayaninya seperti biasa ,mungkin benar katanya Han pun berlalu meninggalkanya.Beberapa saat setelah Han membawa mobilnya keluar halaman, brukkkkk......Tari ambruk di ruang tengah .Bulik yang sedang di belakang segera berlari di lihat Tari sudah tergeletak di lantai.
" Ndukk.....Astagfirullah...kenapa kamu?"

Perlahan di bawa Tari ke kursi ruang tengah, meski tubuhnya kecil tapi usianya yang sudah paruh baya itu membuatnya kerepotan juga.Dengan tergopoh di ambilnya hp di telpon Han sampai berkali kali tidak bisa,di ambil lap basah untuk mengompresnya Ya Allah panas banget,kamu terlalu kuat Nduk...di suruh tiduram tetap saja menyiapkan semuanya,pesan yang dikirim ke Han belum juga di balasnya.Bulik terpaksa telpon Tarji, sekali saja langsung diangkat.
" Assalamualaikum Jii...Tari pingsan tolongg...!"
Tanpa menjawab salam di telepon, Tarji bergegas menghampiri Bapaknya, dia pamit dan memberi kabar Tari pingsan, Pak Iman menyuruhnya segera ke sana, kenapa Han tidak di telpon kakaknya apa Han yang menyuruhnya telpon atau Han tidak tahu ?Pak Iman segera menghampiri istrinya yang sedang bersih bersih di belakang, diapun kaget mendengar Tari pingsan, di telpon kakaknya untuk minta penjelasan.

Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang