Selama bapak di rumah sakit Ara dan Rega yang bergantian, ibu dengan setia menungguinya, dua hari dalam kondisi kritis gula darahnya naik tekanan darah naik berangsur menurun di hari ketiga.
" Pak....cepat sehat ya! Kasihan anak anak, bapak yang kuat!"
" Entahlah Bu,aku merasa waktuku segera tiba.Maafkan aku sudah membebanimu,maafkan aku tidak bisa mencukupi kebutuhan kita tolong sampaikan maafku pada putri kita,aku minta maaf sudah membuatnya menanggung semua beban...! " di tatap sendu wajah istrinya.Dengan lembut di genggam jemari tangan suaminya itu.
" Sudah Pak, jangan berpikir macem macem bapak harus kuat demi kami, untuk melihat anak anak kita sukses, bapak jangan bilang begitu...hiks.... hiks....hiks.."tangisnya pecah, setiap masuk ke rumah sakit kata itu yang di ucapkannya.
" Katakan apa yang sebenarnya terjadi kenapa Tari gak sadar?"
" Bapak sehat dulu yaaa...."
" Bu...aku tidak tenang kalau belum tahu,tolong...!"Di belai wajahnya yang terlihat pucat itu.
" Bapak janji kuat ya, segera pulang ke rumah!" Bapak mengangguk.Ibu menyampaikan apa yang di ceritakan Yoyok.Bapak meneteskan air mata,rasa sedih bercampur bahagia putrinya di kelilingi orang yang menyayanginya.Yoyok intens komunikasi dengan Anang, kabar Tari selalu di mintanya tapi Yoyok tidak cerita ke Anang soal Paklik yang sedang di rawat.Demikianpun Ara mereka hanya menanyakan kabar Tari, bilang di sini baik baik saja. Tari menikmati masa terapinya di rumah, di bantu Anang dan yang lainnya membuatnya cepat pulih,Risa minta ijin pada Anang untuk merawatnya dia ingin dekat dengan gadis pujaan semua orang itu,Risa akhirnya tahu lelaki di sekelilingnya adalah para pecintanya tapi mereka sangat akur saling menjaga, bercanda seperti saudara itu menambah kagumnya pada Tari.
" Ri....gimana rasanya sudah enakan untuk jalan kan?"
" Alhamdulillah, sudah pengin kerja lagi!"
" Kamu sudah kerja loh meskipun di rumah,anak bimbelmu sangat membutuhkanmu, mereka memberimu upah kan?"
" Meski kutolak mereka akan langsung transfer ke rekeningku Mas Anang yang minta seperti itu sekarang,aku gak pernah punya buku tabungan boro boro nabung semua gajiku langsung kukirim ke desa untuk biaya adik adik!"jawabnya.Dia bicara seperti itu tanpa terlihat kesedihan di mata atau nada bicaranya.
" Kenapa kamu gak terima tawaran para pecintamu! " Tari kaget ternyata Risa memperhatikanku sampai dia tahu itu atau Mas Anang yang kasih tahu.
" Aku tak ingin sakiti mereka, aku ingin mereka berdampingan saling jaga lagian aku masih harus memikirkan keluargaku....kamu sendiri gimana?" Tari berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Aku sebatangkara, ayah baru meninggal." raut wajahnya berubah sedih.Taripun memeluknya, mengusap kepalanya dengan lembut.Dalam hati di ucapkannya kalimat istirja' lebih beruntung aku punya keluarga lengkap,kasihan kau. Risa merasakan pelukannya hangat dan tulus dia merasa nyaman. Anang yang baru datang tersenyum melihatnya dua gadis penting dalam hidupnya berpelukan.Setelah hampir sebulan, Tari sembuh. Risa sementara pulang ke kotanya menyiapkan pernikahannya Anang menuruti permintaannya untuk menikah di rumahnya setelah itu Risa akan mengikuti Anang, rumah dan usahanya di berikan pada mamang setiap bulan dia akan datang melihatnya.Tari sudah di nyatakan sembuh setelah pen yang ada di kakinya di ambil,obat terbaik Tari adalah semangat dari orang orang sekelilingnya yang datang bergantian untuk memberinya semangat.
"Ri...aku ingin kamu tahu sesuatu."
" Kenapa wajahnya tegang seperti itu?"
" Ah...biasa saja...!" Anang memegang wajahnya.Tari tertawa.
" Ada yang lucu!"
" Nah...beneran kan ada apa sih?"
"Ini gajimu bulan ini!"di dorongnya amplop coklat itu.
" Mas...sudah merawatku dengan baik bulan depan saja kalau aku ngantor kan bulan ini aku di rumah saja malah merepotkan semuanya, maaf!"
" Heii....!"di usap rambutnya dengan keras membuat Tari berteriak.
" Jadi berantakan rambutku, barusan kurapikan ahh...!" katanya cemberut sambil merapikan rambutnya yang kusut.Anang dengan sigap menata rambutnya, tapi sebelum terjadi..
" Stoppp... Aku bisa sendiri!"
" Ri...kamu lupa meski kamu di rumah kamu kan yang persiapkan semua proposalnya jadi kamu harus terima ini, keluargamu juga butuh."
Memang Anang selalu bawa pulang pekerjaannya membuat Tari tidak tega melihatnya lembur jadi Tari mengambil alih semuanya dan seperti biasa dia bisa menyelesaikan dengan sempurna.Anang minta ijin Ibunya akan mengajak Tari melihat mart yang sudah dia akan menunjukkan pada Tari.
" Bu...aku akan mengajaknya ke mart aku akan memberi tahu aku akan menikah, dia harus tahu aku akan minta pendapatnya."
"Dia sangat senang kamu mau nikah ibu yakin, karena yang ada di benaknya dia ingin melihat orang yang di dekatnya bahagia. Kamu yakin soal nama martmu itu,apa itu tidak menyakiti Risa nantinya? "
" Tidak bu, aku akan menjauhkannya dari sana bu.Tiba waktunya aku akan memberitahunya." Ibu mengangguk semoga kamu bisa bahagia dengan Risa, dia juga gadis yang baik.Tari menolak pergi dengan Anang, apalagi Anang memaksanya untuk duduk di kursi depan.
" Ri...mungkin ini terakhir kalinya kita naik semobil kumohon, ijinkan sehari aku bisa bersamamu. Aku janji tetep jaga jarak, berjalan dan duduk saja di sampingmu cukup yaa...!" pintanya dengan tulus.Tari akhirnya menurutinya ada apa sebenarnya dengannya.Dia tahu ini jalan ke mart itu, tapi kenapa di bawa ke sini .Sudah ada beberapa satpam di sana, mereka memberi hormat pada Anang,mereka melihat Tari dengan hormat pula mereka tahu gadis itu yamg jadi dewi penyelamat bosnya.
Sampai di tengah gedung,Anang minta Tari menutup mata sebentar.
" Sudah buka sekarang...!"taburan mawar kesukaannya jatuh dari atas dilihatnya tulisan besar di atas panggung mart AN-TARI MART, jadi ini nama mart itu Ya Allah begitu besarnya cintanya untukku.Pojok matanya terasa panas, tapi dia segera mengusapnya.
"Ri...ini untukmu, aku masih berharap kamu bisa bersamaku.Tapi aku tahu itu sulit bagimu,jadi atas ijin Ibu aku memberikan namaku dan namamu di sini."
" Mas...ini berlebihan aku bukan apa apamu...nanti jika kamu punya istri akan jadi masalah!Ubah Mas...!"
" Aku yakin istriku juga setuju denganku,aku ingin anak cucuku tahu ada seorang gadis yang sudah menyelamatkan nyawa ayah dan kakeknya ini, sampai akhir hayat kan ku ingat ada seorang gadis yang baik hati rela berkorban sudah mengisi setiap hariku Allah sudah menetapkan semua dan aku akan selalu berharap suatu saat nanti meskipun usia kita senja masih ada kesempatan untuk bersamamu...!"Anang berdiri di depannya memandang gadis itu dengan penuh cinta.Tari diam melihat tulisan itu dengan rasa tidak percaya.
" Ayo kita duduk di sana!" di dorong punggungnya dengan perlahan menuju ke arah panggung itu.
" Ri...aku bahagia meski kamu tidak mau hidup bersamaku,tiga hari lagi aku akan menikah ijinkan aku,maaf aku harus mengambil keputusan secepat ini..!" Anang menunduk.Ada rasa sakit di dadanya,Tari tersenyum dilihatnya wajah Anang dengan gembira.
" Selamat ya Mas...aku ikut bahagia tapi sepertinya aku tahu dengan siapa? "
"Sok tahu!" di senggolnya bahu Tari.
" Dengan Risa kan?" apa Risa cerita bagaimana dia tahu Ibupun tidak memberitahunya, semua dilarang Anang karena Ananglah yang akan memberitahunya.
" Aku tahu dari caranya menatapmu Risa sangat suka pada Mas dia gadis yang sabar, baik dan ramah cocok denganmu!"
" Jadi kamu ijinkan!"
" Aneh memang aku ibunya Mas minta ijinku hahhhh!"di pukul bahu Anang dengan gemas.Hari ini benar benar ingin di habiskannya dengan Tari di ajaknya Tari jalan jalan, makan ,pergi ke mana saja karena setelah ini Anang ingin menjadi suami yang baik untuk Risa meskipun sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomansaAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...