Han di vonis koma,entah berapa lama.Kepalanya terbentur ketika jatuh dari kursi roda,tadi pagi di kamarnya.
Setelah sarapan Han masuk kamar, anjuran untuk berjemur tidak pernah di hiraukan, dia tidak mau di lihat orang lain,baginya orang lain hanya mentertawakan sakitnya saja.Malam sebelumnya.
"Ri...duduk sini!"Tari terkejut, dia tak percaya Han menyuruhnya dengan kata yang lembut,Alhamdulillah .
"Ada apa Mas,tumben?"
"Boleh kupegang tanganmu?"Tari memegang tangannya, di usap tangan yang selalu menjamah tubuhnya selama ini, meski kasar dia terlalu terbiasa oleh perilakunya, tangan yang sering menampar, tangan yang sering menyakitinya juga.,Tari tetap memegangnya dengan rasa kasih seorang istri.
"Ri...maafkan aku... Maaf atas semua sikapku selama ini..yang sudah kasar,selalu menyiksamu maafkan aku!"Suaminya minta maaf padanya, Alhamdulillah apa ini keajaiban Mu Ya Robb Tari menangis, memeluknya dengan lembut,senyumnya mengembang melihatnya berkata manis seperti itu.
Tari menganggukkan kepalanya, Han terlihat menangis ,perlahan di usap air matanya.
"Aku selalu memaafkanmu tanpa kau minta... Aku memaafkanmu atas semuanya.. hiks...hiks...hiks..."keduanya menangis, mungkin jika ada yang melihat inilah adegan paling haru di hidup Tari,hampir tak pernah ada air mata Tari yang menetes di depan orang lain termasuk suaminya,malam itu Tari menangis bahagia mendengar kata kata Han.
"Aku ingin minta maaf pada Raja juga... Maafkan aku selama ini tidak menjadi ayah yang baik baginya,maafkan aku tidak pernah menganggapnya ada... Aku tak berani minta maaf padanya Ri...tolong sampaikan padanya, aku minta maaf katakan aku.. "Tari benar benar seperti mendapat emas segunung,suaminya menyadari sikapnya yang salah ,Raja pasti sangat bahagia sekali mendengarnya.Setelah beberapa lama, saling bicara keduanya sepakat sepulang sekolah Tari akan mengajak Raja ke Ayahnya dan membiarkan mereka merangkai kata maaf satu sama lain, Tari membayangkan kebahagiaan Raja putranya setelah mendengar kata ayahnya besok.Tari terkejut masuk ke kamar, Han sudah tergeletak di lantai kamar, tanpa bergerak sama sekali.
"Bulikkk!" Tari cemas,berkali kali di panggil Bulik yang sedang berada di dapur,karena agak jauh dari kamar, Bulik lama baru datang.
"Astagfirullah.. Nduk kenapa?"
" Tolong telpon Mamang, kita ke rumah sakit! "di bopong tubuh Han yang sekarang hampir sama dengan tubuhnya yang kurus, penyakit yang di deritanya selama 4 tahun ini membuat tubuhnya merosot, meski asupan makanan yang di siapkan Tari berusaha memberi gizi terbaik, Han kurang selera makan, tidurnyapun kurang.
Tari baru bahagia, mendengar penuturan Han semalam tapi sekejap mata, rasa itu hilang karena Han koma.Belum sempat Han menyampaikan hatinya pada Raja, tapi dia sudah diam terbaring tanpa kata."Gimana Han...Mbak?"Tarji datang tanpa istrinya karena masih punya bayi.
"Dia koma Ji...!"ingin rasanya Tari menangis, tapi seperti biasa dia pintar menyimpan lukanya.
"Jiii...Adi bilang Mas Han harus di rawat, dan butuh biaya untuk itu, maaf apa saranmu ?"
"Aku bisa bantu sedikit,nanti kita bicarakan, Ara pun pasti bisa bantu kita bicarakan nanti, tenang Mbak pasti ada jalan."
"Tidak Ji...itu tak cukup,karena itu butuh biaya yang sangat besar ,kita tidak tahu sampai kapan. "
"Kita positif saja Mbak, Han segera sadar .."Tarji melihat ada rasa cemas di wajahnya yang semakin kurus."Assalamualaikum Bundaaaa....kenapa Bunda tidak pamit Raja, Raja cemas cari Bunda, Raja naik sepeda ke rumah Ante, kenapa dengan Ayah ...Ayah baik baik saja kan?"Tari memeluk Raja dengan erat, ingat rencana Han siang ini ingin meminta maaf pada Raja, untuk pertama kali dalam hidupnya, tapi Allah berkata lain, Han telah terlelap.
Raja merasakan kepedihan dari pelukan Bundanya, di pandang Bundanya yang bisa menahan air matanya meski matanya memerah.
"Aku mau lihat Ayah!"
"Tenang Ayah masih di tangani dokter."Tarji menyapanya.
"Hemmm....ada Om di sini di cuekin...Raja mau beli es cream sama Om dulu, setelah dokter keluar kita masuk ke dalam ya!"
" Raja nunggu di sini saja! "
Mereka bersama sama menunggu dokter ,beberapa lama dokterpun keluar, semua mendekatinya.
"Bagaimana Dok...suami saya?"
" Perlu perawatan di sini, statusnya koma, benturan di kepala membuat gumpalan darah di otak, kita hanya bisa membuatnya bertahan, berdoa ada keajaiban. "
Raja merangsek masuk ,di peluk erat Ayahnya yang terlelap.
"Ayahhh...ini Raja,Ayah bentak Raja Yah...itu lebih baik daripada Raja melihat Ayah seperti ini, Ayahhhh....bangun ..ini Raja Yah..hiks...hiks..hiks..."air matanya tertumpah di dada Han, Tari yang melihatnya terharu, di hampiri Raja di usap kepalanya, di benamkannya pada tubuhnya untuk menenangkannya,Raja terlarut dalam tangisnya, dia takut kehilangannya.Di luar yang hadir, mau tak mau meneteskan air mata tanpa terlihat.Raja begitu tulus, menyayanginya meskipun perlakuan Han pada nya tidak baik.
"Sayang dengar Bunda... Ayah butuh sentuhan kita, Ayah tahu kita sayang padanya, bisikkan di telinganya T
Raja sayang pada Ayah,bisikkan kalimat toyibah dan sholawat Nabi agar ayah selalu mendengar yang baik baik dari Raja putra ayah satu satunya,suatu saat Ayah bangun dan bisa kumpul dengan kita lagi. "
"Betul itu Bun.."Tari mengangguk. Mereka berdua berpelukan.Mulai hari itu Tari punya pekerjaan baru mendampingi Han, bergantian dengan Tarji,Pak Iman dan Raja.
Tari dengan berat hati menjual rumah yang di tempatinya, tapi Tarji melarangnya lebih baik rumah utama saja yang di jual, Tarji sudah punya rumah lain untuk di tempati.Setelah Pak Iman yang memberi pengertian Tari akhirnya menerima sarannya,maaf nak Bunda harus lakukan ini demi ayahmu,semoga kamu memahaminya kelak dewasa ,semoga kamu bisa membangun istanamu sendiri kelak ....Bunda tak punya cara lain.Tanpa memberitahu Tari, Tarji menawarkan rumah itu pada Kris.
Dia tahu soal finansial dia lebih, dia juga tahu Tari akan melarangnya jika rumah itu di tawarkan pada Kris.Kris akan sengaja membantunya, seperti waktu itu, tapi ini beda Kris sudah beristri dan biaya Han lebih besar dari dulu.
" Assalamualaikum...Kris pakabar?"
" Wa alaikumsalam...Alhamdulillah sehat, Ji...Raja kok tidak di antar ke rumah, apa dia baik baik saja?"
" Alhamdulillah sehat, lagi banyak tugas titip salam katanya,"Maaf aku bohong Kris, Raja sedang berduka dia di rumah sakit saat ini, tapi Tarji tidak akan bilang padanya agar tidak kawatir.
" Kris...aku mau jual rumah,lagi butuh uang kamu bisa bantu aku untuk membelinya?"Tarji menawarkan langsung pada Kris.
" Jiii...kamu tak salah, kamu pernah bilang itu rumah untuk Raja kelak... Kenapa tiba tiba kamu jual ada apa katakan!"
Tarji bilang kalau usahanya perlu tambahan modal,Tari setuju untuk itu tapi Tarji berharap suatu saat rumah itu bisa kembali padanya, jika sudah ada uang aku beli lagi dengan harga yang kau mau!
"Kamu tidak bohong kan?"
"Tolong Kris,aku sangat butuh! "
" Tidak perlu jual rumah itu,butuh berapa.. Kamu kembalikan kalau punya, demi Raja jangan jual Ji."
" Aku tidak mau hutang Kris,ya sudahlah kalau kamu gak mau aku cari pembeli lainnya,doakan ya Kris."
" Tungguuuu....kamu minta berapa?" Kris berpikir, demi Raja mungkin rumah itu di belinya kelak tetap akan di berikan untuknya meski Tarji tidak membelinya, anggap itu hadiah untuk Raja. Tarji tersenyum, diapun menyebut nominal Kris tidak menawarnya, Tarji minta Kris tidak bertanya atau cerita pada Tari kalau Kris yang sudah membelinya,Kris tahu Tari pasti akan keberatan, tujuannya hanya satu menjaga hubungan keluarga Kris dan istrinya.Mulai hari itu Tarji pindah ke rumahnya sendiri, rumah yang di bangun atas jerih payahnya sendiri,meski hatinya berat karena di rumah itu dia tumbuh dan di besarkan dengan penuh kasih sayang oleh keluarga Pak Arya,sampai sekarang Tarji meneruskan amalan Pak Arya, berbagi hasil usaha pada warga yang kurang mampu meskipun tidak besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomansaAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...