Sebuah keputusan

30 3 0
                                    

Tari tidak pulang sama sekali ke rumah, Ibu dan Ara di minta untuk istirahat dan mengambil baju gantinya.Kondisi bapak semakin melemah, makanan yang di beri dokter tidak di sentuhnya sama sekali.Tari meneteskan air mata sambil terus berdoa, lantunan sholawat terus di mengalir untuk menenangkan hatinya rasa takut kehilangan. Belum lagi biaya rumah sakit yang semakin membengkak, seminggu sudah bapak di rawat. Uang gajinya di pakai untuk bayar sebagian biaya rumah sakit di berikan sebagian lagi untuk Ibu. Belum lagi masih ada hutang, rumah yang sudah terjual tidak punya tempat tinggal biaya hidup keluarganya, meski Rega masih bekerja tapi itu jauh dari kata cukup.

Di samping bed rumah sakit, di sempatkan untuk selalu meminta, di beri jalan keluar untuk membantu keluarganya ijinkan aku menanggung semua itu Ya Allah beri aku kuat, berilah kemudahan sembuhkan bapakku...!
"Assalamualaikum...!" seorang lelaki masuk ke kamar bapak, kamar kelas ekonomi yang berisi 6 orang tapi kebetulan pasien lain sudah pulang jadi isak tangisnya terdengar jelas.
"Wa alaikumsalam...bapak kenapa ke sini! Gimana nenek sehat?"di usapnya air mata segera agar tidak terlihat lelaki yang pernah di tolongnya.
"Buruk...Nak!Gimana bapakmu...?"
" Semakin drop...!"Tari berusaha tetap tenang.
" Kamu terlihat sedih sekali,ada apa mungkin bapak bisa bantu kamu?Oh...ya kenalkan namaku Arya...siapa namamu?" di jabat tangan gadis itu.
"Saya Tari,Pak."Tari heran kenapa Pak Arya mau berkenalan dengannya?
" Bapak terima kasih kemarin sudah di tolong."
"Ah...itu biasa saling tolong bila sedang kesulitan,lagian saya gak melakukan apa apa kok," Tari tersenyum.Gadis ini sangat kuat meski dia sedih tetap bisa tersenyum untuk menutupinya,bagaimana aku mulai ya bicara padanya.
"Oh...ya ini untuk bantu bapakmu, kamu pasti membutuhkannya!"
" Tidak usah Pak...maaf sudah merepotkan, mohon doanya saja bapak segera sembuh!"Di tolaknya amplop dari Pak Arya yang baru di kenalnya.
" Gak papa tolong di terima, katamu saling menolong anggap mulai sekarang kita keluarga ya..!"di genggam amplop itu erat di telapak tangan Tari, aku butuh tapi aku tidak tahu siapa bapak ini kenapa dia baik padaku?
"Oh...iya boleh bapak minta tolong!"
"Kalau saya bisa saya pasti akan lakukan!"
" Datanglah ke kamar ibuku...!"Tari mengiyakan menjenguk dan mendoakan orang sakit itu suatu kebaikan.
" In Syaa Allah, Pak..terima kasih banyak!" Pak Arya berlalu, Tari memegang amplop dari Pak Arya di genggamannya amplop itu terasa tebal,kenapa dia baik sekali di buka dan isinya banyak sekali ada beberapa lembar uang ratusan... Alhamdulillah terima kasih atas rezeki ini Ya Allah.Di pandang wajah bapak yang masih lelap dengan nafas yang berat.

Ara datang bersama Rega, Ibu di minta tinggal untuk istirahat meski memaksa ikut keduanya tidak mengijinkan, ibu terlihat lelah, hati dan jiwanya sedang berduka.Memikirkan suaminya, biaya rumah sakit, hutangnya rumah yang sudah terjual... hanya doa yang bisa di lakukannya hanya tangisan di setiap sholat yang di lakukannya untuk mengurangi beban di hati.
" Dek...ini bawalah untuk keperluanmu kasih ke Ibu juga ya..!"
"Untuk bayar rumah sakit saja Mbak!"
" Tenanglah Allah akan monolong kita.. bawa kamu butuh untuk transpot untuk belanja di rumah juga soal biaya rumah sakit belakang, sudah Mbak beri dp kok!" Ara menerima amplop putih itu dengan haru, kakaknya pasti seperti itu di saat sulit dia tetap tenang meski Ara tahu dia juga sedang sedih dia begitu kuat pandai menutupi rasa gundahnya.
"Mbak sholat dulu." di usapnya wajah bapak sambil berbisik Tari sholat dulu ya bapak cepat sehat Tari sayang sama bapak!

Selesai sholat Tari menuju ke kamar ibu Pak Arya lelaki yang tiba tiba datang dan baik padanya.
" Assalamualaikum!"
"Wa alaikumsalam,oh Tari masuk..Bu..ini Tari yang aku ceritakan! " seorang wanita seumuran Pak Arya menjabat tangannya dengan erat.
" Kamu cantik sekali Nak!"
" Saya Tari bu...Ibu berlebihan.Gimana keadaan nenek?"Tari melihat ruangan luas yang bersih ada tv, kursi tamu, kulkas  terlihat lengkap ini mungkin vvip hemm mereka orang berada. Di lihatnya seorang wanita yang sudah renta, membuka mata tersenyum melihat Tari.Refleks Tari mendekatinya,di cium punggung tangannya di usap dengan lembut aneka alat di pasang di tubuhnya, nafasnya terdengar berat untuk bernafas mulutnya tertutup ventilator.Dia terlihat bahagia melihat Tari. Kedua suami istri itu tersenyum melihatnya.
"Saya Tari Nek...cepat sembuh ya Pak Arya sangat kawatir pada nenek!"Nenek itu menganggukkan kepala dengan lemah,matanya mengeluarkan air mata. Tari bingung kenapa nenek menangis di usap perlahan air matanya, agar nenek tenang di letakkan tangan Tari di dadanya di bisikkan sholawat ke telinganya.Ajaib nenek itu tersenyum dan terlelap, nafasnya terlihat stabil.
Pak Arya dan istrinya saling berpandangan.Tari pamit untuk kembali ke kamarnya,tapi di tahan oleh Pak Arya.

"Nak...boleh bapak bicara!...Sebentar saja!"Tari mengangguk,di ikuti Pak Arya untuk duduk di kursi di kamar itu.
"Bapak bingung mulai darimana.." Wajahnya terlihat bingung dan cemas.
"Katakan Pak, mungkin saya bisa bantu!"
"Begini...Bapak ingin melamarmu!"
" Apaaaa... bapak tidak salah kan!"
" Maaf...maaf.. bukan bapak, untuk putraku Handono namanya!"Ada keraguan di wajahnya apa Tari menerimanya dia baru saja kenal, dia mengerti apa yang di pikirksn gadis itu, tapi dia lagi butuh uang butuh tempat tinggal dia akan memberikan semua itu asal dia mau menikahi putranya untuk melepas kepergian ibunya yang sudah lama menderita.
Tari sangat terkejut,dia hanya diam aku di lamar oleh orang yang baru di kenalnya, Ya Allah beri aku jawaban.
" Aku akan memberimu apapun uang tempat tinggal... semuanya yang kau butuhkan, asal kau mau menikah dengan Handono..!"Apapun apa maksudnya, apa dia tahu kesulitanku apa ini jalan yang Engkau beri untukku ...menikah tanpa cinta... tanpa tahu siapa dia,tapi tawarannya itu bisa membantuku keluar dari semua masalah.
"Nak...Bapak mohon nenek sangat menderita sudah 3 tahun ini beliau terbaring lemah hanya satu permintaannya yang membuatnya bisa pergi dengan tenang, melihat cucunya menikah di depannya...!"
Jadi itu penyebabnya, tapi kenapa harus aku ,gadis yang baru ketemu kenapa tidak gadis lain.Tari masih bingung harus menjawabnya.
" Maaf...Tari butuh waktu Pak!"
"Tidak ada waktu, Nak segera...tolonglah! kumohon!" Pak Arya bersimpuh memegang kakinya, Tari terlonjak sampai seperti itu dia memohon padaku.Istrinya ikut memohon menyatukan kedua tangannya. Refleks Tari mengangguk,Pak Arya bahagia diapun menangis di tariknya Tari di bawa ke ibunya yang terbaring lemah.
"Bu...ini cucu mantumu Bu...seperti yang kau mau...ibu bangunlah ibu janji kan akan melihat mereka.! "Pak Arya menangis dengan memegangkan  tangan Tari ke tangannya.Nenek membuka mata, tersenyum melihat Tari. Tari membalas senyumannya dengan rasa cemas, dia mengambil keputusan begitu saja tanpa minta restu orang tuanya.Dadanya rasa sesak, dia ingin menangis tapi tak bisa.




Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang