Permintaan Dewi

18 1 0
                                    

Pak Arya meninggalkan rumah Han setelah Bu Santini merasa sehat.
Selama di rumah Han, keduanya saling bisa menutupi apa yang di rasakan Tari tidak nampak raut sedih. Tari benar benar ingin menjadi puti menantu yang baik untuk mertuanya,Han lega mengikuti permainan Tari.
"Han...jaga Tari awas kamu jika dengar sedikit saja kamu tidak baik padanya!"Bu Santini melotot ke arah Han ketika akan kembali ke rumahnya.
"Han...kutunggu jawaban kebenaran itu."Pak Arya berbisik, Han tersenyum pahit karena sampai saat ini Damar belum memberi kabar sama sekali.
"Bapak...Ibu tidak usah kawatir Tari akan baik baik saja,Mas Han pasti menjagaku dengan baik."Tari melihat wajah Han yang berusaha mengimbangi perkataannya dengan segera menganggukkan kepalanya,pintar akting istriku ini.
Keduanya mengantar orang tua itu sampai mereka hilang dari pandangan.

"Kamu jangan sok jadi menantu idaman ya!"tangannya mendorong tubuh Tari,Astagfirullah apa salahku padamu Mas?
"Mas...tolong dengarkan aku!"
"Aku telat...sudah di tunggu Damar minggir.Oh ya ingat pakai baju yang ku belikan kemarin setiap aku di rumah!"Tari ingin tetap mencium punggung tangannya, tapi kasar Han menolaknya.Ya Allah sabarkan hatiku,dia sudah menjadi suamiku tapi kenapa seperti musuhku.Tari tetap mengantarnya sampai dia menghilang.
Dua malam berturut turut selama mertuanya di sini,Han membuat Tari sebagai pemuas nafsunya saja.Tanpa kata dia melakukan kewajibannya itu,Han lelaki yang paling di takuti Tari selama ini.Meninggalkannya tanpa kata setelah puas, Tari mencoba bicara tapi Han tetap tidak perduli.
"Mas...maaf jika aku salah.Aku sudah menjadi istrimu,Mas bisa lakukan apapun padaku tapi kumohon lakukan dengan niat ikhlas  hubungan itu juga bisa menghasilkan keturunan  penerus keluarga Mas,kita harus berdoa dulu untuk itu memohon di beri anak soleh kumohon Mas...perlakukan aku selayaknya sebagai istrimu..hiks...hiks...hiks...."Tari menumpahkan perasaannya,bukan aku menolak tapi aku ini wanita ingin di perlakukan dengan lembut,bukan pemuas nafsu belaka setelah kau dapat tanpa kata kau pergi begitu saja sakit rasanya.
"Gak usah lebay,kamu nikmati saja! "
Han tertawa dan pergi ke kamar mandi.Tari menangis tanpa suara, takut terdengar mertuanya.
Meskipun tengah malam Tari langsung mandi, melakukan komunikasi denganNya akan membuat hatinya lebih ringan, mohon di bukakan hati suaminya untuk berbuat seperti suami yang bertanggung jawab menyayangi istrinya sesuai ajaran agama.

Selama orang tuanya di rumah Han pulang sore, dua tidak ingin ibunya tambah sakit melihatnya pulang terlalu malam.
"Han...gimana sudah ada bukti?"tanya Pak Arya.
"Belum..Yah!"
"Apa Ayah yang bertindak?"Pak Arya terlihat geram pada putranya itu.
"Tenang Yah...dalam minggu ini pasti Ayah dengar kabar baiknya, aku bukan pelakunya sungguh Yah!"Han meyakinkan Pak Arya.
"Ingat meski kamu putra Ayah satu satunya..jika kamu berbuat salah akan Ayah alihkan semua warisan nenek ke panti asuhan saja lebih manfaat daripada kamu gunakan untuk perbuatan bejatmu... hhhhhhh!"Ayah masih tak percaya padaku,aku harus minta bantuan Tari pasti dia bisa meluluhkannya.

"Hei....sini,ini pakaian tidurmu.Harus di pakai!"dilempar tas berisi pakaian ke wajahnya Ya Allah dia benar benar kasar apa aku bisa bertahan.
Tari menerimanya dengan wajah sedih,di bukanya tas itu di lihat pakaian yang di bawa Han, pakaian tidur transparan sekali... Ya Allah aku harus memakai itu...tapi di depan suami itu bukan masalah tapi dia kasar apa aku bisa mengahadapinya.
"Apa...mau nangis lagi!"
Tari menggeleng, ini kesempatannya untuk meminta padanya.
"Ini wajib bagiku karena aku istrimu,tapi Mas harus janji ikuti aku ketika melakukannya! "
"Apa hakmu memberiku perintah!"
"Ya sudah terserah aku buang pakaian ini."Tari berusaha menahan rasa  takutnya,Han pasti marah.
Benar adanya,Han dengan cepat memegang tangannya dengan kuat di pegang tangan Tari sampai Tari menjerit kesakitan.
"Diammmm!"Han kaget dia tidak mau teriakan Tari di dengar orang tuanya,di bekap mulut Tari dengan tangan satunya lagi membuat Tari tambah sakit.Tari berusaha menahan sakit, dia menggeleng gelengkan kepalanya untuk di lepaskan.Matanya terlihat berair.. baru Han melepaskan tangannya.
"Jangan teriak... Awas!"baru tangannya di buka untuk memberi ruang nafas untuk Tari yang terlihat kesakitan,Han sama sekali tidak peduli. Tari segera meninggalkannya dengan rasa sakit luar biasa,hatinya luka tubuhnya tersiksa.

"Mar...gimana sudah dapat info dari Dewi!Bisa kerja gak sih...begitu saja lama banget hhhhhhh!"Han terlihat geram.
"Dewi tidak menunjukkan apapun Han, dia pulang pergi dari rumahnya sendiri saja. Di tempat kerjanya juga tidak terlihat dia di antar sama lelaki."Damar menghela nafas,lelaki yang dilihat Damar sudah di cari kemana mana tapi belum ketemu,harapan mereka ada pada Riyanto karena Riyanto menggunakan cara yang lebih lembut, jadi teman curhat Dewi dan berusaha menjatuhkan Han.
"Tunggu Riyanto Han,Dewi sepertinya tahu kita memata matainya,sempat kupancing dengan menyampaikan salam dari lelaki yang pernah bersamanya tapi dia santai menjawabnya...kita harus sabar dan lebih cerdik lagi...sabar sob!"
"Mudah bicara Ayah sudah mengancamku tidak memberi warisan nenek jika aku tidak bisa membuktikannya mana aku bisa hidup tanpa uang Mar ...gila apa hhhhhh!"
"Tenanglah...ada cara, Ayahmu hanya mengancam Han tidak akan tega! "
" Kamu ingat ketika Ayah melihat Sita menciumku..semua kartu di blokir, mobilku di sita... kamu tahu kan Sita yang mulai bukan aku tapi Ayah melihat bukti!"Han sangat mengingatnya, sebulan dia seperti pengemis hidup tanpa uang tanpa mobil, menumpang pada Damar untung Damar tidak di pecat karena membantunya.Damar tertawa mengingat semua itu.Dan ini lebih besar lagi, apalagi Han sudah beristri.

Waktu yang di berikan kurang satu hari,Han semakin kacau.Pikiran yang kalut membuat Tari yabg jadi sasaran setiap malam Han menumpahkan hasratnya pada Tari, Taripun tidak bisa berbuat banyak hanya rasa sakit yang di dapatnya meski Tari berusaha sekuat tenaga hanya luka yang di dapatnya.Tari tahu ini kewajibanmya sebagai seorang istri membuatnya senang di atas luka yang di tabur di hatinya.
Drttttttt....ketika malam terakhir ultimatum waktu yang di beri Ayahnya.
"Apa!Sudah malam ganggu orang saja!"Han langsung memarahinya, entah siapa yang telpon.Tapi Han terlihat serius mendengarkannya.
"Ok...apapun permintaannya ku penuhi asal dia bilang bukan aku pelakunya! Tut....di matikan hp yang sudah mengannggu kesenangannya malam itu,Dewi minta uang 100 juta untuk menutup mulutnya.
"Sini kamu!"Tari memegang kedua tangannya, tubuhnya di tutup dengan selimut dia selalu takut jika Han bicara padanya.Apalagi yang akan di lakukannya.Tari diam tidak bergerak.
"Kamu bisa kan jadi istri yang baik!"Katanya menarik tubuh Tari sangat kasar,Tari berteriak tubuhnya menatap lutut Han dengan keras.
"Aduh...sial!"Han beringas melihat istrinya yang ketakutan entah apa yang di pikirkannya setiap melihatnya ketakutan, Han malah semakin berhasrat padanya.Dan seperti biasa Han berhasil memuaskan dirinya sendiri.


Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang