Pak Arya sangat marah,dadanya terasa sesak. Pikirannya tidak tenang, Han putra satu satunya yang di harapkan akan mewarisi semua usahanya bisa menjadi lelaki bertanggungjawab pupus sudah. Pak Iman yang melihat tuannya segera memberinya obat, untuk membuatnya tenang meski terlihat kuat Pak Arya mempunyai sakit jantung dia bertahan karena sering cek up tiap bulan ,minum obat ....kebahagian Han dan Tari yang membuatnya bahagia tapi sekarang...
"Tuan tenang, jangan berpikiran buruk tentang Han.Belum tentu benar, wanita itu bisa saja benar suka sama Han tapi dia adalah masa lalunya saja ."
"Kenapa harus seperti ini, di saat awal pernikahannya....!"Pak Arya berusaha mengatur nafasnya.
"Tarji pasti membawa kabar baik, saya yakin Han bukan lelaki seperti itu."bela Pak Iman,dia tahu Han senang berganti ganti gadis tapi sebatas kesenangan saja dia tidak pernah mabuk atau rokokpun tidak.
"Kamu tahu mang....Tari yang bilang padaku kalau Dewi sudah bohong dia yakin suaminya tidak seperti itu,Dewi pasti bohong Pak....dia minta aku percaya pada suaminya, dia tidak berusaha cari tahu bagaimana Han dia melindunginya meski aku tahu hatinya terluka...kasihan Tari...."
Pak Iman memandang tuannya diapun duduk di sampingnya di usap punggungnya untuk memberinya ketenangan seperti kakak pada adiknya,Pak Arya membayangkan wajah Sita dia memang gadis yang di cium Han waktu itu sehingga dia memberinya hukuman.....Ya Allah lindungi pernikahan putraku.Sepulang dari belanja,Ibu cemas melihat suaminya duduk dengan wajah pucat dan terlihat menahan sakit.
"Yah....apa ayah sakit?"Pak Iman segera bergeser memberi tempat,Bu Santini memegang kepala memegang dada suaminya.
"Ayah...kenapa, ayok kita ke dokter...atau telpon saja Mang!"teriaknya cemas apa yang terjadi dengan suaminya, pasti ada yang ada yang di pikirnya sehingga tiba tiba sakitnya kambuh.
Tari memandang mertuanya dia berlalu, Han mendekati ayahnya ikut melihat keadaannya.
"Ayah ada apa....apa yang dipikirkan kan Han sudah bilang bukan Han pelakunya, kalau itu tentang Dewi... Ayah tenang ya...Han tidak ingin Ayah sakit seperti ini,maafkan Han. "di pegang tangan ayahnya itu,Han merasa dia yang menyebabkan ayah seperti itu.Pak Arya memandangnya tanpa kata ingin rasanya dia menamparnya.
"Han...bantu mamang sebentar!"Pak Iman seperti tahu jalan pikiran tuannya,dia tidak ingin suasana tambah panas. Han mengikuti Pak Iman.
"Yah...ini minum dulu, mungkin bisa meredakan! "Tari membawa segelas jahe hangat. Bu Santini menerimanya memberikannya pada suaminya,perlahan di berikannya pada suaminya.
"Bu...antar aku ke kamar! "Tari ikut mengantar ke kamar .
"Ayah butuh sesuatu atau ayah mau di ambilkan makan?"Tari cemas melihat mertuanya.Pak Arya menggeleng.
"Sudah Nak...Ayah mungkin butuh istirahat saja coba tanya Bibi makan siang sudah di siapkan....bantu dia ya! "Tari meninggalkan kamar dengan penuh pertanyaan tentang apa yang terjadi."Mamang mau di bantu apa?"
"Han...duduk sini, dengarkan Mamang! "
"Tadi Sita mabuk dan datang ke sini,dia berteriak ingin nikah denganmu! "Astagaaa....makanya Ayah shock sial kenapa lagi dia ...dia memang selalu mengejarku minta di nikahi,tapi dia sudah memutuskannya.
"Apa lagi yang di katakannya! "Han menutup wajahnya dengan kedua tangannya.Kenapa mereka datang silih berganti ke sini setelah pernikahannnya.
Sekilas Pak Iman bercerita tentang kedatangan Sita.Han menahan nafas,mungkin ini salahku juga terlalu dekat dengan mereka,mereka kan tidak tahu aku menikah aku harus selesaikan Han tidak ingin Ayahnya sakit gara gara memikirkannya.Pak Arya bercerita tentang Sita dengan nafas berat,Bu Santini terkejut juga dengan cerita suaminya diapun merasa sakit mendengarnya keduanya saling menguatkan, Pak Arya tahu istrinya bukan wanita kuat darah tinggi yang di deritanya juga mempengaruhi kesehatannya.
"Sudah Bu.. Kita harus tenang kita selesaikan tanpa Tari tahu kasihan dia."tangan keduanya saling berpegangan untuk saling menguatkan,mereka tak habis pikir apa yang selama ini terjadi pada Han berhubungan dengan wanita yang mereka tidak pernah tahu.Bu Santini juga bercerita tentang Han yang tidak pernah mengajak Tari ke rumah orang tuanya,besok rencana Bu Santini ke sana,tapi di tunda dulu melihat kondisi suaminya.
Drtttttt...telpon dari Tarji.
"Wa alaikumsalam....ya... Alhamdulillah...datanglah! "Pak Arya terlihat senang ada binar dari wajahnya.
"Siapa Yah?"
"Tarji.....suruh dia ke sini jika datang ya Bu."Bu Santini mengangguk hendak meninggalkannya ketika Han datang,Han menghambur ke Pak Arya di peluknya dengan erat, membuat keduanya berpandangan.
"Kamu sudah tahu?Apa lagi jawabanmu!"Pak Arya berusaha tenang ,Bu Santini mendekati suaminya untuk memberikan dukungan agar bisa mengendalikan dirinya.
"Dulu dia dekat denganku dia memang sering bilang minta aku menikahinya... "
"Siapa lagi wanita yang seperti itu.... Berapa banyak Han?"Pak Arya terlihat kecewa.
"Ayah jangan menyalahkan aku,itu hanya kesenanganku ketika nenek selalu menolak gadis yang ku kenalkan pada nenek!"Han berusaha membela diri.
"Seperti itu gadis yang kau bawa, terang saja nenek menolaknya...masih ada berapa lagi... Katakan....!"Pak Arya mulai berteriak.
"Ayah....ingat Ayah sedang sakit Yah ...tahan emosinya... "Bu Santini menenangkannya.
"Kamu sudah beristri Han,kurang cantikkah dia...kurang sabarkah dia...atau kurang menarik untukmu?"Han diam dia cantik,baik juga sabar dia juga sudah membuatku puas setiap malam,meski dia menangis tapi entahlah aku belum bisa menerimanya Yah...andai Ayah tahu pasti Ayah kecewa sekali.
"Tok...tok...tok....!"
"Siapa?"Jawab Bu Santini.
"Saya Tuan!"Suara Tarji terdengar dari luar kamar.
"Keluar Han...Ayah belum selesai."
"Maafkan Han...itu masa lalu Han Yah.Han tahu Han sudah menikah sekarang.... Han...."
Pak Arya memandangnya dengan perintah untuk segera meninggalkan, Bu Santini memegang tangan Han dan menuntunnya keluar kamar Tarji masuk dan melihat suasana kurang menyenangkan."Bapak sakit?"Tarji menghambur ke tuannya yang sudah seperti ayah baginya,di pegang kakinya dan di pijit dengan perlahan.Beberapa lama setelah itu.
"Sudah agak mendingan, Ji...katakan kabar baiknya!"Pak Arya tidak sabar mendengarnya.Tarji menyerahkan hp di sana ada beberapa foto Dewi bersama dengan lelaki yang berbeda beda..Pak Arya tersenyum Han benar bukan hanya dia yang dekat dengannya.
"Apalagi?"Di tekan suara rekaman yang ada di hp itu,terdengar suara Tarji dan Dewi bicara dengan bahagia sampai akhirnya keluar kata kata Dewi dia hamil karena pacarnya tapi dia menjebak Han, harta Han yang di incarnya setelah Han menikahinya Dewi mengambil hartanya dia akan menikah dengan pacarnya.Pak Arya tersenyum puas,Tarji ikut bahagia tuannya bisa tersenyum di tengah sakitnya.Tarji menyamar sebagai musuh Han, pura pura ingin balas dendam karena pacarnya di rebut Han sehingga Dewi percaya, Tarji mengeluarkan banyak untuk itu karena Dewi sangat senang dengan uang bukan dengan orangnya Tarji tahu itu.
"Sepertinya banyak tugas untukmu Ji..."Pak Arya mengambil nafas panjang dia bercerita tentang Sita yang minta di nikahi Han.
Ah...Han kamu memang punya banyak wanita lain sebelum menikah,tapi haruskah mereka datang ke hidupmu yang sekarang ?Istrimu sangat cantik, sabar lagi seharusnya kamu bisa menjaga hatinya Han...andaikan aku yamg jadi suaminya.. Ah...apa ini.Tarji terpesona ketika melihat Tari memakai hijab untuk pertama kali, dia sangat anggun menutup auratnya menjaga dari lelaki lain itu yang membuat Tarji berpikir seperti itu,mengandaikan dirinya yang ada di sampingnya pasti dia akan bahagia tapi dia istri tuannya Tarji hanya bisa memandangnya dengan diam diam, berharap Han membuatnya wanita itu bahagia.Ketika istri Han menolak pergi di antar olehnya, perasaan itu muncul begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomanceAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...