Setelah seminggu,Tari sudah sehat,selama seminggu di rawat oleh istri mamang,Anang selalu datang untuk melihat keadaannya memastikan Riri baik-baik,rasanya ingin tidak pulang ke rumah utama, namun rasa itu di tahannya, diam sebentar di sana melihatnya berangsur sehat membuat hatinya berbunga.
"Mbok,gimana lukanya sudah kering,berikan salep yang di resepkan dokter,kulitnya akan segera pulih!" perintahnya.
"Mbaknya nurut kok, Nak tenang saja semua pasti kembali seperti semula, Ririmu akan kembali sehat dan kerja,saya tahu kamu pasti merindukannya kan!" sambil di usap pundak tuannya,Mbok segera berlalu membawa makanan untuk makan malam.Banyak luka luar di tubuh Tari,kedua siku,pergelangan tangan,betisnya ,entah bagaimana sampai saat ini Anang belum bicara langsung padanya, karena semenjak kejadian di klinik, Ririnya sangat marah, tidak mau bertemu dengannya, makanya dia hanya mengintip ketika Riri tidur,baru dia berani ke kamar untuk melepaskan rasa rindunya, yah, adakah cinta seperti ini, dengan melihatnya saja hati damai apalagi ku bisa milikimu, Ri,kenapa kamu marah, apa salah aku jatuh hati padamu, apa salah rasa ini, aku salah sudah memeluk dan mencium keningmu tapi sungguh aku refleks, tidak pernah terencana olehku,Ri bicaralah padaku, jangan siksa kudalam diammu! Hatinya pedih di perlakukan seperti ini."Tunggu,Nang,darimana kamu, Ibu perhatikan seminggu ini kamu selalu pulang larut malam, apa ada pekerjaan di kantor,kamu kan punya banyak pekerja, jangan di forsir, kalu sakit kamu sendiri yang repot,"Ibunya sudah berdiri di depan kamarnya,sambil menggandeng tangan Anang, di dudukkannya putra semata wayangnya itu,pandangan sayangnya selalu tulus untuk putranya meskipun dia sudah dewasa kini,baginya tetep putra kecilnya yang lucu.Tidur di pangkuan Ibunya seperti ini sering di lakukannya, tapi semenjak ada Riri, dia sudah lupa kehangatan itu,yang ada hanya Riri.
" Ceritalah, Ibu akan mendengarnya!" di belai lembut kepala putranya,mencoba mencari ada apa dengannya,ada rasa bersalah. Dengan memegang tangan Ibunya, perlahan Anang bercerita tentang Riri, mulai dari awal dari akhir, matanya tampak berbinar ketika cerita kebersamaannya, semua tentangnya membuat matanya bahagia,tapi ada rasa bersalah pada akhir ceritanya.
"Maafkan aku, Bu,baru bilang, rencana setelah aku tahu jawaban Riri, aku bilang ke Ibu,maaf," di peluknya Anang dengan penuh kasih,putranya jatuh hati pada gadis yang salah, aku harus membantunya lepas, aku tak ingin untuk yang kedua kalinya Anang terpuruk setelah berjuang menahan lukanya 3 tahun yang lalu.
" Sudahlah, pergi ke kamarmu, Ibu boleh bertemu Ririmu itu, apa benar cantik dan baik seperti ceritamu?"tanya Ibu, Anang mengangguk, di antarkannya Anang ruang peraduan, di tungguinya sampai benar-benar terlelap.Aku harus ketemu dengannya,dari cerita Anang, gadis itu marah karena pelukannya, atau mungkin rasa cinta putranya bertepuk sebelah tangan, jika dia gadis baik, dia pasti akan menyadarkan Anang, bahwa cinta tidak bisa di paksa, cinta timbul dari hati yang paling dalam.Ya Allah lindungi putraku dari luka lama,jangan sampai terulang lagi.
Dengan tergesa Mamang masuk ke ruang Anang, Riris yang melihat ada kepanikan di wajah mamang ikut masuk.
"Nak, maafkan mamang ya, maafkan !" sambil menunduk duduk memegang kaki Anang.
" Mang, jangan begitu,ayo berdiri saya lebih muda dari mamang, duduk sini,ada apa?" Anang duduk di depannya memegang tangan mamang yang dingin,kenapa ,semoga tidak ada apa-apa dengan Ririku.
"Nak, Ri...ri...,"
" Kenapa,Ririku?" dengan kuat di pegang bahu mamang, mamang sudah menduga kalau soal Riri dia pasti berlebihan, kecemasannya jelas ada di wajahnya.
"Katakan!"akhirnya keluar juga emosinya.
"Maafkan,mamang....Ri..ri..hilang...!"
Anang terduduk,di pegang kepalanya, di pukul-pukul tubuhnya sendiri dengan penuh kecewa.
"Bodoh!Aku belum bicara sama sekali padanya, aku belum minta maaf padanya...Ya Allah!" di usap wajahnya dengan kasar, ke mana aku cari, Ri maafkan aku, jangan pergi dengan cara seperti ini, aku ngaku salah Ri, kembalilah! Pikirannya kacau.
"Tenang, Mas,tenangkan dirimu, kalau begini bagaimana kamu bisa mencarinya,atau kamu tidak mau mencarinya?" Riris ikut menenangkannya.Tidak Ris,kamu tahu aku tidak mungkin membiarkan, aku harus ketemu dengannya.Diapun berlalu, tanpa kata entah ke mana?Riris menelpon Deni, untuk mengawasi Anang, hatinya sedang galau takut dia melakukan hal gila.Berbagi tugas dengan mamang untuk menghandle semuanya,karena tidak tahu sampai kapan ini berakhir.Apakah terulang lagi ,depresi tuannya, lindungi Tuanku Ya Allah,Aamiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomanceAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...