Tari menghilang

17 2 0
                                    

Dalam malam sepi,Tari meminta dengan tulus Allah memberinya jalan terbaik dia harus menjauhkan dirinya dari Anang dia tidak mau Anang masih memberi perhatian padanya,tapi Tari tidak ingin menyakiti hatinya.
" Kamu harus hadir di pernikahanku,dampingi aku ya!"
" Mas Dewa kan bisa....aku seharusnya tidak di sana, takut Mas khilaf...ha.. ha...ha...!"Anang bersikeras Tari tetap ada di sampingnya. Tari tersenyum cemas,dia harus menghargai perasaan Risa.
Ya Allah keluarkan aku dari hidupnya, jauhkan dia dariku beri dia kebahagiaan dengan istrinya bukakan hatinya untuk Risa. Aku tahu hanya Engkaulah pembuka semua kebaikan,berikan jalanku ijinkan aku membahagiakan keluargaku membantu adikku sampai lulus kuliah .

" Bu...Tari minta maaf bila selama ini banyak salah, Tari tak tahu lagi harus membalas semua kebaikan Ibu dan Mas Anang..semoga kita bisa di pertemukan lagi bisa tetap bersama seperti keluarga."Bu Shila memandangnya penuh arti kenapa tiba tiba Tari bicara seperti itu,apa dia akan pergi.
"Kamu putri Ibu,meskipun kamu tidak jadi istri untuk putra Ibu, sampai kapanpun kita tetap keluarga.Kamu tahu itu kan!"Tari memandang wanita di depannya entah mengapa dia merasa akan segera pergi atau hanya sekedar keinginannya saja.
" Kamu tetap di sini, bekerja seperti biasa rumah itu adalah tempatmu  tidak ada yang berubah Nak!"
Itu bagi Ibu ,bagiku sulit Bu. Mas Anang tetap ketemu denganku setiap hari, aku takut menyakiti hati Risa tapi aku juga tak ingin menyakitinya dengan pergi darinya.

Sehari sebelum pernikahan Anang  ,Yoyok mengirim pesan Tarisa maafkan aku doakan aku ya besok aku akan menikah.Tari tersenyum Alhamdulillah akhirnya Mas Yoyok menikah,sudah 2 orang yang menemukan tambatan hatinya hatinya sedikit lega.Di balas pesan Yoyok selamat menempuh hidup baru semoga menjadi keluarga mawadah sakinah warohmah Aamiin,tapi maaf aku gak bisa datang Mas Anang juga mau nikah.
Tari ikut sibuk membantu persiapan pernikahan Anang, barang barang untuk Risa sudah di persiapkan oleh Riris dan Deni.Tari membantu Ibu menyiapkan hantaran makanan untuk di bawa besok pagi.Risa ingin pernikahannya di lakukan di rumah tidak di gedung, ia ingin berbagi dengan tetangga sekitar, teman dan karyawan ayahnya.

" Alhamdulillah, semua sudah siap Bu tinggal besok berangkat!" dilihatnya ruang tengah penuh dengan barang hantaran,meskipun kekayaannya berlebih Ibu tetap orang Jawa yang masih ngikuti tradisi,tetap membuat banyak makanan seperti juadah, rengginang, madu mongso dan masih banyak lainnya.Beberapa orang wanita sedang sibuk membuatnya di belakang.
" Ri...Ibu mau kamu memakai gaun ini! "Ibu membawa baju putih mirip gaun pengantin, dengan model kebayak bawahan kain jarik liris warna hitam putih.
" Ibu... aku bukan pengantinnya? "
" Ibu mohon senangkan hati putra Ibu ya,gaun Risa lebih indah dari ini! " Di serahkan seperangkat baju ke tangannya Ya Allah aku harus apa beri jalan keluar  aku tak mau membuat Risa cemburu bagaimanapun dia istrinya.

Setelah sholat Asyar,Anang menemuinya di kamar setelah mengetuk pintu kamarnya.
" Boleh aku masuk!" katanya tetap bertanya, Taripun mengiyakan dengan pintu tetap di buka.Anang duduk mengambil kursi untuk bisa berhadapan dengan Tari.
" Ri..aku grogi!"
" Yang benar saja seorang Anang bisa grogi..ha...ha...ha..!"di pukulnya bahu Anang sambil terus tertawa.
" Gak lucu...diam.Beneran doakan aku ya,tolong dampingi aku! "Tari hanya diam, Anang menunggu jawabanya dengan menopang kedua tangannya.
" Oh...ya kebetulan sekali Mas Yoyok besok juga menikah, Alhamdulillah!"
" Oh...ya!Kok bisa bareng...syukurlah!Tapi jawab pertanyaanku!"Anang tahu dia mencoba mengalihkan pembicaraannya.Dengan setengah hati Tari mengangguk, Anangpun tersenyum penuh arti.
" Ri...ini buku rekening dan atmnya itu uang kiriman dari semua orang ketika kamu sakit sengaja kubuatkan tabungan, mereka memaksa dan aku tak mungkin menerimanya langsung jadi kubuatkan tabungan atas namamu, tolong terima! " di taruh amlop putih itu di atas meja rias sebelah tempat tidurnya,dia tahu Riri pasti menolaknya jika di terimakan langsung.Tari terkejut tidak menyangka Anang melakukan itu untuknya.
" Terima kasih atas semua kebahagiaan yang sudah kau beri, atas senyum yang selalu kau beri untukku atas hutang nyawa itu terima kasih doaku selalu semoga kau selalu bahagia...!" di usap kepalanya mungkin untuk terakhir kalinya usapan ini Ri dadanya seakan berhenti bernapas.
" Mas...apaan sih kita tetap akan ketemu! " di dorongnya tubuh Anang untuk segera keluar dari kamarnya. Dia tahu hati Anang menahan luka dan dia tidak mau melihatnya lebih lama.

Setelah sholat Isya,banyak yang berkumpul di rumah Anang termasuk Dewa dan Kris yang ikut berbahagia akhirnya Anang menikah duluan paling tidak saingannya berkurang satu.
" Selamat ya..akhirnya kamu yang duluan sykurlah..!"
" Hemm...aku tahu kamu bahagia kan sainganmu berkurang.. ha..ha..ha..!"
" Ssttt...nanti terdengar Riri!" Anang memukul bahu keduanya.
" Tapi di mana dia, kita kan mau persiapan untuk besok kan harusnya dia ada di sini!" tanya Kris sambil mencari keberadaannya.Tapi tetap saja tidak terlihat.
" Dia istirahat tadi aku sudah ketemu sama Riri,tenang besok ada WO yang memandu nanti dia yang akan memberikan tugas pada kalian."dalam hati Anang juga berpikir sama kenapa Riri tidak keluar dari kamarnya semoga saja benar dia lagi istirahat.
" An...mana Tari? "tanya Ibu.
" Istirahat bu di kamar, beberapa hari ini dia lembur menyiapkan semua tugas kantor biarkan saja!"
" Coba Ibu lihat dulu!" Mereka melanjutkan obrolan dengan penuh canda.Ibu mengetuk pintu kamarnya, tapi tidak ada jawaban Ibupun berlalu mungkin dia kelelahan.

Pagi hari waktunya berangkat semua sudah bersiap berangkat,Ibu tidak melihat Tari biasanya sebelum subuh dia sudah selesai mandi karena dia rajin sholat malam.
" An...kamu lihat Tari?"
" Tidak...mungkin sedang bersiap!"
Dewa dan yang lainnya sudah datang, di hari yang bahagia Anang mereka tampil sangat menawan memakai setelan jas yang jarang mereka pakai sehari hari, mereka lebih suka pakai yang casual dalam sehari hari.
" Ayo kita berangkat....mana Tari?" Kris yang bertanya padanya.Anang sedang menerima telpon, Risa menyuruhnya segera berangkat.
" Ris tolong Riri kamu barengi ya!"
Anang dan yang lain berangkat, di ikuti Deni tapi tidak untuk Kris dia merasa ada yang aneh Tari tidak muncul dari tadi malam.Di tarik tangan Dewa untuk mengikuti Riris menuju kamar Tari.
" Ri...!" di ketuk pintu kamar itu, karena tidak di buka perlahan di buka dari luar.Di lihat tidak ada siapapun, di meja terlihat ada amplop putih dan hp Tari.
" Ris...!Ke mana Tari..?" tanya Dewa dada Riris berdebar kencang dia kawatir tentang Anang,Dewa dan Kris saling berpandangan.
" Wa...aku yakin Tata kenapa kenapa, tadi malam kami sempat berbalas pesan dia cerita takut berada di dekat Anang dia tidak ingin Risa punya pikiran negatif tentangnya,yakin gak ada apa apa toh kamu memang berniat baik mendampingi bosmu kataku sambil tertawa.Sekarang ...dia tidak ada dia tertekan Wa..!"Kris cemas ada guratan kemarahan pada wajahnya.
" Hpnya tidak di bawa.. coba Ris lihat almarinya..!"Kris dengan cepat membukanya.
" Tidak berkurang dia tidak bawa apa apa hppun di tinggalnya.Ahh...!" Riris bertambah gemetar,Dewa memegang tanganya untuk membuatnya tenang.Mereka keluar meninggalkan kamar dengan berbagai pertanyaan.

Luka Hati WanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang