Han segera menghampiri Kris,sementara Tari sudah di tangani dokter di ruang IGD.
"Hei....siapa kamu!"Han memandang tajam ke arah lelaki yang terlihat panik.
"Kamu siapa?"Kris balik bertanya.
"Aku suaminya!"
"Oh...aku kakaknya, di mana kamu tidak terlihat saat dia butuh kamu?"Kris menatapnya dengan amarah yang di tahan, memang dia tidak melihatnya di sana tadi,jadi ke mana dia?
"Apa urusanmu!"
"Sebagai suami harusnya kamu di sampingnya di saat seperti ini!"
"Plakkkkk!"Han menamparnya,Tarji dan yang lain terkejut.
"Kamu seharusnya malu,mau tampar lagi. Itu tamparan untuk suami macam kamu yang tidak peduli pada istrinya!"Kris semakin berani menantangnya,Han akan menamparnya lagi tapi Tarji sambil menggendong Raja menahannya dengan satu tangan,Ara yang takut keselamatan Raja mengambilnya dari gendongannya.
"Han....hentikan! "Pak Iman melerainya, Kris mundur untuk menghindarinya dia cemas menunggu di depan pintu.
Han di ajak Pak Iman duduk di kursi,di usap punggungnya agar menahan amarahnya."Alhamdulillah dia sudah sadar,dia butuh istirahat total sepertinya kena tipes,sebentar lagi boleh pindah ke kamar."
"Dok....beri dia kamar terbaik,rawat dia dengan baik dok berapapun ku bayar... Tolong!"Kris memohon pada dokter itu,Hab dan yang lain terpana,siapa dia begitu perhatian pada Tari, hanya Ara yang tahu dan dia terharu kakaknya di perhatikan sebesar itu tapi sayang dia bukan suami kakaknya.
Dokter itu kembali masuk,dan minta segera di bawa ke kamar VVIP sesuai permintaan lelaki itu,dokter tidak tahu siapa dia yang jelas permohononanya di anggap mewakili keluarga pasien.Pak Iman menahan Han untuk tidak berbuat nekad,dia tahu harga dirinya sudah di jatuhkan lelaki itu.
Semua mengikuti Tari untuk menuju ke kamar perawatan, Kris minta ijin Tari di lewatkan jalan pintas saja, dia mengajak Ara untuk ikut dengannya.
Seperti terhipnotis mereka mengikuti saja permintaan Kris,Raja yang ada di gendongan Ara terlelap tidur.
"Ra....dia suami kakakmu?" Ara mengangguk.
"Bagaimana bisa Tata punya suami seperti dia? "Kris masih merasakan tamparannya, tapi tidak mengapa dia tahu Han bukan lelaki baik untuk Tari tapi... Apa yang kulakukan aku bukan apa apa Tata kenapa aku yang begitu cemas....ah....apa yang ada di pikiran mereka, semoga tidak terjadi apa apa. Aku harus jelaskan pada mereka semua, aku terlalu panik melihatnya tak berdaya seperti itu aku lupa, dia sudah bersuami..... Aku harus minta maaf.
"Siapa namanya Ra?"
"Raja..."
"Kenapa kamu tegang?"
"Mas sudah buat masalah baru, aku takut Mbak Tari di..."
"Aku yang tanggungjawab, aku akan minta maaf. Maafkan aku,aku terlalu panik melihatnya seperti itu..maafkan aku Ra."Ara membayangkan apa yang akan di lakukan Han pada kakaknya setelah sembuh dia tahu persis watak Han,meski kakaknya tak pernah bicara.Setelah masuk ke ruang perawatan, perawat menyampaikan agar membiarkan pasien istirahat.
"Boleh aku menggendongnya sebentar saja Ra?"
"Mas...aku takut!"
" Hem.....siapa namamu sayang,aku pamanmu sahabat Bundamu...panggil paman ya Raja....!"Kris tidak jadi memintanya dari gendongan Ara, dia hanya menyapa Raja yang baru terbangun.
Yang lain baru datang,Kris segera menghampiri lelaki tua yang melerai Han.
"Pak... Maafkan saya,nama saya Kristian saya sahabat Tata dari SMA,saya sudah anggap dia seperti adik saya. Maafkan saya, saya terlalu panik dan cemas melihatnya seperti itu dan saya lupa kalau dia bukan gadis kecil lagi, dia sudah punya keluarga... Sungguh saya refleks saja melakukannya, tolong jangan berprasangka pada saya ataupun Tata." Pak Iman menjabat tangannya, di ajak duduk Kris yang baru meminta maaf.
"Han...sini!Bersalaman dengannya, terima kasih... Maafkan kami juga,kami tidak tahu... Tapi Bapak mohon jangan lakukan lagi biarkan dia yang bertanggungjawab pada istrinya...bukan begitu Han."Han menjabat tangannya dengan terpaksa,dia seperti tahu bagaimana hubungan lelaki yang bernama Kris itu dengan Tari istrinya, bagaimana caranya menatap Tari,kecemasannya itu sudah terlihat Tari sangat penting baginya.
"Maafkan aku... Han....selamat atas putramu! "Kris tidak ingin membuat pikiran mereka semakin berkembang, diapun minta ijin dan titip salam pada Tari,sebelum pergi di mencium Raja yang terlihat ceria setelah bangun tidur.
"Paman pulang ya sayang.....Raja jaga Bunda...ayo Ra...mari semua Assalamualaikum." bersamaaan mereka menjawabnya.Han merangsek masuk ke kamar, di ikuti Ara dan yang lainnya.Tarji yang penasaran mengikuti Kristian, dilihat dia menuju kasir .Setelah pergi Tarji menanyakan apa yang di lakukan lelaki tadi, perawat menjawab semua biaya atas nama Tarisa di bayar di tinggali no telpon Kristian agar menghubunginya segera setelah dia keluar dari rumah sakit."Tunggu.....Kris!"Kris berhenti setelah beberapa langkah dari kasir, dia menoleh terlihat lelaki yang bermain bersama Raja tadi siang.
"Maaf boleh aku bicara sebentar saja?"
"Ayo....kita ke kantin saja! "Kris menerima tawarannya dan mengajaknya ke kantin.
"Aku Tarji,pembantu Pak Arya mertua Tari."Kris mengulurkan tangannya.
"Terima kasih kamu sudah menolong Tari."
"Itu wajibku atasnya, dia adik bagiku gak masalah."
"Tapi.. Aku tidak pernah melihatmu?"
"Aku tinggal di kota sebelah, tadi mengantar teman tengok pamannya di sini dan kebetulan aku lihat Ara."
"Jadi kamu kenal Ara juga?"
"Ya....kita rekan kerja."Kris mengambil minum yang sudah datang di sodorkan satu lagi untuk Tarji.
"Mau makan apa?"
"Tidak terima kasih, cukup."Keduanya saling diam entah apa yang ada di pikiran masing masing.Diam beberapa saat,Krispun menerima telpon.
"Assalamualaikum....Ham,gimana....emhhhh..... Ok.Langsung ku tunggu di depan ya."
"Maaf Ji.....aku sudah di tunggu temanku,sampai ketemu salamku untuk Tata dan cium sayangku ya titip juga untuk Raja."di tepuk pundak Tarji bak seorang kakak pada adiknya, Tarji ingin tahu banyak tapi dia canggung karena baru kenal, dia harus cari tahu dari Ara."Ham....kamu tahu aku ketemu Tata....sayangnya pake insiden. Aku di tampar oleh suaminya."
"Kok....!"
Perlahan Kris cerita rasa penasaranya pada Ara dan dia mengikutinya, dia tidak sadar sudah melakukannya pada Tata yang sudah jadi istri orang.
"Ah....kamu Kris,sudah janji kan. Ingat dia istri orang Kris..."
"Khilaf...aku hanya ingin melindunginya saja kok,tak tega melihatnya seperti itu Ham...aku ingat ketika terbaring lemah di rumah sakit waktu dulu.Aku ingat bagaimana perlakuan burukku padanya, seharusnya aku di penjara tapi dia memaafkan begitu saja, dia menerimaku dia merubahku...Ham..."
"Sudah Kris....itu masa lalu,niatmu baik.Cepat cari pasangan biar cepat bisa melupakannya!"di rangkul bos yang juga sahabat baginya itu dengan pelukan persahabatan, Kris tersenyum ada rasa bahagia ada rasa rindu di sini....ah....tidak dia sudah jadi milik orang, Ya Allah kirim gadis sepertinya padaku segera...Aamiin.Han seperti terbangun dari tidurnya,ada perasaan bersalah di hatinya benar juga kata kata Kris suami macam apa aku membiarkan istrinya ketika sakit,dan itu sering di lakukannya.Apa yang sudah di lakukannya, istrinya selalu sabar selalu menutupi semua kekurangannya tapi apa yang sudah aku lakukan, Han menutupi kedua tangannya.Di dekati Tari yang terlelap,mungkin karena pengaruh obat dia terlihat lemas.Kamu cantik Ri,meskipun tanpa make up seperti ini.Maafkan aku Ri....maafkan aku....di genggam tangan Tari perlahan di cium punggung tangannya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
Storie d'amoreAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...