Pramono terus setia, mendampingi Syifa untuk bertemua Raja.Sekedar mengantarnya ketika harus belajar bersama atau membuat pekerjaan tangan bersama teman lainya,karena rumah yang berdekatan membuatnya sering di gabungkan dalam satu kelompok, untuk memudahkan.
Selama itu pula Tari tidak lagi berbasa basi mengajaknya masuk, untuk menghindari gosip yang beredar di kalangan wali murid,sejak kesendiriannya Tari banyak isu miring padanya,pesanan kue atau makanan yang dulu sering di terima sekarang berkurang, hanya dari pihak sekolah yang kadang kadang pesan padanya.
"Bunda nya Raja sekarang lagi cari pendamping,dia kan masih cantik,baik lagi orangnya. Hati hati ya...jangan jangan suami kita bisa terpikat olehnya,"Mama Aleysa yang terkenal suka gosip di kalangan para orang tua.
"Dia bukan seperti itu,orangnya baik kok... Kamu gak boleh hasut seperti itu!"bela Mama Tiara yang sering pesan kue pada Tari.
"Terserah kalau gak percaya!Tahu Ayahnya Syifa kan, dia sudah terpikat tuh sama dia,padahal dia sudah punya pacar yang segera nikah,apaan tuh kalo bukan penggoda!"
Mau tak mau mereka ikut membicarakan Tari di belakangnya.Mama Tiara yang tahu sifat Tari tidak percaya, diapun minta penjelasan pada Tari.Meski lewat telpon Tari tegas menjawab, saya konsent untuk Raja hanya dia saja, sampai dia sukses dan bisa mewujudkan impiannya.Begitu banyak berita miring yang selalu memojokkannya,entah siapa biang keladinya.Siang itu ada wanita datang ke rumah Tari dengan marah marah tak jelas,di depan Raja putranya Tari di maki maki dengan kata kata kotor.
"Wanita jalang....dasar,lepas kerudungmu itu!"dia datang marah marah, berusaha melepas hijab Tari,Raja yang baru pulang sekolah tidak terima Bundanya di perlakukan seperti itu.
"Bu...lepaskan Bunda,jangan berkata seperti itu pada Bundaku, Ibu tidak berhak! "Raja mencekal tangannya, dan berhasil melepaskannya dari kepala Bundanya,Tari hanya mengucap istigfar, dia tahu itu wali murid teman Raja yang dulu sering pesan masakan padanya.
"Rajaa...lepaskan Nak!"
"Dia tidak sopan Bun,datang ke rumah langsung marah marah, Raja...ti..!"Perlahan di tarik tangannya,untuk bisa tenang.
"Bu...silakan duduk, katakan apa yang sudah saya lakukan sehingga Ibu langsung marah marah?"itulah Tari sekasar apapun orang padanya, dia begitu tenang meski hatinya panas dan sakit atas kata katanya.Bulik yang mendengar suara teriakan, keluar dari dalam rumah.
"Gak usah....jangan dekat Pramono adik saya dia akan nikah... Awas kalau terlihat lagi kamu dekati dia!"
Astgfirullah itu siapanya Ayah Syifa, apa hubungannya denganku?Selama ini Tari sudah menjaga hubungannya, dia tidak pernah mengajaknya ke dalam, sekali saja awal dia datang, selanjutnya dia tidak pernah masuk rumah,akupun tidak pernah menemuinya...apa yang salah, bicarapun tidak,Ya Allah jaga hati ini untuk tetap menjaga kehormatanku.
" Bundaa...Raja gak terima Bunda di jahati sama orang, aku akan tanya ke Ayah Syifa kenapa dia tiba tiba datang dan marah!"
"Sabar sayang, biar Bunda sendiri yang menyelesaikannya,Bunda gak papa kok!"Raja mendekatinya, di lihat wajah Bundanya dengan seksama, ada luka bekas cakaran kuku di pipinya, ada merah bekas tamparan di pipinya juga.
"Bun....seperti ini Bunda bilang gak papa!"Bulik segera mengambil air dingin dan obat untuk luka cakarnya,hatinya teriris mengingat kata kata wanita tadi, memang dia mendengar gunjingan di tempat dia belanja makanya sekarang Bulik memilih belanja langsung ke pasar seminggu sekali, dia tidak ingin mendengar orang orang membicarakan Tari.
"Aku saja yang bicara dengan Pram, aku tahu rumahnya kok!"
"Gak usah Bulik,aku punya telponya kan ada di grup wali murid...biar ku selesaikan sendiri, aku gak papa kok."
"Sakit...Bund,sampai gini banget...awas ya!"
"Heiii....mulai kapan putra Bunda punya kata seperti itu?"
"Habis...dia keterlaluan! "
"Buang itu jauh jauh, Allah lebih tahu apa yang kita perbuat,kamu juga tahu kan seperti apa Bunda?"Bulik dan Raja mengangguk, mereka sangat tahu pasti hidup wanita di depannya itu hanya untuk keluarganya saja, tidak pernah memikirkan hal lainnya."Assalamualaikum."suara Pram, terdengar dari seberang.
"Wa alaikumsalam."dia menghubungiku, kebetulan sekali.
"Maaf...atas kekacauan yang sudah di buat kakakku, aku tak tahu dia berbuat begitu,maaf ...kamu tidak apa apa kan?"
"Tolong jelaskan,kenapa bisa seperti itu?"Tari tidak ingin menjelaskan kondisinya pasca di serang kakaknya.
"Aku yang salah...maafkan aku ya...maaf,karena aku kamu mendapat perlakuan buruk, "
"Sudah, tolong katakan... Apa alasannya? "
Dengan jelas Pram mengatakan pada kakaknya, ingin melamar Tari tapi kakaknya tidak terima karena setahunya Pram masih berhubungan dekat dengan adik sepupu suaminya, jadi dia salah paham karena adik sepupunya bercerita bahwa Pram sekarang menjauh,padahal Pram merasa tidak pernah punya hubungan dengannya.
"Maaf... Itu urusan keluargamu,tapi maafkan aku, aku tidak ingin berkeluarga lagi untuk saat ini,aku konsent pada Raja saja...katakan itu pada kakak, aku bukanlah wanita perebut pacar orang apalagi suami orang, itu bukan aku..terima kasih!"
"Tungguuuu....kumohon jangan di tutup dulu!"Tari mendengar permohonannya.
"Terima kasih...tolong dengarkan aku,sejak bertemu pertama kali ada rasa aneh ,rasa sayang itu ada meski kamu tidak pernah bicara, aku tahu betapa kamu sangat menjaga hatimu...kumohon beri aku waktu..aku siap menunggumu..kapan siap...aku ingin kau jadi istriku,kita sudah sama sama dewasa,maaf kalau ini bukan waktu yang tepat ...tapi aku tidak bisa memendamnya lagi...kumohon...jadilah pendampingku jadi ibu dari putriku.."
Ini yang paling di takutkan Tari, menyakiti hati orang lain dengan menolaknya, tapi hati ini tidak bisa terima aku tidak bisa...maafkan aku.
"Maaf...aku tidak bisa, bukan aku wanita itu...terima kasih."
Tari menangis,bukan karena ada rasa sayang tapi dia sudah menyakiti hatinya, Tari tahu dari cara dan sikapnya, dari cara memandangnya,dia punya harapan lebih tapi hati Tari tidak merasakan apapun, dia tidak mau memberikan harapan palsu padanya.
Di seberang Pram menutup kedua wajahnya,dia tidak terima harus dengan cara ini dia mengungkapkan perasaanya pada wanita yang sudah membuatnya jatuh hati setelah sekian tahun kesendiriannya,tapi dia menolaknya."Pram...kapan nikah lagi?"
"Sebentar lagi Mbak."
"Syukurlah...Rosa sudah tak sabar tuh nungguin kamu!"
"Rosa...aku ingin melamar Tari, Bundanya Raja teman sekelas Syifa, anak anak sudah setuju, tapi aku belum ada waktu bicara padanya, dia wanita yang sabar."
"Apaaaa.....gila kamu Pram,kamu pacaran dengan Rosa nikah dengan janda ituuuu...tidak boleh!"kakaknya berlalu, tanpa mau mendengarkan penjelasannya, dan terjadilah hal yang sudah membuat Tari terluka hatinya, dari kakaknya pula dia tahu kalau dia sudah melabrak Tari dan melukainya, biar kapok... Tapi kakaknya tidak tahu duduk persoalannya.Pram minta bantuan kakak iparnya, untuk memberi penjelasan bahwa dia dan Rosa tidak pernah ada hubungan, meski satu kantor dan hampir tiap hari ketemu, Pram tidak pernah membahas cinta padanya, dia tahu Rosa gadis dewasa yang jauh di bawah usia dengannya, dan sekalipun tidak terlintas di benaknya tentang gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Hati Wanita
RomanceAwal pernikahan tanpa cinta,untuk melepas masa lajangnya yang penuh godaan, untuk melepaskan jerat hutang orang tua, tidak ada getaran di hati yang ada kewajiban seorang wanita yang sudah menikah saja, membuat luka seumur hidupnya tanpa bisa membuka...