Pagi yang cerah, tetapi tidak untuk seorang Sion.
Kringgg
Alarm berbunyi, lalu Sion bergegas mandi dan bersiap-siap
"Perfect" guman nya saat melihat penampilannya yang nyaris tidak ada cacat sedikitpun
Dia turun kebawah dan melihat sang papa tengah menyantap sarapan nya
Tanpa pamit dia langsung nyelonong keluar tak lupa memasang earphone agar dia tidak mendengarkan ocehan dari papa nya
"Sion, makan dulu nak" ucap Angga lembut
Stop!
Sion kaget? Tentu. Ini kali pertama nya dia di perlakukan seperti itu, tetapi dia tetap acuh.
"Nanti di kantin. Aku pamit" ucap Sion datar lalu keluar tanpa menatap papa nya
"Sampai kapan kamu mau seperti ini nak?" Tanya Angga lirih
30 menit kemudian
Sampai lah ia di sekolah nya, seperti biasa banyak siswa siswi yang memuji nya. Bahkan dia di nobatkan sebagai dewanya OSIS. Kalau kalian lupa bisa cek prolog
Tidak mempedulikan teriakan atau pujian tidak jelas dari fans fanatik nya, Sion berjalan menuju kelas nya dengan earphone yang masih setia bertengger di telinga nya
"Woi bro, gue ada berita penting." Ucap Aldo setelah melihat Sion masuk ke kelas
Sion hanya mengangkat sebelah alisnya
"Hari ini kita bakal nyampein tentang OSIS, buat yang minat dsb ke adkel" ucap Chris semangat
"Kenapa lo pada semangat?" Tanya Sion lalu duduk di bangku nya
"Kan bisa lah, hitung hitung terakhir ngelihat Bellva" ucap Chris senyam senyum sendiri
"Nah, maksudnya buat lihat mereka dari deket dan berinteraksi untuk terakhir kalinya." Ucap Aldo
"Kalian suka mereka?" Tanya Sion
"Iya" kompak Chris dan Aldo
"Suka belum tentu cinta, bisa saja kalian cuma tertarik sama mereka karena sikap mereka yang unik." Ucap Sion acuh lalu kembali menghadap papan tulis dan memainkan ponselnya
"Bilang aja lo suka sama Ela." Kompak Aldo dan Chris
Sion hanya mengendikan bahu nya, gue juga gak tau. Batin nya
***
Berbeda dengan Sion yang datang dengan banyak pujian, kini Ela tengah berjalan di sepanjang koridor dan lagi lagi telinga nya panas karena hujatan dan hinaan yang di lontarkan oleh murid murid GHS
"Astaga tuh cewek gak ada kapok kapok nya apa?"
"Jijik sumpah"
"Harga diri nya dimana sih?"
"Miskin aja belagu"
"Cuihh, menodai kaum hawa"
"Kok bisa ya sekolah se elit ini mau nerima murid kaya dia?"
"Halah paling beasiswa"
"Paling juga cuma modal pintar"
"Apaan, pintar tapi gak punya attitude"
"Betul banget, jadi cewek kok ganjen"
"Cewek itu di kejar bukan ngejar"
"Ini juga langsung dapet dua"
KAMU SEDANG MEMBACA
"𝙲𝚕𝚊𝚜𝚜𝚒𝚌 𝚃𝚎𝚎𝚗𝚜"
Roman pour Adolescents[Follow dulu sebelum baca] Ini kisah tentang sebuah persahabatan, bukan persahabatan biasa. Ini tentang kita, mempertahankan apa yang kita punya. Karena sesungguhnya mempertahankan sebuah hubungan jauh lebih sulit, dibanding harus menjalin hubungan...