Keesokan harinya
Kringg...kringg...kringg....
"Hoamm"
"Udah pagi aja, padahal gue masih mimpi indah" ucap seorang cewek masih dengan kondisi belum sepenuhnya sadar
"Hmm, gue urus masalah Rara sama Bellva kayak gimana ya? Kok gue kepikiran omongan nya tuh cowok ya" monolog nya
"TIA BANGUN SAYANG, UDAH PAGI."
"IYA BUNDA INI TIA UDAH BANGUN DARI TADI"
Ya cewek itu adalah Ela
"Eh iya, kemarin Eric belum cerita kenapa dia bisa di culik."
"Oh, apa gue ajak habis pulsek aja ya? Hm, sekalian sama cowok itu gak ya?"
"Eh, entar aja deh. Lagian kan gue udah janji sama bang Satria buat jauhin dia"
Lalu Ela beranjak menuju kamar mandi dan melaksanakan kegiatan mandi nya
Selesai mandi dan memakai seragam
"Huft, gegara seragam kemarin sobek, bunda juga belum sempet beliin. Terpaksa deh pakai seragam nya bang Satria. Untung name tag nya udah gue ganti" monolog nya
Tapi, size nya gede banget sih. Gue kan size M biasanya aja pakai L biar agak gedean. Lah ini? L tapi buat cowok. Untung masih pantes gue pakai. Emang sialan tuh orang yang ngelukain gue. Batin Ela
Lalu Ela turun ke bawah
"Good morning all"
"Tumben nyapa nya bener. Biasa nya juga bahasa nya di campur pakai acara teriak teriak segala" sindir Bella
"Bunda itu aneh deh, aku mau berubah lebih baik bukan nya di dukung. Ini malah ngeledek" ucap Ela malas lalu duduk di samping Rey
"Sudah sudah, ayo kita sarapan" ucap Bramastha
Selesai sarapan Ela segera memesan taksi online, kalau kalian tanya Rara dan Bellva mereka bilang sudah di antar oleh ayah mereka masing-masing
Dan kalau kalian tanya lagi, kenapa Bramastha tidak mengantar nya, itu karena Bramastha harus mengurus surat pengadopsian Rey beserta kebutuhan Rey yang lain. Dan tentu Ela memaklumi nya
Sampailah Ela di sekolah yang sangat elit itu
***
Sion bangun dari tidur nya, dia segera bersiap siap. Kali ini dia membawa laptop MacBook nya dan juga memasang earphone di telinga nya
Dia memakai hoodie hitam, mengambil kunci motor di nakas dan segera turun ke bawah
Di bawah, lagi dan lagi dia harus bertemu dengan perempuan yang di jodohkan oleh papanya
Sion pun hanya acuh seperti biasa
"SION! SAMPAI KAPAN KAMU BERSIKAP SEPERTI ANAK YANG TIDAK PUNYA ETIKA?! APAKAH PAPA PERNAH MENGAJARI MU UNTUK BERSIKAP SEPERTI INI KEPADA TAMU?! LEBIH LEBIH LAGI DIA CALON TUNANGAN MU!" teriak Angga emosi
Tapi kali ini Sion ingin meladeni ucapan sang papa
"Anda yang bilang sendiri, anda tidak pernah mengajari saya. Bahkan untuk berjalan, itu pun mama. Yang anda lakukan hanya lah mencari uang, uang dan uang." Ucap Sion tenang tapi terkesan dingin lalu melangkah menuju parkiran
"Kak, aku tau di mana tempat perempuan itu di sekap. Apakah kakak mau aku berbuat sesuatu terhadap dia?" Tanya Lia menantang
Sion membalik badan nya

KAMU SEDANG MEMBACA
"𝙲𝚕𝚊𝚜𝚜𝚒𝚌 𝚃𝚎𝚎𝚗𝚜"
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] Ini kisah tentang sebuah persahabatan, bukan persahabatan biasa. Ini tentang kita, mempertahankan apa yang kita punya. Karena sesungguhnya mempertahankan sebuah hubungan jauh lebih sulit, dibanding harus menjalin hubungan...