Pagi hari nya, Ela sudah siap dengan seragam sekolah nya lalu dia turun ke bawah
Di bawah hanya ada bang Satria dan––
Tunggu, bukan nya yang ada di rumah cuma abang, pak supir sama bibi? Terus itu cowok, siapa? Batin Ela
"Morning" sapa Ela
"Morning too my sunshine" balas Satria
"Pagi" sapa cowok yang ada di samping Satria
"Dia bakal satu sekolah sama lo, dia yang bakal jagain lo. Gue gak mungkin ada di samping lo terus, jadi gue minta dia buat gantiin gue selama gue gak bisa bareng lo" ucap Satria panjang lebar setelah mengetahui maksud tatapan adik nya
"Kenalin gue Valentino Abas, biasa di panggil Valen. Tapi lo bebas panggil gue apa, gue bakal sekelas sama lo. Gue itu sahabat lama lo, kalau lo inget dulu lo sering manggil gue Alen dan gue manggil lo Cencen" ucap Valen memperkenalkan diri
Alen? Gak asing sama namanya. Tapi kok gue lupa ya. Batin Ela
"Vincentia Sheila Putri, Ela" balas Ela
"Masih sama rupanya, hehe" ucap Valen terkekeh
"Maksud lo?" Tanya Ela
"Kulkas nya masih hidup" ucap Valen masih sedikit tertawa
Ela yang paham hanya menatap Valen datar
"Elah sans buk, peace deh" ucap Valen mengangkat jari membentuk huruf V
"Bang?" Tanya Ela
"Dia anggota geng abang, intinya kalau lo udah inget dia, gue jamin lo pasti seneng" ucap Satria
"Idih, sok misterius" ketus Ela lalu duduk di meja makan
"Udahlah entaran juga tau, sekarang sarapan" ucap Satria
Semua makan dengan tenang, setelah selesai sarapan
"Terus gue di anter siapa?" Tanya Ela
"Gue, pulang bareng Valen pake mobil dia" Jawab Satria
"Kok mobil?" Tanya gue
"Karena malas motor" sahut Valen
"Hm, yaudah ayo bang entar gue telat" ucap Ela lalu duduk di jok belakang motor Satria
"Sabar Tia, gue lagi ngecek barang ada yang ketinggalan apa kaga" ucap Satria lalu naik ke motor
"Gue panggil lo Alen aja deh barangkali inget setelahnya" ucap Ela ke Valen
"Oke, gue panggil lo Cencen gak papa kan?" Tanya Valen yang di angguki Ela
"Duluan" pamit Satria lalu menjalankan motor nya
***
Pagi ini Sion bangun dengan keadaan yang bisa di katakan sakit
Selain sakit fisik dia juga sakit mental, tapi hal itu tidak membuat dia melampiaskan nya ke hal hal yang tidak patut untuk dia lakukan. Paling hanya berantem
Semoga kamu baik baik aja. Batin Sion
Setelah mengumpulkan tenaga, dia bangkit dan bersiap siap untuk sekolah
Penampilan nya amat lah rapi, sehingga orang akan mengira kalau dia itu siswa baik baik. Padahal itu hanyalah cover untuk menutupi semuanya
Setelah keluar dari kamar, Sion berjalan menuju dapur dan melihat hanya ada sepotong roti beserta kopi
Akhirnya dia memilih untuk memakan roti itu dan menyeduh segelas kopi
Setidaknya gue kuat untuk sekarang. Batin Sion
KAMU SEDANG MEMBACA
"𝙲𝚕𝚊𝚜𝚜𝚒𝚌 𝚃𝚎𝚎𝚗𝚜"
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] Ini kisah tentang sebuah persahabatan, bukan persahabatan biasa. Ini tentang kita, mempertahankan apa yang kita punya. Karena sesungguhnya mempertahankan sebuah hubungan jauh lebih sulit, dibanding harus menjalin hubungan...