Setelah selesai menelpon Valen, Ela masih berusaha menekan luka nya agar darah tidak terus terusan keluar
"Kenapa darahnya enggak berhenti berhenti sihh" kesal Ela
Apakah dia kesakitan? Oh tentu saja, bagaimana pun dia manusia yang bisa merasakan sakit
Tapi rasa sakit itu Ela lampiaskan dengan menggerutu bukannya menangis
Ela segera bangkit dari mini tribun, menggendong tas nya di pundak kiri, dan berjalan menuju toilet
Saat sudah di toilet, dia sedikit mengangkat lengan baju nya agar bisa melihat dengan jelas luka yang ada di lengan nya, segera dia membasuh luka itu dengan air dan mengecek apakah ada serpihan kaca yang tertinggal
Setidaknya darah udah gak keluar lagi. Batin Ela
Selesai membersihkan dia berjalan menuju UKS, tapi ternyata pintu UKS sudah di kunci oleh anak PMR
Nasib nasib, untung tadi udah nyuruh Al buat bawa p3k. Batin Ela
Lalu dia kembali berjalan menuju gerbang sekolah, tak disangka ternyata dia harus menabrak seseorang
BRUKK
"Awwh" ringis nya saat orang yang dia tabrak tak sengaja menyentuh luka di lengan nya
"Sorry" ucap orang itu dingin
Wait, bukannya itu suara... Batin Ela
Ela mendongakkan kepala nya dan tepat sekali dugaan nya kalau yang dia tabrak adalah Sion
"Elo" kompak mereka berdua
"Kenapa harus lo lagi" kompak mereka lagi
Ela sudah tidak mempedulikan Sion dia segera berjalan melalui Sion begitu saja dengan menahan rasa sakit yang semakin menjadi jadi
"Tunggu" cegah Sion memegang lengan Ela yang terluka
"Awwh" ringis Ela dan segera menepis tangan Sion
"Sorry" ucap Sion
Ela tak mempedulikan Sion lagi, dan lagi lagi Sion menahan nya. Kali ini Sion memegang tangan kiri Ela
"Gue bilang tunggu. Lengan lo luka, biar gue obati" ucap Sion dingin
"Peduli apa lo sama gue" sinis Ela
"Gue merasa bersalah aja karena udah dua kali nyentuh luka lo" ucap Sion datar
"Gak perlu" ucap Ela melepas tangan Sion yang menggenggam tangannya
"Gak ada penolakan" ucap Sion lalu menarik tangan kiri Ela dan membawa nya ke suatu tempat
Ela mencoba memberontak, tapi semuanya sia sia tenaga Sion lebih besar dari tenaga nya
Sampailah mereka berdua di suatu tempat yaitu rooftop
Ngapain coba gue di bawa kesini? Apa jangan jangan dia mau apa apain gue lagi. Batin Ela
"Gak usah mikir macem macem." Ucap Sion dingin menyadarkan Ela dari lamunan nya
"Barangkali" sahut Ela datar
Sion mendudukkan Ela di sofa yang memang di sediakan di situ dan berjalan menuju sebuah meja tua yang memiliki beberapa laci dan membuka salah satu laci itu lalu mengambil kotak p3k
Sion berjalan ke arah Ela dan duduk tepat di samping nya
Kenapa di sini ada p3k? Bukan nya yang macam begini cuma ada di UKS? Batin Ela
KAMU SEDANG MEMBACA
"𝙲𝚕𝚊𝚜𝚜𝚒𝚌 𝚃𝚎𝚎𝚗𝚜"
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] Ini kisah tentang sebuah persahabatan, bukan persahabatan biasa. Ini tentang kita, mempertahankan apa yang kita punya. Karena sesungguhnya mempertahankan sebuah hubungan jauh lebih sulit, dibanding harus menjalin hubungan...