Keesokan harinya
Sekarang adalah hari ke dua bagi murid kelas X untuk melakukan MOS, sesuai dengan perintah yang di sampai kan kemarin, semua murid sudah menyiapkan puisi mereka masing masing. Dan sekarang semua sudah membawa selembar kertas yang di hiasi semenarik mungkin lalu semua menuju ke aula sesuai arahan.
Kini ketiga sahabat itu tengah berjalan santai menuju aula
"Ela, kamu kok gak bawa apa apa?" Tanya Bellva
"Iya, lo gak bawa apa gak buat?" Tanya Rara
Ela yang di beri pertanyaan oleh kedua sahabat hanya mengendikan bahu, "gak tau, lupa kali" jawab Ela santai
Seketika Rara dan Bellva berhenti berjalan sambil menatap Ela horor, Ela yang merasa kedua sahabat nya tidak ada di sebelah nya pun berhenti dan menoleh ke belakang dimana kedua orang itu sudah menatap nya seakan-akan ingin menerkam nya
"Sans kali lo pada, kalo gue di hukum ya jalanin aja. Gosah sok horor gitu, lagian ngapain juga gue buat puisi untuk si kaca spion" kata Ela santai lalu melanjutkan jalannya yang sempat tertunda
"VINCENTIA SHEILA PUTRI" teriak Rara dan Bellva bersamaan, sedang yang di panggil tak menggubris mereka sama sekali
'Aula
"Selamat pagi semuanya." Sapa ketos
"Pagi kak" kompak murid kelas X
"Oke, karena semua nya sudah berkumpul. Langsung saja, kalian menuju kelas X untuk membacakan puisi. Untuk kelompok 1 di kelas X IPS 1, kelompok 2 di kelas X IPA 3, kelompok 3 di kelas X Bahasa 2, dan terakhir kelompok 4 di kelas X IPS 4. Paham?"
"Paham!"
"Oke kalau gitu langsung aja kalian menuju kelas masing masing."
Setelah pengarahan dari ketos, kini murid kelas X menuju ke kelas masing masing seusai kelompok mereka.
***
Sekarang kelompok 1 sedang menunggu giliran untuk membaca kan puisi mereka.
Tak lama kini giliran Bellva yang harus membaca kan puisi nya
Ya Tuhan, bantu aku biar kak Chris suka sama hasil karya ku. Tolong buat aku kuat ngeliat senyum nya biar gak salting terus. Amin. Batin Bellva berdoa
"Hai honey." Sapa Chris
"Ha-hai juga kak." Sapa Bellva gugup
"Tenang gak perlu gugup gitu. PD aja sok sekarang bacain puisi lo, udah gak sabar nih pingin dengerin." Ucap Chris
"Ok kak, ekhem"
"Selembar surat
Semula aku tak percaya
Bahwa ini benar benar terjadi
Ini semua bagaikan mimpi
Namun ini tampak nyata
Kau datang membawa suatu kejutan
Layaknya suara mercon pada malam hari
Aku kini berbahagia
Karena aku bisa melihatmu pada saat ini
Wow, itulah kata pertamaku untukmu,
Parasmu yang begitu menawan,
Perasaan damai yang kau berikan,
Canda tawa yang seakan akan menaungiku,
Tatapan mata yang meneduhkan,
Itulah yang membuatku terkesan kepadamu...Jujur saja
Meskipun dirimu tampak menyebalkan,
Namun kutetap berusaha
Untuk menerimamu apa adanya
Meskipun dirimu terdapat rasa kepedean
Namun kepedeanmu itu,
Justru membuat detak jantungku ingin copot...

KAMU SEDANG MEMBACA
"𝙲𝚕𝚊𝚜𝚜𝚒𝚌 𝚃𝚎𝚎𝚗𝚜"
Novela Juvenil[Follow dulu sebelum baca] Ini kisah tentang sebuah persahabatan, bukan persahabatan biasa. Ini tentang kita, mempertahankan apa yang kita punya. Karena sesungguhnya mempertahankan sebuah hubungan jauh lebih sulit, dibanding harus menjalin hubungan...