"Yah, Tia kemana ya? Kok jam segini belum pulang. Tadi bunda udah tanya ke Annchi sama Fatya, kata mereka Bellva sama Rara udah pulang dari awal." Tanya seorang wanita paruh baya yang di ketahui bernama Bella, bunda Ela
"Ayah juga gak tau bun, bunda udah coba hubungi Tia?" Ucap Bramastha
"Udah yah, nomernya nyambung cuman gak di angkat. Tadi bunda juga udah sempet hubungi Rara langsung, kata dia Tia ada rapat. Tapi kan gak sampai selarut ini." Jawab Bella
"Hmm, coba kita tunggu 1 jam lagi. Kalau Tia belum ada kabar kita langsung cari Tia keluar. Bunda jangan panik, juga jangan hubungi Satria. Ayah gak mau Satria jadi gak fokus sama kuliah nya." Ucap Bramastha
"Huftt, yaudah. Tapi bunda bakal tunggu Tia di sini, bunda gak tenang kalau Tia belum pulang." Ujar Bella
"Oke, ayah mau lanjut kerja dulu" ucap Bramastha
***
"Bell, lo tau tadi bunda telpon gue" cerita Rara menatap Bellva lewat layar laptop nya
"Hah masa? Emang bunda kenapa? Tumben loh telpon kamu" sahut Bellva dari sambungan video call
"Iya, dan lo tau gak apa yang lebih bikin gue terkejut?"
"Apa? Kamu jangan main tebak tebak deh"
"Huft, Ela belum pulang"
"HAH?!"
"KAMU BERCANDA KAN? ELA GAK MUNGKIN BELUM PULANG"
"Astoge, sejak kapan gue bohong apalagi soal Ela. Dan plis deh volume suara lo kecilin dikit, budeg nih kuping gue"
"Hehehe, ya maaf. Tapi serius Ra, ini udah malem banget. Walau Ela rapat harus nya gak selarut ini pulangnya"
"Iya, iya. Gue juga tau. Tapi inget jangan cerita ke bang Vando atau pun bang Satria. Soalnya tadi bunda pesen, jangan kasih tau Nathan cs. Bunda cuma gak mau mereka gak fokus kuliah hanya karna Ela belum pulang."
"Iya iya, tenang aja. Aku gak bakal cerita. Jadi, kita harus gimana? Gak mungkin kan Ela belum pulang dan kita gak ngapa ngapain"
"Hmm, bentar gue mikir dulu.... Aha, telpon dulu aja kali yah. Nanti kalau misal gak nyambung, gue coba cari medsos nya anak OSIS yang ikut rapat terus DM mereka nanya Ela gitu. Gimana? Lo setuju?"
"Boleh, ide kamu cermelang. Tumben Rararada ini, rada pintar.... Hahaha"
"Si painem ini, minta gue gibeng juga."
"Canda kali, udahan ya. Aku mau coba telpon Ela. Kalau gak nyambung, aku kabari kamu, terus kamu jadi stalker aja sana."
"Bawel lo, iya iya."
"Byeee"
"Byee"
Tutt...tutt...tutt...
RARA POV'
Selesai video call sama Bellva, gue nunggu dia telpon Ela dulu.
Bukan nya gue gak mau telpon Ela, tapi kan udah tadi gue atur
Jadi, sekarang gue mau menjadi stalker dadakan
"Hmm, kira kira siapa ya anak OSIS yang gue stalking?" Guman gue sembari tiduran di kamar
Apa kak Aldo aja ya, secara kan dia ketos pasti dia yang mimpin rapat. Toh kalau gue lihat dia cukup terkenal, pasti gampang buat gue stalking. Batin Rara
Gue pun mengambil hp berlogo apple keluaran terbaru dari nakas, dan mulai membuka aplikasi Instagram
Gue mulai search dan coba lihat Instagram OSIS GHS
KAMU SEDANG MEMBACA
"𝙲𝚕𝚊𝚜𝚜𝚒𝚌 𝚃𝚎𝚎𝚗𝚜"
Jugendliteratur[Follow dulu sebelum baca] Ini kisah tentang sebuah persahabatan, bukan persahabatan biasa. Ini tentang kita, mempertahankan apa yang kita punya. Karena sesungguhnya mempertahankan sebuah hubungan jauh lebih sulit, dibanding harus menjalin hubungan...