♡• Enam puluh

60 8 3
                                    

"Kak, kita mau kemana sih?" Tanya Bellva dengan mata yang tertutup oleh kain hitam.

"Sabar lah, sebentar lagi sampai." Jawab Chris dengan sangat lembut, seraya menuntun Bellva.

Bellva berdecak, "sebentar sebentar terus bilangnya, tapi gak sampai-sampai. Aku capek tau, mana gaun aku nyrimpet lagi."

"Iya honey, sabaran yaa... Beneran gak bohong, dikit lagi sampai." Chris pun langsung membantu Bellva menaikkan sedikit gaunnya agar tidak terinjak oleh dirinya ataupun kekasihnya.

"Nah kita sudah sampai." Ucap Chris, namun belum juga membuka penutup mata Bellva.

"Di buka dong kainnya, aku gak bisa lihat nih." Bujuk Bellva.

"Ada syaratnya," Chris tersenyum misterius, namun Bellva tak dapat melihat nya.

"Apa?"

"Kamu harus buat panggilan sayang untuk aku," mendadak Bellva bungkam.

"Kenapa? Kan biar impas dong, aku manggil kamu honey kamu manggil aku apa gitu."

"Eh... Eummm...."

"Kalau gak mau, aku gak akan lepas penutup mata ini."

Bellva mendengus, pasalnya dia itu bukan tipikal cewek neko-neko. Dia masih terlalu polos, dan belum mengerti apa-apa. Dan kalau dia boleh jujur, sebenarnya dia itu sedikit geli ketika Chris memanggilnya dengan panggilan honey. Namun karena dia menyukai Chris, makanya dia bisa menerima panggilan itu.

"Euummmm," Bellva memutar otaknya, dia memaksa agar otaknya mau berpikir. Pokoknya ga mau alay kayak kak Chris. Batinnya.

Dan akhirnya lampu muncul di otaknya. "Kak aku udah nemu panggilan apa yang cocok buat kakak," ucap Bellva tanpa menoleh kemanapun karena dia tidak tau dimana posisi Chris sekarang.

"Apa?" Tanya Chris tidak sabaran.

"Setan," jawab Bellva enteng yang membuat Chris menatapnya tak percaya.

"Seriusan kamu?"

"Bercanda lah kak, hehehe..." Bellva sedikit tertawa walau dia tidak bisa melihat ekspresi Chris saat ini. Sementara Chris membuang nafas lega, dia kira kekasih itu akan bersungguh-sungguh memanggilnya setan. Membayangkannya saja sudah membuat dirinya merinding, bukannya terlihat romantis malah terlihat seram.

"Karena kakak itu lebih tua dari aku, jadi aku tetep panggil kak. Tapi biar kelihatan beda, aku akan panggil kak Ian. Di ambil dari nama kakak Christian, Ian." Ucap Bellva dengan lembut. Chris mengembangkan senyumnya, dia puas dengan pilihan sang kekasih.

"Oke, aku setuju. Sekarang kamu siap-siap, aku bakalan buka penutup mata ini." Bellva mengangguk.

Chris membuka ikatan kain itu, dan akhirnya terlepas sepenuhnya. Bellva yang awalnya memejamkan mata, perlahan-lahan membuka matanya. Pemandangan pertama yang dia lihat sungguh membuatnya takjub.

 Pemandangan pertama yang dia lihat sungguh membuatnya takjub

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"𝙲𝚕𝚊𝚜𝚜𝚒𝚌 𝚃𝚎𝚎𝚗𝚜"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang