"Secueknya perempuan dengan penampilan, jika sudah di hujat ia akan terus mengingatnya."
^^^^^^
Zesya memasuki rumahnya yang sederhana dengan langkah ceria.
"Siang Zesya, tumben pulangnya cepet!" sapa Gesya menoleh sebentar ke arah adiknya itu.
Yang di sapa melirik sebentar. "Siapa ya? Nggak kenal tuh," acuh Zesya mengedikkan bahunya tidak perduli. Gadis itu memilih menghampiri seekor kucing yang sedang tertidur di sofa.
Gesya mendelik sebal, adiknya memang jelmaan dari malin kundang yang sesungguhnya.
"Milky udah minum susu belum?" Sambil mengelus dengan lembut bulu halus kucing kampung itu Zesya bertanya.
Meong...
Mata Zesya melotot. "Apa?! Kamu gak di kasih makan. Kak Gesya, kenapa anak kesayangan aku nggak di kasih makan, sih?" Pekik Zesya dengan cepat mencari-cari makanan khusus untuk kucingnya itu.
"Siapa, ya? Nggak kenal tuh," ujar Gesya menirukan suara Zesya beberapa saat lalu. Umur mereka hanya terpaut empat tahun.
"Ish, dasar kakak durhaka." Zesya berdiri menyiapkan makanan untuk kucing kesayangannya.
"Kamu itu yang durhaka. Kakak sendiri nggak di kenal, eh sekalinya sama kucing kenal," gerutu Gesya hanya manatap adiknya dengan pandangan malas. Ia geleng-geleng sendiri karena melihat kelakuan Zeysa yang semakin hari semakin tidak waras.
Amira yang baru saja datang dari dapur lebih menarik perhatian Geysa. "Cari apa, bun?" tanyanya dengan alis terangkat.
"Lihat dot yang baru bunda beli untuk tetangga nggak, Gesya? Bunda baru beli kemarin, tapi pas bunda cari daritadi gak nemu-nemu," jawab Amira masih berkutat di sekitaran sofa.
Gesya ikut bangkit. Ia membantu bundanya. "ZESYA LIHAT DOT YANG BARU BUNDA BELI NGGAK?!"
Mendengar suara teriakan Gesya, Amira segera bangkit, ia juga ikut menanti kedatangan putrinya yang entah menghilang kemana.
"Ada apa sih, bun? Tumben pada rusuh gini?"Faeza menghampiri bundanya dengan wajah kusut. Ia terbangun karena teriakan suara kakak sulungnya itu.
"Lihat dot yang baru bunda beli kemarin nggak, Za?"
Faeza sontak menggeleng tegas. "Kemarin bunda simpen di meja situ, kan." Tunjuknya ke tengah-tengah ruangan yang terdapat meja bundar.
"Assalamualaikum."
"Walaikumsalam." Amira menghampiri suaminya. Dengan telaten wanita itu melayani Adit yang baru pulang kerja.
"Ayah lihat dot yang baru bunda beli nggak?" Amira langsung menodong suaminya itu dengan pertanyaan. Dirinya sudah kelimpungan mencari sejak tadi pagi.
Adit memijit pelipisnya pening. "Dot yang mana bunda?"
"Ituloh yang bunda beli kemarin sama Faeza. Mau bunda kasih sama tetangga kita," ujar Amira kesal.
"Mungkin keselip, beli yang baru aja. Untuk apa sih? Perasaan tetangga belum ada yang melahirkan, deh." Adit mendudukkan dirinya di sofa ruang keluarga.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Paparazzi
FanfictionAmazing cover by @cumicumi_kokobop Seringnya dikucilkan dan dibandingkan membuat Zesya merasa dirinya makhluk paling menjijikan di dunia ini. Dulu ia berpikir pacaran bagi masa depannya tak akan menjadi masalah, tetapi semua itu enyah seketika saat...