23. Kehilangan.

168 50 22
                                    

"Saat dia pergi, disitulah dia juga akan begitu berharga."

^^^^^^

Sehun kembali berteriak kencang, seraya mengikat tali sepatu sport yang ia gunakan untuk jalan sore ini.

"Aku tidak tuli! Berhentilah berteriak," sahut Zesya menatap sengit Sehun. Ia menunjukkan raut wajah kesal pada pria itu karena tidur siangnya di ganggu.

Apartemen yang sedang sepi, hanya berisikan mereka berdua, membuat Sehun mengajak Zesya menyusuri jalanan kota Los Angles sore ini. Itu semua karena yang lain sedang ada urusan di Los Vegas dari siang tadi, membuat mereka terpaksa meninggalkan Zesya yang begitu terlihat kelelahan bersama dengan Sehun.

"Ya... Aku hanya sedang melatih vocalku," elak Sehun mengembungkan kedua pipinya. Menunjukkan wajah menggemas yang begitu kentara.

Tanpa segan jari telunjuk Zesya menusuk pipi Sehun, mungkin saja hal itu salah satu menjadi kebiasaan Zesya mulai dari pertama kali berjumpa.

"Oke! Pertama-tama, kita buka peta dulu. Aku tidak ingin tersasar di kota sebesar ini," ujar Sehun mulai membuka aplikasi di ponsel pintarnya. Zesya berjalan bersisihan dengan Sehun, seraya memasukkan kedua tangannya di saku hoddie.

Sehun menghela nafas kasar. "Ugh... Kau tunggu disini dulu Zesya. Dompetku ketinggalan di dalam, aku hanya sebentar!" Kemudian pria dengan topi hitam itu melenggang secepat kilat, kembali memasuki unit apartemen.

Suara hembusan nafas Zesya terdengar di koridor lantai 11 gedung itu. Baru saja Zesya akan duduk di salah satu kursi tunggu, seorang gadis berambut pirang mengagetkannya.

"Kita bertemu lagi. Wow... Kau juga tinggal disini?" Vlecia meletakkan kantong belanjaannya dengan pelan. Gadis itu baru saja keluar dari lift dengan membawa dua kantong belanjaan.

Zesya menatap beberapa saat Vlecia. "Ya, apa kau juga tinggal disini?" Tatapan matanya meneliti Vlecia, entah mengapa, gadis pirang itu berhasil membuat Zesta mengaguminya.

"I just moved last night. Where I live that one!" Tukas Vlecia seraya menunjuk pintu apartemen yang hanya sejauh beberapa meter dari apartemen yang Zesya dan para member tempati.

"Aku tidak menyangka ternyata kita tetanggan," sahut Zesya seadanya. Masih begitu canggung karena belum terbiasa dengan orang lain.

Vlecia tersenyum sebagai respon, ia berbisik pelan.

"Aku juga. Aku pindah kesini, karena tidak ingin menyusahkan orang lain di tempat tinggalku yang lama. Lagian, aku sudah besar, sudah waktunya aku mencari kegiatan yang menguntungkan saat ini. Rasanya tidak epic jika aku terus-terusan menumpang dengan keluargaku, apalagi dengan orang lain." Kalimat Vlecia barusan membuat Zesya terdiam beberapa saat. Seolah tersirat sindiran yang mampu membuat Zesya bungkam sedemikian rupa.

"Ups... Aku jadi bercerita tentang kehidupanku, maaf. Kalau begitu aku duluan, aku masih harus berlatih untuk audisi nanti," pamit Vlecia kemudian menyalami Zesya yang masih berdiri kaku. Setelah itu, Vlecia bergegas pergi dengan senyum merekah.

Menumpang... Kata-kata itu terus terngiang di otak Zesya.

Zesya menatap punggung Vlecia yang sudah semakin menjauh. Beberapa saat kemudian Sehun menghampirinya dengan raut wajah bingung.

I'm Not PaparazziTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang