"Keinginan yang besar, akan selalu ada cara untuk mendapatkannya. Entah sekarang atau nanti!"^^^^^^
Mata Zesya terbuka perlahan. Ia menatap sekelilingnya, dengan punggung yang terasa begitu nyeri. Gadis dengan rambut teracak tak menentu itu menguap sekali lagi.
"Good morning sleeping princess!" Sapa Sehun yang duduk tidak jauh dari sofa, tempat Zesya berbaring.
Zesya mengikat rambutnya menjadi satu. Mendelik kesal dengan sapaan Sehun. "I'm not sleeping princess."
"Bagaimana bisa kau mengelak dikatai putri tidur, sedangkan kau bangun kesiangan. Ini sudah hampir jam sembilan pagi," protes Baekhyun yang kelihatannya sudah jauh membaik dari semalam menurut Zesya.
"Oh... Jam sembilan," sahut Zesya mengangguk pelan. Namun, beberapa saat kemudian matamya melotot sempurna.
"Su-sungguh? Mengapa tidak ada yang membangunkanku," gerutu Zesya seraya turun dari sofa. Ia membereskan kertas-kertas yang berserakan di meja kaca.
"Kau belajar bahasa korea?" Pertanyaan Chen memberhentikan langkah Zesya. Gadis itu berbalik cepat, kemudian merampas kertas yang Chen pegang.
"Aku hanya ingin mencobanya semalam, tapi begitu sulit. Kosakatanya saja begitu susah aku hafalkan. Kepalaku mungkin akan meledak pagi buta tadi, jika terus memaksakannya!" ujar Zesya lelah. Walaupun, ada sedikit ketidak jujuran dalam ucapan Zesya barusan. Karena alasan ia belajar bahasa korea bukan karena itu. "Tetapi... Aku bingung. Mengapa aku bisa tertidur di sofa. Padahal aku yakin sekali, setelah beribadah subuh tadi. Aku masih duduk bersila untuk menyelesaikan soal-soal ini," tukas gadis itu menunjukkan kebingungan yang begitu kentara.
"Mungkin saja kau terbangun kemudian melanjutkan tidurmu di sofa kembali," sahut Lay memberi opini yang menurutnya begitu pas.
"Mungkin saja. Tapi, selimut itu?!"
Zesya masih saja berdiri kebingungan. Di antara semua opini tidak ada yang masuk dalam otaknya.
"never mind, the important thing is my sleep is comfortable." Zesya melenggang acuh.
Gadis itu memasuki kamar yang ia tempati selama di apartemen ini, kemudian menutup pintu itu dengan pelan. Zesya melangkah ke depan cermin besar di sudut kamar.
"annyeonghaseyo, Zesyaneun Zesyaibnida!" Ucap Zesya memperagakan apa yang ia pelajari sejak semalam di depan cermin.
Beberapa saat kemudian Zesya memekik senang. Ia meloncat-loncat kegirangan, tapi sebisa mungkin ia tahan agar tidak mengundang gadus di luar sana.
"Wow... Aku semakin berkembang saja, bahasa inggrisku sudah begitu baik, dan saat ini aku akan bisa bahasa korea. Itu hebat, tidak masalah jika hanya perkenalan nama saja," oceh Zesya kegirangan. Ia memegang pinggangngnya dengan senyun lebar.
"Tapi... Semua orang masih saja terus membullyku, oke, jangan pikirkan Zesya!" Gumam Zesya menepuk kedua pipinya sedikit lebih keras. Jika tidak, hatinya akan semakin membeku.
"Aku harus bisa secepat mungkin bisa bahasa korea, agar aku tahu, apa yang sebenarnya Suho dan Baekhyun bicarakan semalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Paparazzi
FanfictionAmazing cover by @cumicumi_kokobop Seringnya dikucilkan dan dibandingkan membuat Zesya merasa dirinya makhluk paling menjijikan di dunia ini. Dulu ia berpikir pacaran bagi masa depannya tak akan menjadi masalah, tetapi semua itu enyah seketika saat...